nusabali

Agar Bisa Kabur, 5 Jam Kuras Air di Terowongan

  • www.nusabali.com-agar-bisa-kabur-5-jam-kuras-air-di-terowongan

Tim gabungan Polsek Kuta Utara dan Polres Badung dengan diback-up Polda Bali gelar rekonstruksi kaburnya empat narapidana dari LP Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Kamis (13/7).

Rekonstruksi Kaburnya Empat Narapidana Asing dari LP Kerobokan


DENPASAR, NusaBali
Terungkap, keempat napi berkewarganegaraan asing ini kabur dari LP Kerobokan, 19 Juni 2017 subuh, melalui terowongan yang airnya harus mereka kuras selama 5 jam.

Rekonstruksi empat napi kabur ini, Kamis kemarin, digelar di dua lokasi terpisah. Pertama, di LP Kerobokan. Kedua, di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung. Dalam rekonstruksi yang digelar sejak pagi pukul 09.30 Wita itu, diperagakan 66 adegan.

Dua napi kabur yang berhasil ditangkap kembali di Timor Leste, Dimitar Nikolov Iliev, 43 (WN Bulgaria) dan Sayed Muhamad Said, 32 (WN India), dikeler dari dalam sel tahanan untuk memperagakan satu per satu adegan kabur hingga sampai di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban. Sedangkan dua napi kabur lainnya yang masih buron: Shaun Edwrad Davidson, 33 (WN Australia) dan Tee Kok King bin Tee Kim Sai, 50 (WN Malaysia) diperankan petugas kepolisian.

Khusus rekonstruksi di LP Kerobokan, memperagakan 50 adegan. Sementara rekonstruksi di Bandara Ngurah Rai memperagakan 16 adegan. Adegan rekonstruksi dimulai dari dalam Blok Bedugul LP Kerobokan di mana keempat napi asing ditahan. Awalnya, keempat napi menjebol plafon untuk tembus ke atap, 18 Juni 2017 malam pukul 22.00 Wita. Berhasil tembus ke atap, mereka selanjutnya menuju bagian belakang klinik yang menjadi akses awal masuk ke dalam terowongan.

Yang pertama keluar adalah Shaud Edward Davison, disusul Tee Kok King, Sayed Muhamad Said, dan Dimitar Nikolov. Mereka kabur saat sedang hujan. Wadir Reskrimsus Polda Bali, AKBP Ruddi Setiawan, mengatakan saat tiba di atas lubang terowongan, para napi sempat kebinggungan karena terowongannya penuh air. Napi Tee Kok King kemudian masuk ke dalam lubang untuk memeriksa, sementara tiga lainnya menunggu di atas.

Tidak kehabisan akal, mereka kemudian ambil ember bekas cat untuk menguras air terowongan sempit berukuran 75 cm x 30 cm sepanjang 15 meter yang berada 1,5 meter di bawah tanah tersebut. Pengurasan air dilakukan selama hampir 5 jam. Akhirnya, dinihari sekitar pukul 02.30 Wita, air habis terkuras, hingga para napi masuk ke terowongan di mana Shaud Edward dalam posisi terdepan, disusul Tee Kok King, Sayed Muhamad Said, dan Dimitar Nikolov.

Pada adegan ke-40, para napi tiba di luar terowongan tepat di sisi utara LP Krobokan. "Setelah itu, mereka menyeberangi Jalan Mertanadi Kerobokan, selanjutnya  mengganti baju di sebuah bangunan kosong. Dari sana, mereka lanjut berjalan kaki menuju kearah selatan lampu merah Simpang Jalan Mertanadi-Jalan Sunset Road Legian, lalu menunggu taksi," jelas AKBP Ruddi.

Sementara, tempat rekonstruksi kedua dilakukan mulai dari depan pintu masuk Bandara Ngurah Rai. Dua napi yang akhirnya tertangkap kembali, Dimitar Nikolov dan Sayed Muhamad Said, sempat berhenti di sebuah minimarket. Mereka bertemu dengan rekan Dimitar Nikolov bernama Niko (WN Bulgaria). Saat itulah, Niko menyerahkan koper warna hijau dan uang tunai Rp 25 juta.

Usai menerima uang, kedua napi menumpang taksi untuk masuk ke area bandara dan menuju Starbuck. Di tempat itu, seorang bernama Lexi Maku Boro alias Alex sudah menunggu untuk menyerahkan boarding pass. Untuk jasanya itu, Dimitar memberi Lexi uang sebesar Rp 10 juta. Kemudian, kedua napi ini berjalan santai melewati security check point (SCP) 2 bandara, lalu menuju ruang tunggu keberangkatan internasional.

Tak lama berselang, Dimitar Nikolov dan Sayed Muhamad Said melewati boarding gate 5 untuk menuju pesawat Lion Air dan berhasil lolos dari pemeriksaan petugas. Sebaliknya, dua napi lainnya tidak terceritakan dalam rekonstruksi di bandara. *dar

Komentar