nusabali

Ulah Turis, Pariwisata Budaya Jadi Miris

  • www.nusabali.com-ulah-turis-pariwisata-budaya-jadi-miris

Putri Kotser meminta masyarakat Bali jangan sampai tersilaukan oleh gemericik dolar hingga menggadaikan budaya dan tradisi Bali.

DENPASAR, NusaBali

Insan pariwisata Bali belakangan ini sedang sibuk mengurusi segala macam ulah nyeleneh para wisatawan asing. Sejumlah oknum wisatawan ini bikin onar dengan melakukan tindakan nyeleneh, seperti berkendara telanjang dada, ugal-ugalan, dan tanpa helm. Mereka juga melakukan praktik bisnis ilegal, menyalahi etika di kawasan suci, dan masih banyak lagi tindakan nyeleneh lainnya yang membuat warga Bali geram.

Pemerintah Provinsi Bali bahkan harus membuat Satgas Pariwisata. Satgas ini terdiri dari seluruh pemangku kepentingan pariwisata Bali untuk menangani ulah para turis yang sejatinya sudah terjadi beberapa tahun terakhir.  Ulah para turis mancanegara yang kelewatan, bahkan sudah diganjar dengan mendeportasi mereka ke negara asalnya.

Pelbagai ulah nyeleneh para turis tentunya di luar ekspektasi para pelaku pariwisata Bali yang sepakat mengusung pariwisata budaya. Pariwisata budaya seperti 'harga mati' karena tradisi budaya merupakan kekayaan utama Bali. Segala bentuk aktivitas di luar itu tentunya bukan menjadi tujuan pariwisata Bali apalagi yang mencederai budaya Bali itu sendiri.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali yang juga seorang seniman. Ni Putu Putri Suastini Koster mengatakan, Bali sudah sangat terkenal dengan tradisi, seni dan budayanya sehingga pengembangan pariwisata Bali pun selalu mengacu pada konsep pariwisata Budaya. Kata dia, budaya sebagai inti pariwisata Bali harus selalu dijaga dan dilestarikan. Putri Kotser meminta masyarakat Bali jangan sampai tersilaukan oleh gemericik dolar hingga menggadaikan budaya dan tradisi Bali.

“Ketika kita sudah merawat alam (budaya) Bali, itu akan menjadi magnet. Pariwisata ini berkembang karena magnet ini, taksunya nak Bali. Jadi harus kita jaga dan rawat,” ungkap istri Gubernur Bali Wayan Koster ini.  

Putri Koster mengingatkan, walaupun pariwisata budaya yang diusung Bali sudah dikenal dunia, sosialisasinya tidak boleh berhenti. Zaman terus bergerak, wisatawan yang datang ke Bali tidak selalu sama generasi, asal, dan tujuannya. Jika hal itu tidak menjadi perhatian serius, maka hal-hal kecil seperti ulah oknum turis belakangan ini bisa pelan-pelan menggerus budaya dan pariwisata Bali. "Pariwisata dan budaya di Bali harus berjalan dengan seimbang dan harmonis, tidak berjalan sendiri-sendiri, sehingga akan saling mendukung dan mensejahterakan masyarakat Bali," pesan perempuan akrab disapa Bunda Putri ini.

Sementara itu, akademisi Politeknik Pariwisata Bali Dr I Ketut Jaman SS MSi, menyampaikan pariwisata yang berkualitas adalah pariwisata yang tidak merusak lingkungan alam dan lingkungan sosial Bali, menghormati budaya serta tradisi lokal serta memiliki spend of money yang tinggi.

Terkait dengan maraknya wisatawan asing yang melakukan pelanggaran dewasa ini, Staf Ahli Pembangunan Bidang Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali ini menyampaikan, bahwa Gubernur Bali telah membentuk satgas gabungan untuk mengurangi pelanggaran yang dilakukan oleh wisatawan asing. “Kalau pelanggarannya berat kita akan ambil tindakan tegas,” ungkapnya.

Bahkan, menurutnya Gubernur Bali Wayan Koster, akan tegas mendeportasi langsung jika pelanggaran yang dilakukan wisman merupakan pelanggaran berat. *cr78

Komentar