nusabali

Ritual Unik Pemilihan Ketua Sekaa Teruna di Desa Adat Tenganan Dauh Tukad, Karangasem

Wajib Lolos ‘Perang Pisang’ Sebelum Resmi Dinobatkan

  • www.nusabali.com-ritual-unik-pemilihan-ketua-sekaa-teruna-di-desa-adat-tenganan-dauh-tukad-karangasem

Lolos dari serangan ‘Saya’ dan ‘Penampih’ sah sebagai pemimpin taruna desa, dan penobatannya dilakukan tiga bulan kemudian saat Purnama Sasih Kanem.

AMLAPURA, NusaBali
Calon pemimpin taruna (teruna) Desa Adat Tenganan Dauh Tukad, Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Karangasem yang disebut sebagai ‘Saya’ wajib menjalani ujian fisik dan mental. Ujian fisik dan mental itu berupa  kewajiban menjalani ritual ‘Perang Pisang’. Dalam ritual ini, sebanyak 38 pemuda disiapkan khusus untuk menyerang ‘Saya’ atau calon ketua sekaa teruna (ST) ini menggunakan pisang. Ritual ini digelar di setiap puncak Usaba Katiga, bulan Bali menurut desa adat setempat.

Serangan itu menyasar ‘Saya’ (Kandidat Ketua ST I Nengah Sudana) dan ‘penampih’ (calon cadangan) I Komang Batalion menggunakan pisang saba yang masih mentah. Serangan dengan sasaran calon pemimpin teruna desa itu berlangsung dari jaba Pura Dalem hingga jaba Pura Bale Agung sejauh sekitar 150 meter di Desa Adat Tenganan Dauh Tukad, Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Karangasem pada Soma Wage Dukut, Senin (8/5) pukul 10.00 Wita.

Prosesi berawal dari teruna desa menggelar upacara ngerampag (memetik hasil bumi) di wilayah Desa Adat Tenganan Dauh Tukad, seperti kelapa, dan pisang yang nantinya untuk sarana upacara. Kelian Desa Tenganan Dauh Tukad I Wayan Tisna kemudian mengkoordinasikan 38 pemuda desa pilihan  tanpa mengenakan busana atas berkumpul di jaba Pura Dalem, masing-masing membawa satu tegen (satu pikul) berisi dua ikat kelapa yang telah terkupas masing-masing isinya delapan butir, lengkap dengan menggenggam pisang saba mentah sebagai senjata untuk menyerang.

Foto: Pemuda Desa Adat Tenganan Dauh Tukad saat lakukan penyerangan menggunakan pisang terhadap kandidat Ketua ST atau pemimpin taruna desa di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Karangasem, Senin (8/5). -IST

Sebanyak 38 pemuda itu, kemudian siaga menunggu kedatangan ‘Saya’ (kandidat pemimpin taruna desa atau Ketua ST) dan pendampingnya, yakni penampih (kandidat cadangan). Setelah keduanya datang dari perbatasan desa, wajib melintas jaba Pura Dalem hingga Pura Bale Agung, kedua calon pemimpin taruna desa yang datang memikul bodag berisi hasil bumi, termasuk pisang sebagai senjata untuk melakukan serangan balik. Saat keduanya melintas, sebanyak 38 pemuda yang memikul kelapa dengan bersenjata pisang langsung melakukan penyerangan. 

‘Saya’ dan ‘Penampih’ berupaya menghindar dan berupaya melakukan serangan balasan, sambil terus berjalan dari jaba Pura Dalem menuju Pura Bale Agung. Sekelompok pemuda bebas menyerang, menyasar dari bagian kepala, punggung, kaki, tangan dan wajah. Begitu ‘Saya’ dan ‘Penampih’ tiba di jaba Pura Bale Agung, serangan berakhir dan kelapa yang sebelumnya mereka pikul dikumpulkan jadi satu.

Kelian Desa Adat I Wayan Tisna kemudian menyatakan ‘Saya’ dan ‘Penampih’ sah sebagai pemimpin taruna desa, dan penobatannya dilakukan tiga bulan kemudian saat Purnama Sasih Kanem, menurut kalender desa setempat. "Tradisi ini berlangsung setiap setahun sekali sesuai masa kepemimpinan taruna desa," katanya.

Foto:Kelian Desa Adat Tenganan Dauh Tukad, I Wayan Tisna. -IST

Pentingnya menguji calon pemimpin taruna desa katanya, untuk mengetahui sejauh mana kekuatan fisik dan mental mereka. "Apakah saat menjalani ujian, calon pemimpin taruna desa itu emosi apa tidak, atau tetap saja sabar atau tidak," tambahnya. Wayan Tisna memberikan alasan, cara menguji calon pemimpin taruna desa dengan menyerang gunakan pisang saba. Sebab, di Desa Adat Tenganan Dauh Tukad, hasil buminya dominan pisang saba.

Sementara ‘Saya’, I Nengah Sudana mengaku sejak awal telah siap menjalani ujian fisik dan mental sebelum sah menyandang sebagai pemimpin taruna desa. "Sejak awal saya sudah siap teruji sebagai pemimpin taruna desa, dan siap memimpin taruna desa selama setahun ke depan," katanya. 7 k16

Komentar