nusabali

Kepanasan, Beberapa Peserta Jatuh Pingsan

  • www.nusabali.com-kepanasan-beberapa-peserta-jatuh-pingsan

Peserta upacara ritual Bayuh Sapu Leger dan Bayuh Oton massal yang digelar Pemkab Tabanan bekerjasama dengan Yayasan Siwa Murti Bali di Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri pada Sukra Wage Wayang, Jumat (28/7), tembus hampir 10.000 orang, dari semula hanya ditarget untuk 6.000 orang.

Peserta Bayuh Sapu Leger dan Bayuh Oton Tembus 10.000 Orang

TABANAN, NusaBali
Karena pesertanya penuh sesak, sedikitnya ada 6 orang yang sampai jatuh pingsan. Krama dari berbagai pelosok Tabanan sudah berdatangan ke lokasi upacara di DTW Tanah Lot, tepatnya seputar Pura Luhr Pakendungan, sejak subuh pukul 05.00 Wita. Mereka berebut mendaftar ulang untuk mendapatkan nomor antrean. Sedangkan upacara Bayuh Sapu Leger dan Bayuh Oton baru dimulai 3 jam kemudian, tepatnya pagi pukul 08.00 Wita.

Prosesi ritual Bayuh Sapu Leger dan Bayuh Oton yang berlangsung hingga sore pukul 16.00 Wita kemarin dipuput oleh Tri Sadaka, yakni Ida Pedanda Siwa Griya Taman Sari, Ida Pedanda Budha Griya Jadi, dan Ida Pedanda Rsi Bhujangga Griya Kaba Kaba.

Awalnya, prosesi ritual berjalan lancar. Namun, memasuki siang sekitar pukul 13.00 Wita, satu demi satu peserta bertumbangan pingsan. Mereka didominasi remaja perempuan. Bahkan, ada pula peserta yang berteriak-teriak histeris seperti oang kerauhan (kesurupan). Mereka bertumbangan saat ritual nunas panglukatan Tirta Wayang karena berhimpitan. Peserta yang bertumbangan ini langsung digotong petugas Satpol PP Tabanan ke tempat teduh dan kemudian ditolong tim kese-hatan.

Salah satu peserta, Dian Antari, 16, asal Ubud, Gianyar bahkan harus mendapatkan bantuan pernapasan Oksigen, karena lemas. Sempat sadarkan diri, namun Dian Anatri kembali jatuh pingsan ketika mencoba berdiri. Selanjutnya, remaja berusia 16 tahun ini dibawa ke mobil ambulans untuk mendapatkan terafi Oksigen.

Korban lainnya adalah Ayu Indrayani, remaja asal Banjar Pasekan, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan, yang mengalami sesak napas saat berhimpitan nunas panglukatan Tirta Wayang. Bahkan, Ayu Indrayani sempat mengalami muntah-muntah hingga lemas. "Ini karena suasananya panas, saya sesak," tutur Ayu yang menmgaku sudah standby di lokasi upacara sejak pagi pukul 06.00 Wita.

Sedangkan 4 korban pingsan lainnya masing-masing Ni Kadek Yuliani, 16 (siswi SMAN 1 Kediri asal Desa Pandak Gede, Kecamatan Tabanan), Ni Kade Oka Rahayu, 16 (asal Banjar Telengis, Desa Bengkel, Kecamatan Tabanan), Ni Made Lilis Vilianti, 15 (asal Banjar Panti, Desa Pandak Gede, Kecamatan Tabanan), dan Komang Gita Aritania Sawitri, 17 (asal Banjar Wanasari Baleran, Desa Wanasari, Kecamatan Tabanan).

Dari 6 peserta ritual Bayuh Sapu Leger dan Bayuh Oton yang jatuh pingsan ini, 2 orang di antaranya harus dilarikan ke BRSUD Tabanan menggunakan ambulans, karena kondisinya drop. Mereka masing-masing Ni Kadek Yuliani dan Ni Made Lilis Vilianti.

Sekda Kabupaten Tabanan, I Nyoman Wirna Ariwangsa, mengatakan membludaknya peserta upacara ritual Bayuh Sapu Leger dan Bayuh Oton ini memang di luar dugaan. Berdasarkan daftar yang diceknya, jumlah peserta mendekati 10.000 orang. Belum lagi keluarganya yang mengantar sebanyak 15.000 orang, sehingga  memadati areal upacara. Padahal, semula panitia hanya menargetkan kisaran 6.000 peserta.

"Tak heran jika suasana sesak, peserta jadi kepanasan, dan beberapa orang akhirnya jatuh pingsan," ujar Sekda Wirna Ariwangsa kepada NusaBali. "Untuk peserta yang dilarikan ke BRSUD Tabanan, biaya perawatannya akan ditanggung pemerintah,” imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti menyatakan upacara ritual ritual Bayuh Sapu Leger dan Bayuh Oton massal ini sengaja digelar untuk menepis pemikiran bahwa upacara yadnya harus menelan biaya yang mahal. "Asalkan kita gotong royong, yakinlah bisa kita laksanakan upacara tanpa membebani siapa pun. Terbukti hari ini, kita bisa membantu. Ini investasi karma," ujar Bupati yang juga Penasihat Yayasan Siwa Murti Bali ini.

Ke depan, kata Eka Wiryastuti, kegiatan ritual ini akan digelar rutin, mengingat antusisme krama yang mengikutinya. Tanggal 7 Agustus 2017 nanti, pihaknya akan mengumpulkan para Pamangku Kahyangan Tiga se-Kabupaten Tabanan untuk diberikan asuransi kematian dan asuransi kecelakaan, sebagai wujud kasih sayang.

Selain itu, pihaknya dalam waktu dekat juga akan melaksanakan upacara Metatah Massal yang melibatkan 3.000 peserta, di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli. "Tujuannya, untuk meringankan beban mereka supaya tidak ada utang secara niskala," jelas Srikandi PDIP asal Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan ini.

Kegiatan ritual Bayuh Sapu Leger dan Bayuh Oton massal ini mendapat sambutan positif Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama. Mantan Bupati Tabanan dua periode ini mengatakan kegiatan ini sangat bagus untuk kebangkitan kesadaran umat. "Tentu saya sebagai wakil rakyat Bali berterima kasih kepada Pemkab Tabanan dan Yayasan Siwa Murti,” ujar ayah dari Bupati Eka Wiryastuti ini.

Dukungan serupa juga disampaikan Ketua Umum PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, yang notabene Ketua Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGSSR). “Ritual ini penting untuk menghilangkan leteh dan dapat menyucikan diri. Lagipula, ini melibatkan ribuan umat Hindu dari lintas soroh. Saya salutr dengan Bupati Tabanan,” jelas mantan Danjen Kopassus dan Pangdam IX/Udayana ini. *d

Komentar