nusabali

Usai Parade Kasanga Fest, Peserta Optimis Salip Juara Bertahan

  • www.nusabali.com-usai-parade-kasanga-fest-peserta-optimis-salip-juara-bertahan

DENPASAR, NusaBali.com - Kedua belas besar jawara ogoh-ogoh Kota Denpasar tampil menunjukkan performa terbaik mereka pada parade Kasanga Fest di Catur Muka Kota Denpasar pada Sabtu (18/3/2023) sore.

Dari semua karya yang tampil, satu pun tidak ada yang mengecewakan penonton. Setiap ogoh-ogoh bergantian diarak, masing-masing memiliki penggemar dan pesona tersendiri yang begitu khas.

Parade dibuka oleh nominasi terbaik satu dari Kecamatan Denpasar Selatan yakni Kali Citta Pralaya karya ST Tunas Muda. Sekaa teruna asal Banjar Dukuh Mertajati, Desa Sidakarya ini adalah juara bertahan Kota Denpasar.

Sementara Kala Sapa, nominasi terbaik dua dari Kecamatan Denpasar Timur menjadi ogoh-ogoh penutup parade. Ogoh-ogoh dengan sedikitnya empat figur ini adalah karya dari ST Shanti Yowana dari Banjar Yangbatu Kangin, Desa Dangin Puri Kelod.

“Kami dari Banjar Gaduh, Desa Adat Sesetan sangat antusias mengikuti parade di Kasanga Fest ini. Kami optimis dengan ogoh-ogoh yang kami tampilkan,” ujar Ketut Sony, 44, Kelian Adat Banjar Gaduh ketika dijumpai usai parade.

Keoptimisan Sony tidak terlepas dari karya ST Eka Laksana, sekaa teruna asuhan Banjar Gaduh. Karya yang ditampilkan ST Eka Laksana bertajuk Nyapa Kadi Aku. Ogoh-ogoh ini menggambarkan sosok raja angkuh yang sedang ditandu.

Ogoh-ogoh dengan lima figur ini memiliki kelebihan pada karakter tapel yang begitu hidup. Selain itu, bahan-bahan yang digunakan pun memanfaatkan limbah organik dari lingkungan sekitar. Bahkan, terdapat limbah tulang ayam yang diambil dari sebuah gerai makanan cepat saji.

“Untuk menjadi juara tentu kami sangat berharap. Dengan karya yang digarap maksimal seharusnya hasilnya yang diperoleh juga maksimal,” tegas kelian adat berkacamata ini.

Sementara itu, Putu Juliantara, 25, Ketua ST Çantika dari Banjar Sedana Merta, Ubung menegaskan optimis mampu menyalip juara bertahan. Kata Juliantara, pihaknya ‘atapak sing makirig’ atau selangkah pun tidak mundur (gentar) soal beradu performa dengan karya-karya lain di Kota Denpasar.

“Kalau kata orang Bali, ‘atapak sing makirig’, kami tetap optimis. Semangat itulah yang selalu kami tularkan di sekaa teruna,” ungkap Juliantara ketika dijumpai usai parade.

Meskipun memiliki optimisme menyalip juara betahan, ketua sekaa teruna dari kalangan Gen Z ini menegaskan bahwa setidaknya target mereka saat ini masuk tiga besar Kota Denpasar. Soal target ini, Juliantara sesumbar mengklaim 100 persen yakin jadi tiga terbaik di ibukota.

Ogoh-ogoh karya ST Çantika sendiri sempat ramai di media sosial. Karya yang bertajuk Kawisesaning Parwati ini adalah nominasi terbaik satu di Kecamatan Denpasar Utara. Ogoh-ogoh ini pun mendapat sentuhan teknologi di mana memungkinkan wajah jelita Dewi Parwati bisa berubah murka dan menyeramkan.

“Pada tahap penilaian di tingkat kecamatan kami sudah masesangi (bernazar). Begitu masuk nominasi terbaik satu, anggota kami ada yang cukur Avatar Aang, dan macam-macam,” beber Juliantara.

Sementara itu, pengumuman ogoh-ogoh tiga terbaik di Kota Denpasar masih menunggu keputusan di Pemerintah Provinsi Bali. Para nominasi terbaik dari empat kecamatan se-Kota Denpasar ini pun harap-harap cemas. *rat

Komentar