nusabali

Pastika: Lebih Banyak yang Mengklaim Lebih Bagus

  • www.nusabali.com-pastika-lebih-banyak-yang-mengklaim-lebih-bagus

Pagi ini, Pastika membedah buku ‘Bali Mandara Estafet Untuk Generasi Muda’  di Gedung Wiswasabha Utama Kantor Gubernur Bali.

Bali Mandara Diklaim PDIP

DENPASAR, NusaBali
Inilah sikap Gubernur Made Mangku Pastika atas pernyataan juru bicara Fraksi PDIP DPRD Bali yang mengklaim Program Bali Mandara digagas PDI Perjuangan. Gubernur Pastika menyatakan makin banyak yang mengklaim dan mengakui malah makin bagus. Pastika pun tidak masalah kalau Program Bali Mandara tidak lagi dilanjutkan ketika dirinya lengser sebagai Gubernur Bali 2018 mendatang.

Gubernur Pastika kemarin membeber soal Program Bali Mandara yang membawa banyak perubahan bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Bali. “Semua orang boleh mengakui Bali Mandara. Program Bali Mandara itu didesain untuk mensejahterakan rakyat. Untuk keadilan, kesejajaran. Mengangkat martabat orang miskin,” papar Gubernur Pastika di Kantor Gubernur Bali Niti Mandala Denpasar, Kamis (13/7) sore kemarin.

Pastika mengatakan, tidak satupun bisa mengklaim Program Bali Mandara. Termasuk dirinya yang menjadikan Program Bali Mandara sebagai Visi-Misi ketika berpasangan sebagai Cagub-Cawagub di Pilgub Bali 2013 bersama Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga. “Tidak satu orang pun bisa mengklaim. Saya saja nggak berani mengklaim. Karena itu pikiran banyak orang dengan didiskusikan banyak profesor dan akademisi. Ada Prof Dr Dewa Suprapta, Prof Gede Sri Darma dan banyak lagi,” tegas Pastika.

Menurut Pastika, konsep Bali Mandara itu memang awalnya hasil pikiran dari dirinya dengan Mayjen TNI (purn) Putu Tastra Wingarta. “Konsepnya dari saya sama Pak Putu Wingarta. Nah kemudian dilanjutkan dalam dikusi panjang dengan akademisi. Kita cari tahu sejarahnya kondisi rakyat seperti apa masalahnya? Makanya saya tanya-tanya libatkan akademisi,” ungkap mantan Kapolda Bali ini.

“Pikiran saya pertama waktu itu Bali harus maju. Karena saya lihat waktu jadi Kapolda pikiran kita stagnan. Dibandingkan dengan negara lain yang maju, tetapi kita mundur. Feodalisme, sangat feodal. Mungkin warisan masa lalu. Tradisi tidak baik tidak boleh diteruskan,” tambah Pastika.

Pria kelahiran Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini menyebutkan banyak yang tidak mau dan berpikir maju. “Makanya Bali Mandara itu huruf M nya itu artinya Maju. Bukan saya anti tradisi. Tetapi tradisi jelek kita hilangkan. Misalnya tajen itu, tajen tidak baik. Banyak yang buat sengsara rakyat Bali,” katanya.

Pastika juga menyebutkan banyak yang bilang dari tajen dapat pekerjaan, tetapi pekerjaan yang kecil-kecil kayak dagang lawar, tukang parkir. Tidak sebanding dengan dampaknya yang dirasakan. “Jangan salah, Lapangan Seririt Buleleng itu milik kakek saya. Itu habis karena tajen,” ucap penyandang Asia Star Tahun 2003 ini .

Terkait dengan Program Bali Mandara ini, Gubernur Pastika akan mengajak tokoh-tokoh masyarakat berdiskusi sekaligus membedah buku ‘Bali Mandara Estafet Untuk Generasi Muda’  di Gedung Wiswasabha Utama Kantor Gubernur Bali, Jumat (14/7) pagi hari ini.

“Kadang kan orang sering punya pendapat dan jalan sendiri. Katanya My Way. Bagi saya tidak harus stagnan. Zaman sudah berubah, kemarin sukses, belum tentu kedepan sukses. Itu dulu, ya dulu. Jangan mengagungkan masa lalu. Otak dibuka, visi itu masa depan. Kalau terus ke masa lalu, ya nggak maju-maju. Terus merasa hebat sendiri. Sekarang mungkin dianggap bagus. Tetapi setahun lagi belum tentu,” pungkas pria yang sudah menginjak usia 66 tahun tersebut.

Seperti diberitakan sebelunyamnya, juru bicara Fraksi PDIP DPRD Bali, I Nyoman Parta saat Sidang Paripurna di Gedung DPRD Bali, Senin (10/7)  menceritakan riwayat program Bali Mandara, termasuk siapa-siapa saja terlibat di dalamnya.

Menurut Parta, Program Bali Mandara ini adalah hasil karya PDIP ketika Mangku Pastika diusung sebagai Cagub di Pilgub Bali tahun 2008. Kemudian Program Bali Mandara dilanjutkan oleh Gubernur Pastika ketika diusung Golkar dan Demokrat di Pilgub Bali 2013.  “Bali Mandara digagas PDIP. Kemudian dilanjutkan Golkar dan Demokrat dengan Bali Mandara Jilid II. Nggak mungkin ada II kalau tidak ada I. Kami tidak menepuk dada, karena banyak masyarakat memberikan apresiasi.,” ungkap Parta disambut tepuk tangan hadirin. *nat

Komentar