nusabali

Kini Jadi Tempat Tidur Buruh Proyek

  • www.nusabali.com-kini-jadi-tempat-tidur-buruh-proyek

Kondisi bangunan SMP PGRI 8 Payangan di Desa Buahan, Kecamatan Payangan, Gianyar, memprihatinkan.

Kondisi Bangunan Bekas SMP PGRI 8 Payangan

GIANYAR, NusaBali
Terakhir, sekolah yang menempati bangunan bekas Sekolah Rakyat tahun 1945 ini beroprasi tahun 2015. Waktu itu, hanya ada tujuh siswa kelas III yang mengikuti ujian akhir.

Selama dua tahun terakhir, kondisi sekolah yang mulai ditumbuhi rumput liar itu pun menjadi hunian nyaman bagi buruh proyek. Perbekel Desa Buahan, I Wayan Mudiarta membenarkan bahwa buruh proyek tersebut menetap atas sepengetahuannya. Pihaknya pun berharap, gedung sekolah yang masih kokoh tersebut dapat difungsikan lagi menjadi tempat mendidik siswa. Sebab bangunan sekolah yang berada di sebelah utara Kantor Desa Buahan itu masih representatif untuk proses belajar mengajar.

Kini pihak Desa Buahan pun berharap siswa di SD N 3 Buahan direlokasi ke lokasi tersebut. “Sementara buruh bangunan yang sedang ada proyek di desa, saya arahkan tinggal di sini. Toh bangunan ini tidak terpakai, paling tidak mereka (buruh, Red) juga bisa sedikit bersih-bersih di sini,” ucap Wayan Mudiarta.

Pihaknya menjabarkan awalnya di lokasi tersebut adalah Sekolah Rakyat yang berdiri sekitar 1 April 1945. Seiring perjalanannya kemudian berubah menjadi SDN 1 Buahan.  “Setelah itu, karena minimnya jumlah siswa SDN 1 ini di regrouping ke SDN 3 Buahan, kemudian bangunanya dipakai oleh SMP PGRI 8 Payangan yang berada di bawah yayasan, sekitar tahun 1983,” terangnya.

Bangunan yang difungsikan oleh SMP PGRI 8 Payangan itu pun beberapa kali direnovasi. Namun seiring perjalanan sekolah ini juga mulai kekurangan murid, hingga akhirnya sekitar 2012 sekolah tersebut resmi ditutup karena tidak mendapat siswa. “ Dengan berdirinya SMPN 3 Payangan sehingga SMP PGRI tidak dapat murid lagi, seingat saya terakhir ada tujuh anak yang mengikuti ujian, setelah itu tidak ada lagi,” katanya.

Dikatakan, pihak yayasan kini menyerahkan kembali areal tersebut ke pihak desa. Kini pihak desa pun berinisiatif kembali memanfaatkan bangunan tersebut, karena dinilai masih representatif untuk proses belajar mengajar. “Kami usulkan SDN 3 dikembalikan ke sekolah ini, karena posisi SDN 3 yang sekarang kami lihat kurang bagus, apalagi dekat dengan jalan raya, kemarin saja ada anak yang kecelakaan sampai patah tulang,” ujarnya.

Diungkapkan, rencanan itu pun sudah disampaikan secara lisan ke Dinas Pendidikan Gianyar. Secara tertulis masih menunggu kesepakatan lebih lanjut. “Memantapkan rencana ini sudah intens kami lakukan, karena selain bangunan yang masih bagus, posisi sekolah ini juga tepat yakni bersebelahan dengan lapangan. Kendaraan juga tidak banyak yang lalu lalang, sehingga anak akan lebih aman saat bermain,” tandasnya. *nvi

Komentar