nusabali

Mahasiswa Australia-Unud Kuliah Kolaborasi

  • www.nusabali.com-mahasiswa-australia-unud-kuliah-kolaborasi

Di Taman Ayun, mahasiswa mendapat penjelasan mengenai sejarah pura dan perkembangannya menjadi daya tarik wisata.

Kunjungi Pura Taman Ayun dan Puri Taman Sari

MANGUPURA, NusaBali
Mahasiswa peserta kuliah kolaborasi ‘Cultural Tourism in Southeast Asia’ mengunjungi Pura Taman Ayun, Kecamatan Mengwi, Badung dan model community based tourism (CBT) Puri Taman Sari di Desa Peken Belayu, Kecamatan Marga, Tabanan, Sabtu (15/7). Kuliah kolaborasi ini diikuti 16 mahasiswa dari University of Melbourne Australia dan 5 mahasiswa dari Fakultas Pariwisata Unud. Kegiatan kuliah kolaborasi yang dilaksanakan di Prodi S-2 Kajian Pariwisata Unud ini merupakan program New Colombo Plan dari Pemerintah Australia. Kegiatan perkuliahan sendiri berlangsung sejak 10 hingga 21 Juli 2017.

Saat berkunjung ke Taman Ayun dan Puri Taman Sari, para mahasiswa ini didampingi dua dosen, yakni Dr Paul Green dari University of Melbourne dan Prof I Nyoman Darma Putra dari Prodi S-2 Kajian Pariwisata Unud. Di kedua tempat itu, mahasiswa yang berasal dari University of Melbourne dan Universitas Udayana itu diterima Anak Agung Prana.

Di Taman Ayun, mahasiswa mendapat penjelasan mengenai sejarah pura dan perkembangannya menjadi daya tarik wisata. Dijelaskan pula Taman Ayun menjadi bagian dari warisan budaya dunia UNESCO dalam label Cultural Landscape of Bali Province tahun 2012. 

“Pura ini sangat asri, lestari, agung dan anggun. Suasana bersih, damai, tenang. Tidak ada toko dan pedagang acung,” ujar Anak Agung Prana. Menurut Agung Prana, Pura Taman Ayun tetap memiliki fungsi religiusnya dan sebagai pura pengatur air untuk subak atau sawah di sekitarnya, Taman Ayun memiliki fungsi tambahan sebagai daya tarik wisata. Setelah kunjungan di Taman Ayun, mahasiswa diajak ke Puri Taman Sari sekitar 10 menit dari Taman Ayun. 

Tempat ini merupakan model wisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism/CBT), yang pernah dikunjungi delegasi APEC ketika bersidang di Bali tahun 2013 lalu. Di Taman Sari terdapat 40 akomodasi yang dikelola secara bersama oleh Agung Prana dan masyarakat. Masyarakat membangun rumahnya dan menjadikan homestay. Total kamar yang ada 40 buah, dengan harga sekitar Rp 500 ribu per malam. Dalam ceramahnya di Puri Taman Sari, Agung Prana tak hanya menjelaskan konsep pariwisata berbasis masyarakat, tetapi juga pengalamannya menerapkan CBT ekowisata di Pemuteran, Buleleng. 

Mahasiswa mendapat kesempatan untuk menonton video rehabilitasi terumbu karang di Pemuteran, Buleleng. Mahasiswa semangat dalam berdiskusi dan mengaku kagum atas prestasi Agung Prana yang sudah dibacanya di berbagai media. “Baru kali ini saya dapat melihat dan mendengarkan langsung ceramah Bapak,” ujar Ganes, salah seorang mahasiswa. 

Usai diskusi, wakil mahasiswa Jess Zanoni dari Melbourne menyampaikan kenang-kenangan dan terima kasih atas pencerahan mengenai model CBT yang diberikan Anak Agung Prana. “Kami mendapat pengetahuan dari ceramah, dari melihat, dan merasakan di sini,” ujarnya. *k21

Komentar