nusabali

Doa dan Keprihatinan dengan Angka 9 untuk Ahok

  • www.nusabali.com-doa-dan-keprihatinan-dengan-angka-9-untuk-ahok

Genap dua bulan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjalani masa tahanan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

DENPASAR, NusaBali
Sejumlah komunitas pendukung Ahok yang mengatasnamakan diri ‘Masterpiece NKRI Pancasila’ melaksanakan sebuah diskusi dan doa bersama untuk Ahok di sebuah tempat di Jalan Gunawarman Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (9/7) malam. Acara ‘Refleksi dan Keprihatinan Kasus Ahok dan Kebebasan Berbicara/berpendapat’ dengan sub tema ‘Doa dan Keprihatinan untuk Ahok’ ini akan berlanjut dengan angka 9 (dilakukan setiap tanggal 9) sampai masa tahanan Ahok berakhir. 

Acara doa bersama untuk Ahok ini merupakan wujud solidaritas pendukung Ahok, secara bergilir doa dipimpin oleh tiga orang seperti Yulianto dari Muslim, Yoram dari Kristen, dan Made Deka dari Hindu. Mereka secara bersama-sama mendoakan Ahok, agar dalam menjalani masa tahanan selalu dalam kondisi sehat dan diberikan kekuatan serta keluarga selalu diberikan ketabahan dalam menjalani segala cobaan. Para pendukung Ahok ini yakin keadilan pasti akan datang pada waktunya. Setelah acara doa bersama selanjutnya dilakukan sesi diskusi dengan moderator Bahar Siagian. Dalam sesi diskusi diundang sebagai narasumber, yaitu I Wayan Sudirta yang juga sebagai Pengacara Ahok dan Ade Armando MSc, akademisi Universitas Indonesia (UI). Wayan Sudirta dalam rilisnya kepada NusaBali, Selasa (11/7) menyampaikan ada ‘keresahan massal’ akan isu terbentuknya negara khilafah dengan mengganti dasar Negara Pancasila, sehingga berujung pada ketidakutuhan NKRI. 

“Jangan ada sebagian orang yang merasa tidak nyaman dan sebagian orang membuat suasana resah atas adanya isu tersebut. Ini adalah permasalahan kita bersama. Karena sesungguhnya pencinta NKRI yang dalam kondisi batinnya merasa resah mayoritas di negara ini, sedangkan pihak-pihak yang membuat suasana tidak nyaman minoritas,” ujar Sudirta. 

Karena itu Sudirta mengatakan mereka sebagai pendukung Pancasila dan NKRI yang mayoritas tidak boleh diam dan membiarkan kaum minoritas yang membuat suasana tidak nyaman itu menjadi beranggapan merekalah yang mayoritas. Sudirta menambahkan dengan terlaksananya acara rutin di tanggal 9 setiap bulannya, selama Ahok dalam masa tahanan akan terus berjalan. “Ini bertujuan untuk menjaga semangat agar pengorbanan Ahok sebagai sebuah keteladanan tidak luntur dan tidak pernah padam menjaga perjuangan,” tegas mantan senator RI periode 2004-2009 ini.

Di samping itu dalam mengatasi kelompok-kelompok radikal, Sudirta yang juga anggota Forum Advokat Pengawal Pancasila (FAPP) akan menyiapkan kajian berupa Perppu untuk pembubaran ormas intoleran. Dia juga akan mengusulkan kepada presiden agar ormas intoleran dapat segera dibubarkan. Sehingga keresahan yang selama ini di masyarakat bisa dihilangkan. 

“Kita berduka karena supremasi hukum tidak ditegakkan, karena ada pihak tertentu yang tidak mau disentuh oleh aparat hukum sementara itu Ahok harus diadili dan dihukum hanya karena tekanan massa. Kita harus terus ‘berteriak’ mendukung para aparat,” ujar Sudirta. Sudirta mengatakan penegak hukum sebagai legitimasi sosial agar mereka berani bertindak tegas dan adil. “Memperjuangkan kesempatan yang sama bagi seluruh WNI termasuk Ahok untuk berkarya merupakan wujud nyata dari prinsip Bhinneka Tunggal Ika,” kata senator asal Desa Pidpid, Kecamatan Abang, Karangasem ini. 7 nat 

Komentar