nusabali

Terinspirasi Festival Songkran di Thailand, Arimbawa Usulkan Festival Ogoh-Ogoh di Pusat Kebudayaan Bali

  • www.nusabali.com-terinspirasi-festival-songkran-di-thailand-arimbawa-usulkan-festival-ogoh-ogoh-di-pusat-kebudayaan-bali

DENPASAR, NusaBali.com – Setelah dua tahun ‘terpaksa’ menahan diri dikarenakan pandemi Covid-19, akhirnya kreativitas para yowana atau pemuda-pemudi Bali dalam menyambut Hari Suci Nyepi kembali tersalurkan pada 2023 atau Nyepi Tahun Baru Saka 1945 ini. Berbagai kreasi ogoh-ogoh mengundang decak kagum masyarakat hingga wisatawan.

Antusiasme itu pun ditunjang dengan dukungan dari Pemerintah Provinsi Bali yang mewadahi perlombaan tingkat kabupaten/kota. 

Bahkan Pemerintah Kabupaten/Kota memberikan support dana. Seperti Sekaa Teruna (ST)  di Kota Denpasar masing-masing menerima dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) sebesar Rp 10 juta, sedangkan masing-masing ST di Kabupaten Badung mendapat bantuan Rp 15 juta guna menyokong pembuatan ogoh-ogoh.

“Luar biasa gebyar ogoh-ogoh menyambut Tahun Baru Saka 1945 ini. Setiap banjar menumpahkan krerativitas sangat bagus,” puji I Kadek Arimbawa, Ketua Yayasan Kesenian Bali, Selasa (21/3/2023).

Fasilitasi yang diberikan oleh pemerintah pun disebut Arimbawa sangat tepat. “Ini sebagai bentuk dukungan melestarikan tradisi budaya Bali. Jadi seharusnya tidak perlu mempersoalkan besaran dana yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi maupun Pemerinta Kabupaten/Kota,” kata sosok yang juga menjabat Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Bali ini.

Sebagaimana diketahui, dari bantuan yang disalurkan Pemprov Badung mencapai Rp 8,9 miliar yang didistribusikan masing-masing Rp 15 juta untuk 594 sekaa teruna. Sementara Pemkot Denpasar mengucurkan total Rp 3,76 miliar untuk didistribusikan pada 137 sekaa taruna banjar adat di kelurahan dan 239 sekaa teruna banjar adat di desa yang masing-masing menerima Rp 10 juta.  

Terkait Hari Raya Nyepi 1945 ini, Pemkot Denpasar juga memberikan BKK meliputi bantuan senilai masing-masing Rp 50 juta untuk 35 desa adat, serta bantuan masing-masing Rp10 juta untuk banjar adat.

Gubernur Bali Wayan Koster menyiapkan penghargaan bagi 9 juara Lomba Ogoh-Ogoh 2023 masing-masing Rp 50 juta. 9 Terbaik II tingkat Kabupaten/Kota se-Bali masing-masing Rp 35 juta, 9 Terbaik III tingkat Kabupaten/Kota se-Bali masing-masing memperoleh penghargaan berupa uang sebesar Rp 25 juta. 

Bahkan 3 nominasi terbaik masing-masing Kecamatan se-Bali (selain yang mendapat peringkat terbaik I,II, dan III di Kabupaten/Kota) memperoleh hadiah uang masing–masing sebesar Rp 5 juta.

“Terima kasih kami haturkan kepada pemerintah yang memberikan perhatian kepada generasi muda dalam membuat ogoh-ogoh,” kata seniman yang akrab disapa Lolak ini.

Pagelaran dan parade ogoh-ogoh terbaik di sejumlah kabupaten/kota pun sudah dilangsungkan sebelum pangerupukan dan menjadi atraksi budaya yang menyedot antusias warga dan wisatawan.

“Untuk tahun depan, parade bisa dikemas lebih bagus sebagai kalender wisata Bali. Dan parade atau event bisa diselenggarakan di Pusat Kebudayaaan Bali di Klungkung,” usul Arimbawa.

Ia pun membandingkan dengan perayaan menyambut tahun baru tradisional di Thailand, yakni Festival Songkran, yang menjadi kalender wisata unggulan negeri Gajah Putih.

“Jangan sampai anggaran besar berlalu begitu saja, karena ada kesempatan menjadikan parade ogoh-ogoh sebagai daya tarik wisata dan menjadi unggulan seperti halnya Festival Songkran di Thailand,” kata Arimbawa.

Untuk Festival Songkran yang dirayakan menyambut Tahun Baru Thailand yang tahun ini jatuh pada 13-15 April 2023, gebyar dan promosinya dilakukan jauh-jauh hari untuk mendatangkan wisatawan mancanegara.  

“Bahkan tiketnya sudah bisa dipesan setahun sebelumnya. Jadi sisi ekonomi dan pariwisata juga bisa sangat terbantu oleh adanya event ogoh-ogoh,” kata Arimbawa.

Anggota DPD RI Dapil Bali periode 2009-2014 dan 2014-2019 ini  pun berharap Pusat Kebudayaan  Bali yang saat ini progress pembangunannya terus berjalan, bisa menjadi venue penyelenggaraan festival menyambut Tahun Baru Saka 1946 mendatang.

“Kami berharap pada 2024 mendatang atau Tahun Baru Saka 1946, pemerintah sudah bisa memberi ruang ekspresi bagi para yowana Bali di Pusat Kebudayaan Bali untuk mengajegkan dan melestarikan tradisi ogoh-ogoh Bali,” tuntas Arimbawa.

 

Komentar