nusabali

Dokter Wayan yang Viral karena Tinggal di Rumah Terbengkalai di Karawang, Jawa Barat

Kini 'Sembunyi' di Kampung Halaman Desa Batuan, Sukawati

  • www.nusabali.com-dokter-wayan-yang-viral-karena-tinggal-di-rumah-terbengkalai-di-karawang-jawa-barat

Keinginan dr Wayan Tirta yang belum tercapai adalah menjadikan rumahnya yang di Karawang sebagai klinik rawat inap untuk membantu warga sekitar.

GIANYAR, NusaBali
Kisah dokter baik hati yang buka praktek di Kampung Pasirwaru, Desa Karanganyar, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dr Wayan Tirta Sumadi,54, menjadi perbincangan di media sosial. Saking baiknya, dokter asal Bali ini sering merawat pasien tanpa bayaran. Hanya saja, tempat praktek sekaligus rumah dr Wayan Tirta juga menjadi sorotan karena kondisinya yang terbengkalai dan berantakan. Setelah viral di media sosial, dr Wayan Tirta dikabarkan pulang ke daerah asalnya di Bali. 

Setelah ditelusuri, dokter lulusan UGM ini 'sembunyi' di kampung halamannya Banjar Penida, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Dokter Wayan Tirta memilih untuk menutup diri dari serbuan para konten kreator. Termasuk saat koran ini menyambangi kediamannya, dr Wayan Tirta enggan keluar dari kamar. Meski demikian, dokter berhati mulia ini punya cita-cita menjadikan rumah tingkatnya di Karawang itu sebagai klinik rawat inap.

Hal ini diungkapkan kakak kandung dr Wayan Tirta, Ni Nyoman Latri saat ditemui NusaBali, Jumat (5/5). Sayangnya Latri sekeluarga juga enggan wajahnya terekam kamera. Rumah keluarga dr Wayan Tirta di Desa Batuan cukup asri dihiasi beberapa tanaman hias. Ni Nyoman Latri, didampingi keponakan dan menantu yang mengajak dr Wayan Tirta pulang ke Bali. Latri cukup terbuka terkait keberadaan dokter yang dikenal cerdas tersebut. Diketahui secara fisik kondisi dr Wayan sehat. Hanya saja diakui dr Wayan belum mau berkomunikasi banyak dan masih butuh istirahat. Sehingga tidak bisa bertatap muka langsung dengannya. 

Kakak korban tersebut, menjelaskan sebelum viral dan menjadi perbincangan di jagat maya, pihak keluarga telah berusaha membujuk dr Wayan untuk pulang sebagaimana harapan keluarga agar membuka praktek di Bali saja. "Dokter Wayan adalah yang paling kecil. Ia kuliah di UGM, Kami bersaudara lima orang. Saya anak ketiga tapi sudah menikah keluar," ujarnya. 

"Dari kedua orangtua yang sudah almarhum mengharapkan agar adik saya ini setelah menyelesaikan studi agar praktek di Bali, hanya dia lebih memilih merantau," ujar Latri. Dokter Wayan memilih merantau setelah ia menikah dengan pujaan hatinya yang merupakan seorang bidan di tempatnya intensif dulu di daerah terpencil Senyamuk, Kalimantan. 

Foto: Rumah keluarga dr Wayan Tirta Sumadi di Banjar Penida, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Jumat (5/5). -NOVI ANTARI

Ia pun menegaskan, permasalahan yang muncul di keluarga dr Wayan ketika ia dan istrinya lagi ramai-ramainya ketika membuka praktek. Istrinya yang telah mengikuti kepercayaan dr Wayan mendapat voucher naik haji dari sebuah perusahaan farmasi. 

"Karena sudah mengikuti keyakinan suami, rencana dr Wayan voucher itu dijual, tapi entah bagaimana, istrinya akhirnya berangkat haji, di sana hubungan mereka mulai bermasalah sampai akhirnya dr Wayan dan istrinya itu sepakat berpisah," ungkap Latri. Begitu juga dengan istri keduanya yang memang umurnya terpaut jauh. Dari menyekolahkan sampai menguliahkan sebagai perawat. Namun juga kandas di tengah jalan.

"Sama istri kedua ini kami keluarga juga sempat kasihan sama wanita keturunan Tionghoa itu. Karena umurnya dengan adik saya terpaut cukup jauh, sempat kami tanyakan kenapa mau sama adik saya. Namanya nasib tidak bisa kita tahu. Tapi kemudian malah dia yang pergi dan katanya sudah menikah lagi sekarang," jelasnya. 

Latri  dan keluarga pun mengaku tidak menyangka adiknya menjadi seperti saat ini. Padahal pihak keluarga tidak pernah putus kontak dengan dr Wayan. "Kalau ada upacara di rumah atau odalan di pura, sering kita kabari, ia pun menjawab dengan baik dan seperti tidak ada masalah," jelasnya. Latri yang paling sering mengunjungi dr Wayan ke Karawang pun berterimakasih kepada warga setempat atau pihak lain yang telah memberikan perhatian kepada adiknya. Ia berharap kehidupan privasi dokter Wayan jangan terus diekploitasi untuk dijadikan konten. "Kami keluarga juga jangan difoto," pintanya. 

Saat ini keluarga sedang fokus untuk memberikan perhatian ke dr Wayan. "Menurut kepercayaan kita, nanti otonan adik saya tepat di Hari Suci Saraswati, kemungkinan akan dilakukan pembersihan secara niskala, yakni bayuh oton atau lainnya," ujarnya. Diduga pula, menurut orang pintar yang telah memberi tahu, dikatakan rumah dr Wayan yang di Karawang tersebut telah banyak penghuninya yang mencoba menguasai dr Wayan. "Karena mendapat masalah psikis ditambah lagi dengan hal negatif, ya jadi adik saya seperti ini dan harus dibersihkan secara niskala. Kami telah setahun lebih berusaha membujuk dokter untuk pulang tapi tak kunjung berhasil," ujar Latri. 

Disampaikan juga keinginan dr Wayan yang belum tercapai adalah menjadikan rumah tersebut klinik rawat inap. "Rencananya rumah itu dan pekarangan di sampingnya dijadikan klinik untuk membantu warga sekitar yang akan berobat, tapi sampai saat ini belum bisa diwujudkan keduluan sakit," imbuh Latri. 7 nvi

Komentar