nusabali

Mural Wanita Bali dan Harimau Hiasi Dinding Dangin Puri

  • www.nusabali.com-mural-wanita-bali-dan-harimau-hiasi-dinding-dangin-puri

DENPASAR, NusaBali.com –  Sebuah dinding di kawasan Dangin Puri, Denpasar Selatan digores lukisan seorang wanita Bali yang sedang bersantai di tubuh seekor harimau. Lukisan mural pop art dengan baluran dominasi warna biru muda, merah tua, dan kuning.ini adalah karya Dwymabim.


Mural ini merupakan bagian dari event Tangi Street Art Festival 2023 yang disupport oleh Mahavisual Studio Creative berbasis di Jakarta dan TAT Art Space

Bersama sejumlah rekannya,  Dwymabim menuntaskan karyanya  pada Jumat (19/5/2023) sore di sebuah dinding Jalan Letda Made Putra Nomor 27, Dangin Puri, Denpasar Selatan.

Pria kelahiran 25 Desember 1995 ini selalu memproyeksikannya sosok wanita cantik dengan warna–warna yang sudah menjadi identitas darinya yang 'nabrak' kontras. Namun bisa menjadi satu kesatuan yang indah untuk dinikmati dalam hal estetika.

“Saya menggambar sosok perempuan dengan ciri khas karakter saya, kemudian dikombinasi dengan gambar harimau. Dimana sosok wanita yang biasa saya gambar sedang bersantai di tubuh harimau dan juga sedang memegang ekor harimau itu,” terang Dwymabim.

Sebagai visual artist,  Dwymabim  ingin menantang diri untuk melukis hewan dalam muralnya kali ini.

Adapun harimau ditampilkan karena saat ini tergolong hewan langka di Indonesia. Selain itu, ia menerangkan harimau adalah rajanya hutan sehingga sangat cocok dipadukan dengan karakter wanita Bali di dalamnya.

Terlihat pula, penyajian gambar mural yang dihasilkan pun rapi dan sangat detail juga
menjadi identitas tersendiri.

“Aliran atau style gambar saya ke arah pop art. Jadi aliran ini sebuah aliran yang modernisasi bisa mendobrak yang lama atau kuno dikombinasikan dengan warna yang nabrak tetapi tetap serasi. Warna yang colorfull ini membuat semua mata akan tertuju ke sini,” tambah pria lulusan Desain Komunikasi Visual angkatan 2014, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar itu.

Menggeluti dunia gambar sejak dini, ia mengaku tertarik melukis mural sejak tahun 2012 saat ia masih duduk di bangku SMK. Ketertarikannya itu pun didukung oleh jurusan yang ia ambil saat itu.

Sebelumnya, Dwymabim mengaku hanya menuangkan idenya melalui media canvas saja, namun ia banting stir untuk menggambar di ruang publik.

Namun, ketertarikannya dulu semata-mata hanya kesenangan belaka, ia membeberkan dirinya pernah ‘nakal’ melukis mural di jalanan. Kini ia mengaku visual yang dihadirkan mengedepankan karya mural yang menarik dan elegan, yang juga bisa menyalurkan pesan kritis dan positif ke masyarakat.

“Dulu nakal suka mural di jalanan, tetapi sekarang sudah sadar kalau menggambar di jalan itu harus ada makna dan pesan yang ingin disampaikan,” ucapnya.

Dwymabim yang saat ini bekerja full time sebagai visual artist pun mengaku, dirinya sudah berkeliling ke beberapa daerah di Indonesia untuk melukis mural, seperti Labuan Bajo, Semarang, dan lain-lainnya. Namun, ia dengan membeberkan Bali masih menjadi tempat yang berkesan untuk melukis mural.

“Daerah yang berkesan masih di Bali kalau secara keseruan. Karena tahun lalu saya gambar di daerah Buleleng, saya mendapat kehangatan dari masyarakat di sana, jadi senang,” terangnya.

Tak hanya dari masyarakat golongan dewasa, ia pun mendapat sambutan hangat dari para anak-anak muda. Tak jarang, ketika dia melakukan aksinya melukis mural di jalanan, sering kali mendapat antusias pertanyaan dari masyarakat.

“Anak-anak sangat antusias, mereka selalu bertanya soal proses pembuatan mural. Saya senang melihatnya karena mural ini bisa berdampak baik juga untuk ke depannya. Saya ingin semua orang lebih melihat kami sebagai seniman mural khususnya street art, jangan dipandang sebelah mata, bisa diterima dan bisa bersinergi bersama,” pungkasnya. *ris
 

Komentar