nusabali

KDRT Picu Peningkatan Angka Stunting

  • www.nusabali.com-kdrt-picu-peningkatan-angka-stunting

DENPASAR, NusaBali.com – Keluarga berperan besar dalam menekan angka stunting sebab pencegahan stunting berada pada periode emas yakni seribu hari pertama kehidupan sejak dalam kandungan.

Keharmonisan keluarga akan memengaruhi peranan orangtua untuk mengurus buah hati. Keluarga yang harmonis memiliki tingkat kerja sama yang baik sebab kondisi fisik dan psikis antarpasangan lebih baik.

Sebaliknya, keluarga yang tidak harmonis dalam hal ini diwarnai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) akan menjegal kondusivitas tumbuh kembang buah hati. Begitu pula proses pemenuhan gizi dan kesehatan buah hati.

Pernyataan ini disampaikan oleh Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah IB Alit Wiradana. Sambutan itu sampaikan saat pembukaan Sosialisasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang Berimplikasi pada Stunting, Jumat (31/3/2023).

“KDRT merusak sendi-sendi ketahanan keluarga, di mana korban terbanyaknya adalah perempuan dan anak,” kata Jaya Negara dalam sambutan tertulis membuka acara yang berlangsung di Ruang Mahottama, Gedung Sewaka Dharma Lumintang.

Jelas Jaya Negara, KDRT merupakan kasus kekerasan dalam ranah personal yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu dan kompleks. Situasi keluarga yang diwarnai KDRT dapat memengaruhi tumbuh kembang anak bahkan sejak dalam kandungan.

Kekerasan menyebabkan korban dalam hal ini perempuan atau ibu memiliki kondisi fisik dan psikis yang tidak stabil. Situasi ini pun akan memengaruhi kondisi buah hati yang hidup di dalam rahim sang ibu.

Dampaknya adalah anak bisa terlahir stunting akibat kondisi kesehatan fisik dan mental ibu terganggu. Anak yang terlahir stunting memiliki keterbelakangan dalam hal kecerdasan, kondisi fisik seperti tinggi badan, dan imunitas maupun kesehatan.

“Kekerasan dalam keluarga bukan lagi hal yang tabu dan personal sejak diundangkan UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT. Oleh karena itu, mari perangi bersama kekerasan dalam keluarga,” tutur Jaya Negara di hadapan peserta sosialisasi yang didominasi perempuan.

Perempuan mungkin adalah korban terbanyak dalam kasus kekerasan semacam ini namun perempuan juga bisa menjadi pencegah dan pelopor penghapusan KDRT itu sendiri. Lebih-lebih, kasus kekerasan seperti ini memicu stunting yang dapat merusak generasi penerus bangsa. *rat

Komentar