nusabali

Limbah TPA Peh Cemari Persawahan

  • www.nusabali.com-limbah-tpa-peh-cemari-persawahan

NEGARA, NusaBali - Sejumlah petani di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, mengeluhkan pencemaran limbah cair di lahan persawahan mereka. Limbah cair berwarna hitam pekat tersebut diduga merupakan limbah dari tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Peh.

Dari informasi warga setempat, cemaran limbah dari TPA ini sudah terjadi berulang kali. Hampir setiap hujan, cairan limbah yang juga mengeluarkan bau tidak sedap ini meluber ke areal persawahan termasuk ke jalan depan TPA. "Air hitam-hitam itu sudah jelas dari TPA. Mungkin ada bocor atau bagaimana," ujar salah satu warga, I Nengah Wisentra, Rabu (3/5). 

Wisentra, 63,  menjelaskan ada dua subak di dekat TPA yang menjadi langganan cemaran limbah tersebut. Di antarnya Subak Tegal Jati dan Subak Air Anakan. Hal itu pun diakui sangat  menganggu aktivitas petani. Setiap turun ke sawah, petani kerap mengeluhkan gatal-gatal. "Kalau sudah ke sawah tangan dan kaki sudah pasti  gatal-gatal," ujar Wisentra yang juga pengurus Subak Tegal Jati ini.


Di samping itu, Wisentra menambakan, cemaran limah yang meluber ke sawah juga sangat merugikan petani. Sebab limbah itu pun disinyalir menganggu pertumbuhan padi sehingga saat akan panen banyak padi yang gagal berbuah dan akhirnya dijual dengan harga rendah. "Sebelumya sempat ada nyoba nanam melon dan semangka, gagal total. Cuman bisa padi dan hasilnya pun tidak maksimal," ucap Wisentra. 

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana Dewa Ary Candra Wisnawa mengakui bahwa limbah cair hitam tersebut berasal dari TPA. Dirinya menyatakan bahwa limbah cair itu pun meluber ke sawah hingga ke jalan karena ada sumbatan pada saluran resapan air karena tertutup sampah yang sempat longsor beberapa waktu lalu. 

Ary Candra pun menegaskan, masalah longsoran sampah yang menyumbat saluran resapan air itu pun masih berusaha ditangani jajaranya. "Masih ditangani. Sekarang kita masih berusaha mengangkat longsoran sampah yang menyumbat. Butuh waktu karena longsoran sampahnya cukup tinggi," ujar Ary Candra. 7ode

Komentar