nusabali

Hari Air Sedunia 22 Maret, Waspada Krisis Air dan Jaga Kebersihannya Selama Musim Kemarau Ini

  • www.nusabali.com-hari-air-sedunia-22-maret-waspada-krisis-air-dan-jaga-kebersihannya-selama-musim-kemarau-ini

Peringati Hari Air Sedunia 22 Maret dengan selalu menjaga kebersihan air guna menghindari krisis air selama musim kemarau ini.

DENPASAR, NusaBali.com - Setiap tanggal 22 Maret merupakan peringatan Hari Air Sedunia.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) prediksi ancaman krisis air pada musim kemarau 2023 ini.

Memperingati Hari Air Sedunia 22 Maret ini, kita turut mengetahui cara menjaga kebersihan air guna menghindari krisis air pada musim kemarau ini.

Sebagaimana dikutip  dari laman World Health Organization (WHO), Selasa (21/3/2023), peringatan Hari Air Sedunia diangkat PBB untuk mempercepat perubahan guna mengatasi krisis air dan sanitasi, salah satunya dengan kampanye Hari Air Sedunia 2023.

Kampanye global bernama 'Be The Charge' guna mendorong masyarakat dunia mengambil peran dalam cara untuk menggunakan, mengkonsumsi hingga mengelola air.

Peran masyarakat yang dibutuhkan guna mengatasi disfungsi air, guna menghindari permasalahan seperti kelaparan, kesetaraan gender hingga pekerjaan, pendidikan hingga industri serta bencana hingga perdamaian.

Upaya Menjaga Kebersihan Air

1. Melakukan daur ulang barang bekas

Tujuannya guna mengurangi sampah yang bisa mencemari air sungai dan laut dari barang sekali pakai.

2. Buang sampah B3 pada tempatnya

Sampah B3 adalah sampah yang mengandung bahan kimia berbahaya yang bisa memicu dampak kronis dan akut bagi kesehatan.

3. Meminimalisir penggunaan bahan kimia

Bahan kimia terlarut dalam air dapat merusak ekosistem perairan.

4. Hemat air

Memanfaat air dengan cara menghemat penggunaan adalah cara baik untuk meminimalisir krisis air saat musim kemarau.

5. Melakukan penghijauan

Melakukan penghijauan dengan menanam pohon adalah cara baik untuk menjaga kebersihan air agar tetap terjaga dengn baik kebersihannya.

6. Melakukan sosialisasi

Melakukan sosialisasi merupakan bukti nyata yang dilakukan PBB untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan air.

Waspada Krisis Air di RI Jelang Kemarau 2023

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa krisis air memiliki dampak kepada perubahan iklim yang mengganggu siklus hidrologi dunia, seperti kebanjiran hingga kekeringan.

Pada tahun lalu, WHO melaporkan bahwa kekeringan dan kelangkaan air terjadi di Eropa, Amerika Utara Barat, Amerika Selatan Barat, Mediterania, Sahel, Amerika Selatan, Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Timur, Asia Selatan, Australia Tenggara dan wilayah lainnya. 

Sementara, banjir juga terjadi Easton Sahil, Pakistan, Indonesia, hingga Australia Timur pada saat yang sama.

Dwikorita prediksi bahwa beberapa bulan yang akan datang, curah hujan dengan kategori intensitas rendah yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia. 

Sektor-sektor yang terdampak, yaitu sumber daya air, kehutanan, pertanian, dan kebencanaan.

Pada saat kemarau nanti, air dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebagai bentuk antisipasi dampak kekeringan akibat musim kemarau. 

Terutama daerah-daerah yang rawan kekeringan seperti Provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga Nusa Tenggara Barat (NTB).

Itulah tentang Hari Air Sedunia 22 Maret dengan selalu menjaga kebersihan air guna menghindari krisis air selama musim kemarau ini.*feb

Komentar