nusabali

Antisipasi Gagal Panen di Musim Kemarau, Dinas Pertanian Lakukan Intensifikasi

  • www.nusabali.com-antisipasi-gagal-panen-di-musim-kemarau-dinas-pertanian-lakukan-intensifikasi

Selama ini para petani di Buleleng selalu mengalami masalah gagal panen tatkala menghadapi musim kemarau.

SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng mulai melakukan intensifikasi menghadapi musim kemarau. Terutama untuk menghindari gagal panen petani padi di Buleleng karena kekurangan air.

Data Dinas Pertanian Buleleng, setiap tahunnya setiap musim kemarau gagal panen dan kekeringan tidak bisa dibendung oleh sejumlah petani di Buleleng. Namun luasan gagal panen dari tiga tahun terakhir masih berfluktuasi. Seperti pada tahun 2020 lalu, dari luasan tanam 20.109 hektare seluas 53,2 hektare mengalami kekeringan dan mengalami gagal panen.

Lalu pada tahun 2021 dampak kekeringan lahan sawah melonjak seluas 113,49 hektare dari luasan tanam 19.220 hektare. Namun dampak kekeringan terhadap lahan padi di tahun 2022 lalu mengalami penurunan drastis yakni hanya 28,20 hektare dari total luasan tanam 18.390 hektare.

Kepala Bidang Tanaman Pangan I Gusti Ayu Maya Kurnia dihubungi Rabu (10/5), mengatakan lahan-lahan pertanian yang rentan mengalami kekeringan ada di Kecamatan Sawan dan Buleleng. Sejauh ini Dinas Pertanian sudah mulai melakukan pembinaan dan sosialisasi kepada petani untuk menghadapi kemarau.


“Kami sudah sampaikan kepada petani di setiap pembinaan atau rapat kecil apa yang dapat dilakukan untuk antisipasi kekeringan. Seperti pengaturan pola tanam saat musim kemarau misalnya tidak memaksakan untuk menanam padi tetapi diganti dengan palawija yang tidak memerlukan banyak air,” terang dia.

Selain itu subak-subak yang ada agar melakukan pembagian air dengan sistem bergilir. Upaya menghemat air juga bisa dilakukan dengan mengurangi tinggi genangan air pada sawah. Dinas Pertanian juga menganjurkan petani untuk menanam varietas padi berumur pendek seperti M70D, Towuti, Situ Bagendit, padi genjah dan tahan kekeringan. 

Varietas ini dapat dipanen dalam waktu kurang dari 100 hari. “Kami juga mendorong petani mengembangkan sistem irigasi yang ramah lingkungan untuk mengurangi pemakaian bahan bakar. Seperti Pompa Air Tanpa Mesin diganti dengan kincir air, kincir angin, dapat juga  memanfaatkan sumber-sumber air, melakukan pompanisasi dengan jaringan perpipaan,” jelas Maya Kurnia. 7k23

Komentar