nusabali

Desa Menanga Jadi Tempat 'Piknik' dan 'Nyampah' Pamedek, Perbekel Bandingkan Etika dan Ritual

  • www.nusabali.com-desa-menanga-jadi-tempat-piknik-dan-nyampah-pamedek-perbekel-bandingkan-etika-dan-ritual

AMLAPURA, NusaBali.com - Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Karangasem merupakan akses masuk dan keluar pamedek Pura Agung Besakih. Letak yang strategis membuat pamedek memilih rehat di pinggir jalan desa untuk 'piknik' dan tidak ketinggalan 'nyampah' juga.

Usai viral soal kelakuan pamedek karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Besakih yang mengotori bencingah, kini problem yang sama meluber ke luar kawasan pura. Dua hari terakhir media sosial diramaikan dengan kelakuan oknum pamedek yang nyampah di pinggir jalan menuju kompleks pura terbesar di Bali.

Dua dusun di Desa Menanga yang paling merasakan dampak kelakuan oknum pamedek ini adalah Dusun Tegenan dan Dusun Batusesa. Jalan berkelok dan curam sekaligus menawarkan pemandang pegunungan yang indah ini dijadikan area istirahat oleh para pamedek usai tangkil ke Pura Besakih.

Sayangnya, tidak semua pamedek memiliki kesadaran soal kebersihan lingkungan. Sebab, di sepanjang jalan yang melewati kedua dusun itu dipenuhi sampah bekas makanan yang dibiarkan berserakan. Bahkan ada pula pamedek yang terekam kamera warganet tengah membuang bekas wadah minuman ke pinggir jalan dari dalam mobil.

Dalam unggahan resmi akun Instagram Pemerintah Desa Menanga sekitar Rabu (12/4/2023), terlihat Perbekel Menanga I Made Hendra Sagita turun ke lapangan. Perbekel milenial ini menyusuri jalan di dua dusun yang menjadi hotspot pamedek untuk rehat perjalanan.

Sembari ditemani Kepala Dusun Batusesa I Made Budiarta, Hendra mengecek kondisi lingkungannya. Dan memang saat ditinjau, sejumlah pamedek sedang rehat di tepi lereng sembari menyantap bekal makanan yang dibawa. Hendra pun memanfaatkan kesempatan itu untuk mengingatkan pamedek agar tidak meninggalkan sampah.

"Pamedek yang mengambil jalan pulang melalui desa kami memang banyak yang mampir (berhenti di pinggir jalan) sambil menyantap makanan. Tetapi seperti yang dilihat di sini banyak sampah bekas makanan yang dibuang begitu saja," ujar Hendra memberi keterangan di depan plang nama Dusun Batusesa.

Foto: Peringatan unik yang dikeluarkan Pemerintah Desa Menanga. -IST

Lanjut Hendra, Dusun Batusesa merupakan tempat pasucian Ida Bhatara di Pura Besakih. Kemudian pada karya IBTK tahun ini, Dusun Batusesa menjadi salah satu wewidangan yang dilewati palawatan Ida Bhatara menuju mata air Toya Sah di Desa Muncan, Kecamatan Selat.

Oleh karena itu, keresikannya juga sudah semestinya dijaga. Hendra berharap Prawartaka Karya IBTK Pura Besakih dan Pemerintah Provinsi Bali bisa memberikan atensi dan imbauan kebersihan tidak hanya di dalam kompleks pura. Melainkan, wilayah di sekitarnya pula harus diperhatikan dengan seksama.

"Tempat ini menjadi sorotan. Masyarakat Bali rajin sembahyang tetapi tidak dengan menjaga kebersihan lingkungan. Biar tidak seperti itu nggih," kata Hendra mengimbau pamedek dari Bangli yang hendak rehat sembari menyantap makanan.

Hendra mengingatkan kembali krama Hindu di Bali bahwa dalam ajaran Hindu dikenal istilah tattwa/etika, susila, dan upacara. Kegiatan bersembahyang ke Pura Besakih merupakan bagian dari upacara atau ritual. Sedangkan perilaku oknum pamedek tidak mencerminkan etika dan susila. Padahal dua hal ini lebih tinggi kedudukannya dari pada ritual.

Ketika ritual sudah dilakukan akan tetapi pamedek tidak menjalankan etika dan susila dalam hal ini menjaga kebersihan lingkungan maka ritualnya akan sia-sia saja. Sebab, wujud bakti kepada Tuhan hanya sebatas ritual (seremoni) tidak dengan perilaku dan budi pekerti.

"Kami sudah memulai kegiatan bersih-bersih bersama komponen dan warga desa pada Jumat (14/4/2023) lalu, juga sudah memasang peringatan larangan membuang sampah di sepanjang jalan ini. Semoga penataan kawasan pura yang sudah begitu baik berbading lurus dengan etika dan susila pamedek," tandas perbekel sekaligus pemilik akun Instagram @sagita_ngehe. *rat

Komentar