nusabali

Tukad Yeh Panahan Tercemar Tinja WC

  • www.nusabali.com-tukad-yeh-panahan-tercemar-tinja-wc

Pemilik usaha sedot WC ini tak membuang limbah ke sungai, melainkan di kebun warga.

TABANAN, NusaBali

Warga Desa Tajen, Kecamatan Penebel, Tabanan, mengeluhkan air Tukad/Sungai Yeh Panahan, tercemar limbah tinja. Kondisi ini ditandai bau air sungai yang sangat menyengat.

Perihal keluhan tersebut sempat viral di media sosial. Beragam komentar negatif pun dilontarkan netizen. Aparat Desa Tajen langsung bergerak menyikapi.

Dari video yang diunggah I Gede Made Samudra, air Tukad Yeh Panahan tersebut berwarna kuning keruh. Air sungai tersebut mengairi Subak Kelodan di Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan.

Perbekel Desa Tajen I Gusti Made Sukerta membenarkan adanya keluhan dari masyarakat terkait Sungai Yeh Panahan tercemar. Setelah menggali informasi di lapangan, dia bersama aparat Desa Tajen memanggil seorang warga setempat yang memiliki usaha sedot limbah WC.

Dari hasil koordinasi atau rapat yang dilakukan Sabtu (18/3) sore, pemilik usaha sedot WC ini tak membuang limbah ke sungai, melainkan di kebun warga. Pembuangan ini sesuai permintaan warga di Banjar Kuta Bali, Desa Tajen. Hanya saja karena kebun bersebelahan dengan sungai, saat musim hujan air limbah itu merembes ke sungai sehingga membuat air sungai tercemar. "Artinya, warga kami tidak membuang langsung ke sungai. Tetapi ke kebun warga atas permintaan warga. Sebab warga yang meminta lumpur tinja ini memiliki kebun kopi," terangnya, Minggu (19/3).

Dengan kondisi itu, warga yang memiliki usaha tersebut sudah diberikan teguran untuk tak lagi membuang ke kebun warga. Termasuk celah rembesan yang menyebabkan limbah masuk ke sungai telah dibongkar dan diperbaiki. "Kami sudah tangani cepat masalah ini, dan warga kami yang memiliki usaha sedot limbah sepakat tak membuang limbanya ke kebun. Meskipun, ada permintaan warga. Sudah membuat surat pernyataan disaksikan aparat desa," tegasnya.

Diakui Sukerta, warganya yang memiliki usaha sedot limbah tersebut sudah membuang lumpur tinja lima kali ke kebun warga. Dari sisi positifnya memang kebun warga ini yang awalnya gersang kondisinya sudah membaik. Bahkan tanaman kopinya makin subur.

"Warga kami ini sudah memiliki usaha sedot lumpur tinja sejak tahun 2009. Sudah sempat mengambil lumpur sampai ke Jimbaran (Kabupaten Badung). Disepakati dibuang di kebun selain ada permintaan warga juga pembuangan lumpur tinja ke TPA Mandung dibatasi sampai pukul 15.00 Wita," katanya.

Dia berharap dengan adanya masalah ini, tidak ada lagi pembuangan limbah yang tak sesuai tempat meskipun itu sudah adanya kesepakatan. "Yang meminta adanya lumpur tinja ke kebun memang tak mempermasalahkan tetapi penyanding yang keberatan. Mudah-mudahan saja tak terulang lagi kejadian pencemaran tersebut," harap Sukerta.*des

Komentar