nusabali

Gubernur Apresiasi Pasamuhan Agung Basa Bali VIII

  • www.nusabali.com-gubernur-apresiasi-pasamuhan-agung-basa-bali-viii

DENPASAR, NusaBali - Gubernur Bali Wayan Koster membuka secara resmi Pasamuhan Agung Basa Bali VIII yang digelar selama dua hari di Prime Plaza Hotel Sanur, Kamis (11/5).

Gubernur mengapresiasi Pasamuhan Basa Bali yang digelar kembali untuk menjaga, melestarikan budaya, tradisi khususnya pelestarian bahasa, aksara dan sastra Bali. 

“Saya bangga dan mengapresiasi pelaksanaan pasamuhan ini di mana berkaitan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang menjadikan budaya sebagai pembangunan yang mencerminkan berbagai aspek kehidupan sesuai dengan Perda Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali yaitu salah satunya berkaitan dengan basa Bali,” ujar Gubernur Koster. 

Lanjut Koster, bahasa Bali itu penting sehingga harus dibuatkan aturan karena ruang bahasa Bali itu semakin sempit, karena adanya pengaruh bahasa luar. Pihaknya mengajak agar penerapan bahasa Bali mulai dilakukan dari rumah, membiasakan berbahasa Bali dari keluarga, kemudian di banjar-banjar, di sekolah mulai tingkat SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. 

“Saat Bulan Bahasa Bali belum lama ini, saya melihat banyak anak-anak yang nyurat aksara Bali di lontar, itu keren, pada saat itu membuat aksara Bali menggunakan teknologi keyboard, keduanya bisa berjalan dengan baik, itu sangat keren menjaga budaya antara tradisi dan teknologi,“ ujarnya.
 
Gubernur Koster juga menanggapi tentang tambahan aksara Bali yang dibahas dalam pasamuhan ini seperti aksara F, V, X, Z, dan Q. “Apabila dimasukkan menjadi aksara Bali, saya minta agar tampilan wajahnya harus harmonis, kalau dijejer tidak ada gap, tidak ketahuan baru," pinta Gubernur Koster.

Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali itu berpesan kepada para peserta Pasamuhan Agung, agar membangun budaya Bali secara bersama-sama dalam semua aspek, mulai dari kesenian hingga kuliner lokal untuk menjaga Bali. “Budaya itu menjadikan kebanggaan dan harus dijaga, sebuah negara maju karena budayanya maju, contoh seperti China, Korea dan Jepang, budayanya sangat kuat, ” tegasnya.

Koster mengucapkan terima kasih digelarnya pasamuhan ini agar selaras dengan nilai-nilai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Di mana isinya menghidupkan dan memunculkan generasi muda menggunakan bahasa Bali agar lebih hidup sehingga menjadi tatanan kehidupan bahasa Bali yang baik.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha dalam sambutannya mengatakan, seharusnya kegiatan pasamuhan ini digelar setiap empat tahun sekali. Namun dikarenakan adanya Covid-19, pelaksanaannya baru bisa digelar saat ini.

"Pasamuhan Agung Basa Bali ini digelar selama dua hari diikuti 100 peserta dari berbagai kalangan seperti lembaga bahasa, aksara dan sastra Bali, akademisi, praktisi, penyuluh bahasa Bali, dan sebelumnya juga sudah digelar FGD (Focus Group Discussion) sebanyak tiga kali," katanya.

FGD juga diikuti oleh lembaga bahasa, aksara dan sastra Bali, akademisi, praktisi dan stakeholder terkait yang dilaksanakan sebanyak tiga kali. Pada FGD I mengangkat tema Penyempurnaan Pasang Aksara Bali dan Pengembangannya, FGD II dengan tema Penyempurnaan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin, dan FGD III mengangkat topik Pedoman Penulisan Unsur Serapan dalam Bahasa Bali. Total ada 19 rekomendasi dari hasil FGD tersebut. 7 cr78

Komentar