nusabali

Tabrak Truk, Guru SMPN 1 Susut Meninggal

Korban Juga Dikenal Sebagai Atlet Pencak Silat

  • www.nusabali.com-tabrak-truk-guru-smpn-1-susut-meninggal

BANGLI, NusaBali
Ni Ketut Risnadewi,34, meninggal dunia usai mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Kayuambua Jurusan Bangli-Susut Kawasan Pemukiman tepatnya di Banjar Kayuambua, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli, Senin (27/3) malam pukul 19.00 Wita.

Jenasah Ketut Risnadewi yang merupakan guru olahraga di SMPN 1 Susut saat ini masih dititipkan di RSU Bangli.  Informasi yang dihimpun menyebutkan, kecelakaan lalu lintas terjadi di wilayah Banjar Kayuambua tersebut melibatkan sepeda motor Yamaha Gear DK 5132 PZ yang dikendarai oleh Ketut Risnadewi dan sebuah truk Nissan DK 8925 CY yang dikemudikan I Ketut Winasa.

Kejadian bermula saat Risnadewi melaju dari arah selatan (Desa Sulahan, Kecamatan Susut) menuju utara (Desa Tiga). Kemudian di TKP tepatnya di Banjar Kayuambua terdapat truk berhenti. Truk yang dikemudikan Ketut Winasa asal Banjar/Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana ini membawa muatan besi. Rencana truk hendak ke Kintamani, namun karena tidak kuat maka truk berhenti.

Selanjutnya, Risnadewi yang merupakan warga Banjar Tanggahan Peken, Desa Sulahan menabrak bak belakang truk yang dikemudikan I Ketut Winasa tersebut. Akibatnya, Risnadewi meninggal di lokasi kejadian. Kanit Laka Sat Lantas Polres Bangli, Ipda Ketut Karya saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Disampaikan jika pihaknya masih melakukan penyelidikan.

"Kasus masih proses penyelidikan. Saat ini masih pemeriksaan saksi-saksi," ungkap Ipda Karya singkat, Selasa (28/3). Di sisi lain, di rumah duka korban Ketut Risnadewi, Selasa kemarin terlihat berdatangan para pelayat. Seperti Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Bangli, Komang Pariarta beserta jajarannya juga tampak datang melayat. Selain itu pihak keluarga sedang mempersiapkan untuk upacara penguburan Ketut Risnadewi.

Dalam suasana berduka, suami Ketut Risnadewi, yakni I Wayan Sukarman mengatakan jika istrinya hendak pergi ke gedung SKB karena ada kegiatan Porsenijar. Ketut Risnadewi masuk dalam kepanitiaan Porsenijar. Dia diminta untuk membantu menyiapkan konsumsi karena ada siswa/peserta Porsenijar yang menginap di SKB. Ibu tiga anak ini berangkat dari rumah membawa konsumsi menuju ke SKB.

"Sebelum berangkat itu mau tiyang (saya) antar, tapi istri bersikeras untuk berangkat sendiri. Saya diminta cari bahan untuk konsumsi. Akhirnya dia berangkat sendiri," jelasnya. Ketut Risnadewi berangkat dari rumah sekitar pukul 18.30 Wita. Lanjutnya, setelah kembali dari mencari bahan untuk konsumsi, Wayan Sukarman yang juga pegawai di Dinas PKP Bangli ini dihampiri oleh anaknya dalam kondisi menangis. Anaknya mendapat kabar bahwa ada kecelakaan di jalur Kayuambua. "Dilihat oleh anak saya, sepeda motor dan pakaian mirip dengan yang digunakan oleh ibunya. Ipar saya juga sempat bilang ada kecelakaan tapi tidak melihat korban karena sudah dibawa tapi dilihat sepeda motornya," sebutnya.

Saat mengetahui kabar istri kecelakaan, Wayan Sukarman masih berharap bahwa itu bukan istrinya. Sampai akhirnya Wayan Sukarman dengan diantar oleh kerabatnya menuju RSU Bangli. Begitu sampai di RSU, didapati istrinya sudah dalam keadaan tidak bernyawa. "Saat sampai di rumah sakit saya cek nadi sudah tidak ada denyutnya. Tapi sebagai seorang suami berharap ini hanya mimpi dan masih ada harapan," ucapnya.

Sukarman menceritakan, beberapa hari terakhir Ketut Risnadewi terlihat begitu aktif. Dengan banyak kegiatan dirinya tidak ada mengeluh. Sejatinya Ketut Risnadewi memiliki riwayat penyakit autoimun sehingga mudah lelah. Jika biasa jika kegiatan banyak pasti menyempatkan untuk istirahat. Tapi beberapa hari terakhir terlihat tidak pernah kelelahan. Sukarman pun berpikir jika kondisi istri sudah membaik. "Dua anak kami juga mengikuti kegiatan Porsenijar, dan ibunya biasa mempersiapkan kebutuhan keduanya. Biasa kami berbagi tugas, tapi ini bisa dikerjakannya sendiri," sambungnya.  Pihak keluarga tidak menyangka jika Ketut Risnadewi meninggal secepat ini dalam kecelakaan.

Sukarman menuturkan jika istrinya sebelumnya merupakan atlet pencak silat di Bhakti Marga. Istrinya pun beberapa kali ikut di ajang PON dan mampu menorehkan prestasinya. Karena kecintaan pada pencak silat, Ketut Risnadewi kini menjadi wasit juri. Kemudian kesehariannya juga mengajar di SMPN 1 Susut.

Bakat Ketut Risnadewi pun menurun pada anak sulungnya, yang kini duduk di bangku kelas VII di SMPN 1 Susut. Disinggung terkait upacara penguburan, Wayan Sukarman menjelaskan bahwa jenazah akan diambil di RSU Bangli pada, Rabu (29/3) pagi. Kemudian ada prosesi nyiramin dan munggah bale. Pada Rabu petang akan dilakukan proses penguburan di Setra Adat Tanggahan Peken.

Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 1 Susut, I Wayan Sudita mengatakan pihak sekolah begitu kehilangan sosok Ketut Risnadewi. Selama bertugas almarhum dikenal sebagai sosok yang energik dan dekat dengan para siswa. "Selain menjadi guru olahraga, almarhum juga menjadi pembina pencak silat di sekolah. Atas didikannya siswa kami mampu meraih medali dalam Pra Popnas," jelasnya. Ditambahkan pula, Ketut Risnadewi ini baru setahun terakhir diangkat/lolos sebagai PPPK. Sejak 2015 lalu almarhum sebagai guru tidak tetap (GTT) di SMPN 1 Susut. "Pada seleksi PPPK almarhum lolos dan ditempatkan di SMPN 1 Susut," imbuh Kasek Wayan Sudita. *esa

Komentar