nusabali

18 Bocah SD Keracunan

  • www.nusabali.com-18-bocah-sd-keracunan

Sebanyak 18 siswa SDN 2 Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem dilarikan ke Puskesmas Selat, Sabtu (10/6), karena diduga keracunan makanan usai menyantap nasi bungkus saat acara perpisahan.

AMLAPURA, NusaBali

Hingga Senin (12/6), tiga siswa korban keracunan masih dirawat inap di Puskesmas Selat. Kepala Puskesmas Selat, dr Ni Made Dwindahari, mengatakan acara perpisahan yang disertai santap nasi bungkus di SDN 2 Duda Utara sebetulnya sudah berlangsung Jumat (9/6). Nasi bungkus yang disantap berisi menu mie, telor rebus, daging ayam, kecap, sambal, tempe, dan tahu. Namun, para siswa korban keracnan baru bertumbangan sehari kemudian, Sabtu. Hari itu pula, mereka berdatangan ke Puskesmas Selat dengan diantar keluarga masing-masing.

Mereka diajak keluarganya ke Puskesmas Selat dengan gejala yang sama: pusing, mual, muntah-muntah, dan panas. Bahkan, tiga korban di antaranya mengalami kondisi cukup parah sampai diare, sehingga harus dirawat inap di Puskesmas Selat. "Tiga siswa yang masih diopname hingga hari ini (kemarin) mengalami muntah-muntah dan mencret," ujar Made Dwindahari saat dikonfirmasi NusaBali, Senin kemarin.

Ketiga korban keracunan yang masih dirawat inap hingga kemarin, masing-maisng I Kadek Andi Saputra, 12 (siswa Kelas VI asal Banjar Perangsari Tengah, Desa Duda Utara), I Kadek Sukra Arimbawa, 11 (siswa Kelas V asal Banjar Perangsari Kelod, Desa Duda Utara), dan Ni Komang Okta, 10 (siswi Kelas IV asal Banjar Perangsari Kaja, Desa Duda Utara). Sedangkan 15 korban keracunan lainnya sudah dipulangkan dari Puskesmas tanpa sempat dirawat inap.

Belum jelas, apa sejatinya yang menyebabkan 18 siswa SDN 2 Duda Utara keracunan, hingga harus dilarikan ke Puskesmas Selat. Petugas medis Puskesmas Selat, dr Ni Nyoman Srinadi, yang menangani langsung para korban, menduga 18 siswa yang bertumbangan santap makanan tanpa cuci tangan terlebih dulu. Kenapa?

Menurut dr Srinadi, ada 173 bungkus nasi yang dihidangkan saat perpisahan di SDN 2 Duda Utara, Jumat lalu. Namun, yang mengalami masalah hanya 18 siswa, dengan gejala yang sama. “Mereka yang mengalami masalah ini diduga tidak cuci tangan dulu, langsung santap nasi. Padahal, ratusan siswa lainnya tidak terjadi apa-apa,” jelas dr Srinadi.

Sementara itu, Kapolsek Selat AKP I Made Sudartawan mengatakan pihaknya sudah terjun melakukan pengecekan ke rumah dagang yang melayani penjualan 173 nasi bungkus untuk acara perpisahan di SDN 2 Duda Utara. Dagang nasi tersebut adalah Ni Nyoman Berata, 50, tinggal di Banjar Pesangkan Anyar, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat.

Hanya saja, menurut Kapolsek AKP Sudartawan, pihaknya tidak mendapatkan sampel sisa makanan yang disantap anak-anak sekolah usai acara perpisahan. Sebab, kejadiannya hari Jumat, tapi gejala keracunan baru muncul sehari berikutnya. “Saya sudah cek lokasi menjual nasi bungkus sampai ke dapurnya. Ternyata dapurnya bersih. Kalau memang nasi bungkus mengandung racun, tentu semua siswa dan guru yang menyantapnya ikut keracunan," jelas AKP Sudartawan, Senin kemarin.

Sementara, dagang nasi Nyoman Berata mengaku heran, 18 siswa diduga keracunan usai menyantap nasi bungkus buatannya. "Kan anak-anak di SDN 2 Duda Utara makan bersama, kenapa hanya 18 siswa yang kena," katanya kepada petugas kepolisian. *k16

Komentar