nusabali

Desa Adat Bresela Bangun Wantilan Rp 2,5 M

  • www.nusabali.com-desa-adat-bresela-bangun-wantilan-rp-25-m

GIANYAR, NusaBali
Desa Adat Bresela, Desa Brsela, Kecamatan Payangan, Gianyar, kini membangun wantilan di Jaba Pura Agung Gunung Mas Renteng Desa lan Puseh, desa setempat.

Pembangunan secara swadaya bernilai Rp 2,5 miliar ini diawali dengan upacara Ngeruak pada Anggara Pon Menail, Selasa (28/3) sore. Upacara dipuput pamangku pura desa, disaksikan para prajuru dan krama desa adat. Sebagai wujud bhakti, selain sembahyang, krama juga menghaturkan kwangen, simbolios penyucian lokasi dan bangunan.

Saat dihubungi NusaBali, Rabu (29/3), Bendesa Adat Bresela Nyoman Sedana,49, mengatakan pembangunan wantilan ini merupakan salah satu program desa adat yang direncanakan sejak empat bulan lalu. Rencana ini terkesan mendadak karena wantilan lama yang dibangun tahun 1998 terancam roboh. ‘’Wantilan ini terancam roboh, mungkin dulu karena ada kesalahan konstruksi. Maka, krama kami merobohkan wantilan lama, agar tidak membahayakan,’’ jelas bendesa yang pengusaha ternak babi ini.  

Atas kondisi itu, jelas Nyoman Sedana, krama semangat dan sepakat untuk membangun wantilan baru dengan perkiraan biaya Rp 2,5 miliar. Biaya ini karena volume bangunan mencapai 15 meter x 27 meter kolom. Dari total biaya itu, paruman (rapat) krama menyepakati papeson atau iuran awal Rp 2 juta/KK. Total dari iuran Rp 2 juta/KK ini akan cukup untuk mewujudkan wantilan, namun tanpa finishing yang akan memakai anggaran susulan. ‘’Untuk finishing nanti kami akan mohon bantuan sosial kepada pemerintah. Besok (Rabu ini, Red) kami akan menghadap Bapak Bupati Gianyar, untuk mohon bantuan dari pemerintah,’' ujarnya.

Dia menegaskan, wantilan merupakan salah satu bangunan multifungsi di kawasan pura. Wantilan selain tempat untuk krama ngayah, juga bisa dipakai  tempat sekaa gong saat ngayah menabuh, pementasan seni balih-balihan, hingga tempat sembahyang bersama terutama saat turun hujan.

Krama Desa Adat Bresela kini juga membangun atau merehab dua Pangaruman, Bale Peselang, Panggungan, dan Bale Pelik. Bangunan dan palinggih tersebut dibiayai dari bantuan Dana Semesta Berencana yang dikolaborasikan dengan dana milik desa adat.

Nyoman Sedana memaklumi bahwa beban krama di bidang adat dan parhyangan di Bresela relatif lebih berat jika dibandingkan krama adat kebanyakan di Bali. Di Desa Adat Bresela terdapat 23 palebahan pura. Dari jumlah pura ini, maka hampir 35 kali ada upacara setingkat piodalan setiap enam bulannya. Upacara tersebut belum termasuk Melasti, Pacaruan Kasanga untuk Nyepi, hingga Nangluk. 23 pura dimaksud, antara lain, Pura Khayangan Tiga, Pura Melanting, tiga Pura Mrajapati, Pura Dalem Alit, Pura Batur, Pura Taman, Pura Batumadeg, Pura Alit, Pura Bukit, Pura Penataran, Pura Gunung Sari, Pura Shanghyang Alang, Pura Jati, Pura Penataran Taro, Penataran Abuan, Penataran Pande, Pura Gunung Mas Renteng, Pura Masceti, dan lainnya. ‘’Krama kami juga melaksanakan upacara Piodalan Awig-awig saat Hari Saraswati,’’ jelas  mantan Bendahara Desa Adat yang jadi bendesa per 12 Agustus 2022 ini. Desa Adat Bresela dengan 564 KK atau 2.900 krama. Desa adat ini terdiri dari Banjar Bresela dengan 240 KK, Gadungan 210 KK, dan Triwangsa 114 KK.*lsa

Komentar