nusabali

Saat Ini Momen Penyu Banyak Bertelur ke Darat, Mr Turtle: Jangan Disorot Cahaya!

  • www.nusabali.com-saat-ini-momen-penyu-banyak-bertelur-ke-darat-mr-turtle-jangan-disorot-cahaya

MANGUPURA, NusaBali.com – Saat musim kemarau tepatnya pada bulan April hingga Agustus menjadi momen spesial bagi para induk penyu untuk bertelur. Tentu hal ini sangat menarik untuk didokumentasikan. Namun, hal yang perlu diingat adalah penyu sangat sensitif terhadap cahaya.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Pencetus Kuta Beach Sea Turtle Conservation Center (KBSTC), I Gusti Ngurah Tresna alias Mr Turtle. Ia menerangkan saat menuju pantai, penyu akan mengandalkan cahaya bulan sebagai penerangan. Jika penyu melihat ada cahaya lain seperti flash, maka ia bisa mengurungkan niatnya untuk bertelur.

“Kalau di senter atau diberi cahaya lainnya, penyu akan kaget dan mereka akan balik ke laut. Sehingga kami himbau ke semua pengunjung di pantai Kuta kalau melihat penyu naik ke darat tidak usah menggunakan lampu atau yang lain-lain,” terangnya saat ditemui belum lama ini di sebelah utara Tsunami Center, Kuta, Badung.

Lebih lanjut ia menjelaskan, penyu yang akan bertelur ke daratan harus berada di tempat yang sepi dan terhindar dari cahaya. Namun, masih banyak wisatawan di Pantai Kuta yang tidak mengetahui hal ini malah khawatir dan menyangka penyu itu akan ditangkap.

Bahkan tak jarang para wisatawan malah mengembalikan penyu itu ke laut lepas. Sehingga pihaknya senantiasi melakukan monitoring agar penyu-penyu yang naik ke permukaan pantai dapat bertelur dengan aman.

Penyu-penyu yang bertelur di kawasan sepanjang pantai Kuta, Seminyak, Legian, hingga Canggu diterangkannya, mereka biasa muncul sepanjang bulan April hingga Oktober.

Hal ini dikatakan, perkembangbiakan telur penyu harus berada di suhu hangat antara 28 hingga 30 derajat celcius. Sehingga jika saat masuk musim hujan antara bulan September hingga pertengahan bulan Maret, penyu-penyu tidak akan muncul ke permukaan untuk bertelur.

“Mereka datang di kala pasang tinggi, karena secara alami telurnya harus hangat. Dia harus menaruh telurnya di atas pasang. Mungkin kira-kira 10-15 meter di atas pasang mereka bertelur. Ini istimewanya penyu, insting mereka tinggi sekali,” tambah pria kelahiran 26 November 1952.

Pada tahun 2022, pihaknya berhasil menetaskan telur penyu sebanyak 45.000 telur dan berhasil merilis tukik ke laut lepas.

Namun, untuk saat ia membeberkan, pihaknya baru bisa meresque sebanyak 500 telur penyu. Ini disebabkan karena kurangnya tempat para penyu untuk bertelur akibat abrasi pantai. Angka itu pun, ia harapkan tidak dapat berpengaruh terhadap pengurangan penyu yang akan bertelur.

“Apalagi kawasan Pantai Kuta diperbaiki dengan ditambahkan batu-batu, kalau sudah berbatu penyu tidak mau bertelur. Tetapi kami tetap syukuri karena tujuannya baik juga untuk mencegah abrasi. Namun memang tetap ada space yang masih luang untuk penyu bertelur,” imbuhnya.

Soal penyelamatan telur penyu dari hewan ataupun penculik telur penyu, Mr Turtle mengerahkan sebanyak 7 orang anggotanya untuk mencari telur-telur penyu saat malam hari.

Lalu di pagi harinya, telur penyu itu akan dipindahkan ke dalam lubang sedalam 45 cm di tempat konservasinya.

Saat proses pemindahan telur penyu itu, Mr Tutle pun meletakkannya secara perlahan dan teliti. Sebab, jika tidak dilakukan dengan hati-hati maka embrio dari pada telur penyu itu akan tercampur dan menyebabkan telur itu gagal menetas. Sementara, estimasi menetasnya telur-telur penyu sekitar 45 hingga 60 hari setelah ditanam.

“Program kami di sini selalu mengacu kepada alami. Kami melakukan tidak jauh beda dengan alaminya mereka. Kalau kedalamannya kami ukur 45 cm dan pemindahan telurnya juga posisi alami ke bawah, karena keselamatan telur yang kami utamakan,” terangnya.

Lubang itu pun selanjutnya akan ditutup dengan pasir pantai secara full dan merata. Lubang yang berada di dalam patung kura-kura itu, kata Mr Turtle selalu ia cek suhunya. Jika suhu cuaca mencapai 35 derajat, maka ia akan tutup patung kura-kurang tersebut lalu pasir-pasir itu akan disirami oleh air pantai. Hal ini dilakukannya agar telur-telur penyu yang sudah dikubur tidak akan mati ataupun malah menjadi matang.

“Setelah telur menetas, besoknya tukik-tukik akan langsung kami rilis ke laut karena kami mengacu kepada alaminya dia. Setelah mereka menetas, 4-5 hari tukik tidak makan. Maka dari itu sesegara mungkin kami kembalikan ke alam. Karena mereka akan beradaptasi terhadap lingkungan,” pungkasnya. *ris




Komentar