nusabali

Guru SMAN 1 Negara Sabet Emas Olimpiade

  • www.nusabali.com-guru-sman-1-negara-sabet-emas-olimpiade

Prestasi membanggakan ditorehkan Kadek Adi Hirawan SPd, 27, guru bidang Biologi dari SMAN 1 Negara, Jembrana.

Kadek Adi Hirawan Juga Raih Predikat Best Presentation dan Best Experiment


DENPASAR, NusaBali
Guru berstatus tenaga kontrak ini sukses sabet medali emas dalam Olimpiade Guru Nasional (OGN) yang digelar Universitas Negeri Jog-jakarta, 18-21 Juli 2017. Bukan hanya itu, dia juga memboyong dua ka-tegori lainnya: Best Presentation dan Best Experiment.

Dalam OGN yang untuk kali pertama diikutinya, Kadek Adi Hirawan selaku wakil Bali membawakan presentasi dan eksperimen tentang menguji aktivitas ragi. Dia berhasil membuktikan kalau fermentasi atau aktivitas ragi mampu menghasilkan gas karbon dioksida (CO2). Padahal, selama ini disebutkan fermentasi hanya menghasilkan gas saja, bukan secara spesifik CO2.

Adi Hirawan sendiri lolos mewakili Bali ke ajang OGN di Jogjakarta, setelah melewati proses panjang. Awalnya, dia didorong oleh Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Negara untuk mengikuti olimpiade khusus para guru tersebut. Kemudian, guru Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, 16 Juli 1990 ini, mengikuti seleksi tingkat kabupaten.

Lolos menjadi wakil dari Kabupaten Jembrana, Adi Hirawan kemudian mengikuti seleksi di tingkat Provinsi Bali yang diuji oleh tim pusat. Ternyata, dia lolos sebagai wakil Bali bersama guru SMKN 2 Denpasar, Laksmi.

"Dari hasil seleksi panjang itu, 15 tertinggi yang lolos passing grade dipanggil untuk ikut dalam laga final di sini (OGN di Jogjakarta, Red). Dari Bali, hanya saya dan Bu Laksmi yang lolosi. Bu Laksmi lomba di bidang Bahasa Inggris, tapi beliau belum beruntung membawa medali untuk Bali," ungkap Adi Hirawan saat dihubungi NusaBali per telepon di Jogjakarta, Jumat (21/7).

Adi Hirawan mengaku sempat merasa tidak percaya diri saat pembukaan OGN di Jogjakarta, 18 Juli 2017 lalu. Pasalnya, medan persaingan lumayan berat, karena wakil daerah lain merupakan senior-senior yang sudah sering turun gunung ikut kegiatan-kegiatan sejenis.

"Awalnya saya nggak pede, karena baru pertama kali ikut lomba tingkat nasional. Apalagi, setelah melihat pesertanya pada senior-senior semua. Saya nggak yakin juga, saya tidak ada target khusus. Saya anggap saja ke sini jalan-jalan saja," tutur guru yang masih melajang di usia 27 tahun ini.

Menurut Adi Hirawan, dirinya bersama peserta lain 'digembleng' selama tiga hari dalam OGN di Jogjakarta. Topik yang dibawakan adalah eksperimen sederhana tentang fermentasi atau aktivitas ragi yang menghasilkan gas CO2. Berkat eksperimen dan presentasinya inilah, Adi Hirawan berhak atas medali emas dan sekaligus meraih dua gelar berghengsi lainnya: Best Presentation dan Best Expreriment.

"Saya berhasil membuktikan kalau fermentasi mampu menghasilkan gas CO2. Karena yang selama ini di sekolah-sekolah, hanya disebutkan fermentasi menghasilkan gas saja, bukan secara spesifik gas CO2. Jarang dipraktekkan bagaimana caranya menguji bahwa itu gas karbon dioksida," jelas Adi Hirawan.

Dengan sedikit modifikasi, Adi Hirawan akhirnya dia mampu memukau tim penilai dan membuktikan keberadaan gas CO2 dalam aktivitas fermentasi. Sedangkan peserta OGN lainnya, hanya mampu mempresentasikan fermentasi menghasilkan gas semata.

"Kita langsung eksperimen. Dikasi bahan dan alat, terus disuruh membuat eksperimen untuk menguji aktivitas ragi itu. Kalau wakil dari daerah lain, mereka sebagian besar hanya menguji bagaimana menghasilkan gas. Cukup di situ saja hanya dengan menggunakan gelas dan balon, lalu ditutupi sehingga ada gas mengembung,” katanya.

“Nah, kalau saya modifikasi sedikit. Jadi, gas yang ada di balon itu, diuji lagi sehingga membuktikan bahwa benar adalah gas CO2," lanjut guru Biologi jebolan S1 Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas MIPA Undiksha Singaraja ini.

Meski tidak ada target khusus, bukan berarti Adi Hirawan tak mempersiapkan diri menghadapi OGN di Jogjakarta. Dia mengaku mempelajari materi secara rutin dan terus meng-update ilmu-ilmu terbaru. Dia juga meminta masukan kisi-kisi materi dari guru senior di SMAN 1 Negara yang tahun lalu juga sempat mewakili Bali ke OGN untuk bidang ekonomi akuntansi.

"Sebenarnya, tidak ada persiapan khusus. Hanya saja, biasanya sebelum mengajar di kelas, saya baca-baca dikit, terus update ilmu-ilmu baru serta kisi-kisinya dibaca-baca. Kisi-kisinya banyak keluar di sini," tutur Adi Hirawan. "Kalau pembinaan dari tingkat provinsi, kami difasilitasi dalam bentuk informal. Ketemu sama instruktur atau mentor yang ada di provinsi sebanyak dua kali. Dari Disdik Provinsi Bali juga menemani sejak hari kedua."

Adi Hirawan mengaki sangat bahagia dan bangga bisa memboyong medali emas dan dua penghargaan lainnya dari Olimpiade Guru Nasional. Dia tidak menyangka pengalaman pertamanya begitu luar biasa. "Ini pengalaman pertama saya. Sebelumnya memah pernah ikut Olimpiade waktu SMA dan kuliah, tapi belum pernah lolos sampai tingkat nasional," sebutnya.

Adi Hirawan berharap setelah prestasi yang diraih di GNO ini, anak didiknya di SMAN 1 Negara juga berkesempatan mewakili Bali ke ajang nasional. "Ini menjadi motivasi buat saya. Setelah ini, pengennya sih ada siswa saya nanti bisa tembus ke tingkat nasional. Ini harus dibimbing ekstra," ujar anak bungsu dari dua bersaudara keluarga pasangan Putu Karya dan Ni Luh Sueni ini. *in

Komentar