nusabali

Novel Kecewa, Saksi Kunci Dipublikasi oleh Polisi

  • www.nusabali.com-novel-kecewa-saksi-kunci-dipublikasi-oleh-polisi

Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan diperiksa penyidik Polri di Singapura hingga pukul 17.00 waktu setempat.

JAKARTA, NusaBali
PPada kesempatan itu, Novel menyampaikan keterangan tambahan berisi kekecewaannya terhadap proses penyidikan yang dilakukan polisi.
 
Hal itu dikonfirmasi salah satu anggota Tim Advokasi Novel Baswedan, Yati Andriyani, yang ikut mendampingi pemeriksaan Novel di Singapura, Senin (14/8).
 
Salah satu kekecewaan Novel karena identitas sejumlah saksi kunci dipublikasi oleh polisi. Novel berpendapat, seharusnya polisi melindungi dan menjaga saksi kunci agar mereka memberi keterangan dengan baik dan aman.
 
Selain itu, penyidik juga dinilai terburu-buru membuat kesimpulan sendiri dan mempublikasikan kesimpulan itu. Novel menilai, ada kesan menutupi pihak-pihak tertentu.
 
“Hal ini terkait orang yang memata-matai saya di depan rumahnya, yang polisi sebut sebagai mata elang. Padahal banyak orang menceritakan tidak demikian dan di antara orang tersebut ada yang berupaya masuk ke rumah saya dengan berpura-pura ingin membeli gamis laki-laki,” kata Novel dalam keterangan tertulis seperti dilansir cnnindonesia.
 
Kekecewaan lain yang disampaikan Novel yaitu polisi tidak bisa menemukan sidik jari pada cangkir yang digunakan untuk menyiram wajahnya dengan air keras. Padahal menurut Novel, sidik jari itu menjadi bukti penting untuk mengungkap kasus.
 
Selain itu, Novel juga menilai penyidik menjaga jarak dengan keluarganya. Polisi tidak memberikan surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan (SP2HP) ke pihak keluarga.
 
Novel menambahkan, dirinya pernah diberitahu anggota Densus 88 yang melakukan investigasi dan menemukan indikasi pelaku. Dia menerima foto orang yang diduga pelaku.
 
Novel kemudian mengirim foto itu ke adiknya untuk diperlihatkan kepada beberapa orang yang pada saat kejadian ada di sekitar lokasi. Hasilnya, banyak orang yang mengenali foto tersebut.
 
"Mereka meyakini orang tersebut sebagai pelaku (pengintai atau eksekutor). Foto tersebut kemudian saya berikan kepada Kapolda dan Rudy (Dirkrimum Polda Metro Jaya). Kejadian sekitar tanggal 19 April 2017," kata Novel.
 
Novel diteror dengan cara disiram air keras oleh dua orang tak dikenal usai menjalani salat subuh di masjid dekat rumahnya pada 11 April lalu. Akibat kejadian itu, kedua matanya terluka parah hingga akhirnya dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura.
 
Setelah lebih dari empat bulan, polisi belum berhasil mengungkap pelaku dan aktor intelektual di balik serangan teror tersebut. Pemeriksaan terhadap Novel hari ini sebagai upaya mengusut kasus teror yang dialami Novel.  *

Komentar