nusabali

Terserang DB, 2 Warga Meninggal

  • www.nusabali.com-terserang-db-2-warga-meninggal

AMLAPURA, NusaBali
Dua warga Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, meninggal karena terserang demam berdarah (DB). Keduanya meninggal berselang sekitar sebulan. Terakhir, korban meninggal, Umar Maulana, 1, siswa kelas V SD, dalam perawatan RSUD Karangasem, Jalan Ngurah Rai, Amlapura, Sabtu (15/4) pukul 00.30 Wita.

Satu lagi, warga Banjar Ujung Pesisi yang meninggal, inisial AP, 15, siswi kelas VIII SMP, meninggal Minggu (19/3). Orang tua Umar Maulana, Makmur Amar menuturkan, awalnya sang anak menderita panas selama dua hari, tidak kunjung turun panasnya. Selanjutnya, hari ketiga, Jumat (14/4) siang sang ayah mengajak ke RSUD Karangasem, ternyata kondisinya tidak kunjung membaik.

“Perawatannya masih di ICU, trombosit turun, dan meninggal Sabtu (15/4) pukul 00.30 Wita,” jelasnya. Makmur Amar mengaku, telah menguburkan jenazah sang anak, siang kemarin di Setra Banjar Ujung Pesisi. Kata dia, di Banjar Ujung Pesisi sejak sebelum bulan puasa, silih berganti terserang demam berdarah.

Kelian Banjar Ujung Pesisi Yatimin membenarkan, warganya silih berganti terserang DB. “Hari ini saja ada 8 warga terserang DB, warga jadi khawatir, karena ada yang meninggal,” jelas Yatimin.

Sejak ada warga terserang DB kemudian meninggal, di setiap ada warga menderita panas badan, langsung berobat ke RSUD Karangasem.

Yatimin berharap kepada pemerintah, agar melakukan pogging di seluruh pemukiman di Banjar Ujung Pesisi. “Jangan sampai melakukan pogging, hanya radius 100 meter dari lokasi kasus,” pintanya.

Sebenarnya lanjut Yatimin, kasus DB, berkelanjutan terjadi di Banjar Ujung Pesisi, dan telah sering pemerintah melakukan pogging.

Kepala Bidang Pelayanan RSUD Karangasem dr I Komang Wirya, membenarkan selama sebulan terakhir ada 2 pasien DB meninggal. Pasien yang datang terakhir atas nama Umar Maulana, Jumat (14/4) siang, dalam keadaan stadium lanjut atau kritis, dengan trobosit 40. “Kami telah berupaya memberikan pertolongan secara medis, kondisinya tetap kurang membaik, hingga akhirnya meninggal pukul 00.30 Wita,” jelas I Komang Wirya mantan Kepala Puskesmas Abang I.

I Komang Wirya mengingatkan warga masyarakat jika di musim hujan menderita sakit panas, agar segera berobat ke RSUD. “Jangan warga menahan sakit panas di rumah, siapa tahu menderita sakit DB. Agar terhindar DB, lingkungan mesti bersih,“ katanya.

Selama ini masyarakat beranggapan, setelah pemerintah memfogging (pengasapan), maka nyamuk akan lenyap. “Bukan, induk nyamuk memang bisa mati karena fogging. Tetapi, jentiknya masih hidup, itu yang menetas jadi nyamuk,” katanya. Belakangan ini, katanya, merawat pasien DB, berkisar 30 - 40 pasien, mereka datang dan pergi. *k16

Komentar