nusabali

Satwa Berelasi Demokrasi

  • www.nusabali.com-satwa-berelasi-demokrasi

ERA Reformasi sudah berumur dewasa lanjut, tepatnya digulirkan saat kejatuhan Presiden Soeharto.

Era Reformasi telah menghadirkan tafsir baru terhadap kebebasan, yaitu kebebasan berpendapat tanpa batas termasuk menghina. George Yule, presiden ke-empat Kongres Nasional India di Allahabad, menyebut tindak tutur menghina sebagai tuturan yang bertujuan untuk merendahkan, memburukkan, memaki, atau menista. Contoh tuturan ekspresif menghina, seperti ‘Cicing, ente laknat, gue patuh laknatē’ (Anjing, kamu orang laknat, sama seperti aku saja). Umumnya, leksem yang digunakan berkelas kata adjektiva. Menurut Prof Sudipa, adjektiva atau kata sifat adalah kata-kata yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan sifat kata benda atau kata ganti.

Penutur milenial amat produktif menggunakan kata nomina untuk menghina atau menistakan. Dalam hal demikian, media sosial amat kreatif memviralkan nomina satwa, seperti ‘kadrun’, ‘anjing’, ‘kampret’, ‘cebong’, ‘bapit’. Secara tradisional, satwa memiliki manfaat, yaitu sebagai alat angkut, tenaga kerja, sumber pendapatan masyarakat, bahan baku industri, dan lain-lain. Kadrun merupakan akronim ‘kadal gurun’, makhluk hidup dengan daya survival tertangguh di planet bumi. Kadal mampu bertahan hidup di lingkungan yang paling tidak kondusif bagi makhluk hidup, seperti gurun pasir. Makna denotatifnya, kadrun bukan penghinaan namun pujian bagi seseorang yang memiliki daya bertahan hidup di lingkungan yang amat tidak ramah.  Sedangkan, makna konotatifnya adalah sebuah sindiran dan label untuk kelompok tertentu.

Leksem anjing sering digunakan sebagai tuturan dalam komunikasi sosial. Di beberapa sudut wilayah Kabupaten Buleleng, penggunaan leksem ‘cicing’ merepresentasikan keakraban sebagai saudara atau sahabat. Tetapi, menyebut para buzzer sebagai ‘anjing menggonggong’ berdenotasi cara menyampaikan keinginan agar memeroleh perhatian. Makna lain, yaitu  sebagai pemberitahuan bahwa ada orang asing  yang memiliki maksud dan tujuan tertentu. Sebutan anjing untuk para buzzer menuai pro dan kontra. Mereka yang tidak sepaham penggunaan leksem anjing beralasan bahwa anjing adalah satwa yang setia, tanpa pamrih, dan trengginas seperti anjing militer. Anjing menggonggong merupakan ungkapan kesetiaan demi melindungi majikan dari ancaman.

Cebong atau kecebong merupakan fase kedua dalam siklus hidup katak yang memiliki insang setelah dua hari menetas dari telur. Cebong merupakan makhluk hidup sebagai bagian hakiki dari proses metamorfosa satwa yang memegang peran penting dalam ekosistem planet bumi. Andaikata tidak ada cebong maka mata-rantai ekosistem planet bumi terputus dengan dampak yang akan meruntuhkan seluruh ekosistem planet bumi seperti runtuhnya sebuah susunan piramida kartu. Leksem cebong atau kecebong sesaat digunakan sebagai julukan kepada pendukung Presiden Joko Widodo pada pemilihan umum. Julukan itu diberikan oleh orang-orang yang paham politiknya berseberangan.

Kampret merupakan jenis satwa yang memiliki daya kodrati amat menakjubkan. Teknologi radar buatan manusia jelas terinspirasi oleh kampret. Kampret memiliki daya penginderaan luar biasa yang mampu terbang di tengah suasana gelap gulita tanpa menabrak. Kampret memiliki daya-indera dengan daya-tangkap suara yang unik. Tokoh komik atau film Batman merupakan personifikasi kampret, karena memiliki daya-penginderaan kaliber super-hero.

Sayangnya meski jasanya besar, hidup kampret banyak terancam. Populasinya terus merosot. Kebakaran hutan, penebangan hutan, hingga diburu sebagai makanan dan obat merupakan beberapa sebab utama. Itu di luar para predator alami seperti elang, ular, dan burung hantu. Contohnya, Gua Lawa di Kabupaten Purbalingga. Penyebutan nama gua yang mengacu pada nama setempat kelelawar itu kini kosong melompong tanpa kelelawar akibat rusaknya habitat dan perburuan merajalela.

Satwa lain yang sering diviralkan adalah bapit, akronim dari babi sipit. Sejenis dengan satwa kadrun, anjing, kampret, dan kecebong bahwa babi adalah hewan berguna. Bagi seseorang, babi amat berguna dari daging perut sampai ke kaki bahkan kupingnya memang lezat untuk dimakan. Para pelatih hewan di pergelaran sirkus memuji babi sebagai hewan paling cerdas dibanding dengan sapi, kambing, kuda bahkan anjing. Pesaing kecerdasan babi paling-paling hanya dolphin. Para babi akan  merasa terhina jika martabatnya direndahkan dengan penambahan leksem sipit. Ada bau SARA. Jangan keliru menafsirkan kebebasan dalam menyampaikan pendapat sebagai kebebasan menghina, menghujat, memburukkan, atau membedakan. *

Prof Dewa Komang Tantra MSc, PhD

Komentar