nusabali

Pasien Terinfeksi Meningitis Bertambah, Pemkab Rancang SE Cegah Kasus Meluas

  • www.nusabali.com-pasien-terinfeksi-meningitis-bertambah-pemkab-rancang-se-cegah-kasus-meluas

SINGARAJA, NusaBali - Pemerintah Kabupaten Buleleng sedang mencari pola penanganan dan pencegahan kasus Meningitis Streptococcus Suis (MSS). Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana segera akan membuat Surat Edaran (SE) yang mengatur tentang prosedur tetap (protap) pencegahan dan penanganan MMS.

Ketut Lihadnyana, Senin (5/6), mengatakan segera akan mengumpulkan instansi terkait dan juga rumah sakit untuk skema penanganan kasus MSS di Buleleng. Dia menjaminkan pemerintah segera mengambil langkah aktif, agar kasus tidak menyebar lebih luas.

“Pemerintah harus proaktif jemput bola kalau ada ditemukan kasus di masyarakat. Jangan sampai masyarakat menjadi korban. Segera kita rapatkan karena ini sangat teknis, akan melibatkan dinas-dinas terkait akan dibuat surat edaran dan tim juga nanti,” ucap Lihadnyana.

Sementara data terakhir RSUD Buleleng, Senin kemarin total terdata 12 orang pasien MMS. Ada penambahan pasien baru 2 orang dari sebelumnya. Pasien baru ini diterima RSUD Buleleng dua hari terakhir. Mereka berasal dari lokus yang sama dan memiliki gejala klinis mengarah ke MMS.

“Seperti pasien-pasien sebelumnya, gejala klinisnya hampir sama ada kaku kuduk, penurunan kesadaran dan ada riwayat mengkonsumsi olahan daging babi. Hasil tes mikrobiologinya belum keluar yang dinyatakan positif MMS masih tetap dua orang,” terang dokter spesialis neurologi RSUD Buleleng, Luh Putu Lina Kamelia yang dihubungi terpisah Senin kemarin.

Dia menjelaskan penyakit meningitis terutama MMS ini cukup mengkhawatirkan. Selain memiliki mortalitas yang tinggi juga menyebabkan lumpuh permanen. Biasanya virus streptococcus suis menyerang selaput otak dan otak. Selain itu juga menginfeksi saraf telinga yang mengakibatkan sebagian besar penderita MMS pasca melewati masa kritis dan berhasil sembuh mengalami ketulian.  

“Kami menyarankan kepada masyarakat untuk hati-hati mengkonsumsi daging babi. Upayakan konsumsi daging yang segar dan dari ternak yang sehat. Karena sudah menjadi tradisi di Bali memang susah untuk menghindari, tetapi bisa diantisipasi dengan cara pengolahan daging secara benar dan suhu panas sampai matang sempurna,” kata Kamelia. 7k23

Komentar