nusabali

Meski Penumpang Ramai Saat Mudik Lebaran, Pedagang Terminal Mengwi Belum Untung Banyak

  • www.nusabali.com-meski-penumpang-ramai-saat-mudik-lebaran-pedagang-terminal-mengwi-belum-untung-banyak

MANGUPURA, NusaBali.com - Banyak penumpang tapi belum tentu belanja. Begitulah kondisi pedagang di ruko Terminal Keberangkatan AKAP, Terminal Tipe A Mengwi saat mudik lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah tahun 2023.

"Lebaran (penjualan) lumayan naik tapi tidak banyak," kata seorang pedagang yang biasa disapa Bu Runci ketika ditemui NusaBali.com pada Kamis (20/4/2023) siang.

Bu Runci sudah berdagang di Terminal Mengwi selama beberapa dekade sejak sebelum terminal di Desa Mengwitani ini ditata. Pedagang asal Kota Denpasar ini menjual aneka suvenir mode khas Bali dan camilan.

Senada dengan Bu Runci, Bu Agus yang membuka dagangan serupa juga tidak merasakan dampak signifikan dari arus mudik lebaran. Pada hari biasa, pedagang asal Desa Mengwitani ini hanya mampu mengantongi Rp 200.000 setiap harinya, itu pun tidak menentu.

Pada periode arus mudik lebaran ini, penjualan Bu Agus hanya naik Rp 100.000. Berbagai upaya pun dilakukan untuk menarik pembeli seperti salah satunya adalah 'jemput bola' atau menawari setiap penumpang yang melewati ruko mereka.

"Dulu di tempat yang lama lebih magarus (untung) dan sekarang juga masih berusaha bangkit dari corona. Selain itu, pemudik juga lagi puasa jadi tidak terlalu berpengaruh sama penjualan," ungkap Bu Agus.

Setelah ditelaah lebih lanjut, NusaBali.com melihat bahwa sebenarnya ruko yang menjual camilan cenderung lebih ramai. Dagangan Bu Agus dan Runci didominasi suvenir mode dengan tambahan produk camilan. Sementara ruko yang menjual khusus camilan dengan pilihan yang lebih banyak cenderung didatangi pembeli.

Seperti contohnya ruko milik Bu Uci yang menjual berbagai camilan termasuk mi kap instan. Walaupun tidak bisa dibilang signifikan mengatrol penjualan, ruko Bu Uci kedatangan rata-rata 50 pengunjung setiap hari selama mudik lebaran. Sementara pada hari-hari biasa masih lebih sedikit yakni sekitar 30 orang per hari.

"Lumayan naik penjualannya. Kebanyakan di sini cari pop mie. Jumlah pengunjung itu enggak bisa menentukan penjualan karena ada yang satu pengunjung itu beli banyak," kata seorang pegawai Bu Uci.

Di lain sisi, salah seorang pedagang yang dirahasiakan identitasnya mengkritisi tata kelola transportasi darat. Dia menyoroti keberadaan 'terminal swasta' alias pool keberangkatan yang dikelola perusahaan otobus (PO). Situasi ini dipercaya oleh pedagang ini memberi dampak terhadap penurunan minat menggunakan terminal resmi.

Akibat hal ini, jumlah pengunjung terminal pun menurun dari tahun ke tahun. Pada akhirnya, situasi ini juga bakal mematikan bisnis terminal termasuk pedagang yang mengais rezeki dari calon penumpang di terminal resmi. *rat

Komentar