nusabali

Pemerintah Buka Opsi Impor Beras Lagi

  • www.nusabali.com-pemerintah-buka-opsi-impor-beras-lagi

JAKARTA, NusaBali
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka opsi impor beras 500 ribu ton lagi.

Hal ini diungkap oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. Zulkifli mengatakan opsi impor beras tersebut sudah disepakati dalam rapat yang dipimpin Jokowi. Namun, ia mengaku belum tahu kapan impor tersebut dilakukan.

"Kemarin dipimpin Bapak Presiden (Jokowi) kita sudah memutuskan kapan pun diperlukan kita bisa masuk lagi (beras) 500 ribu ton," kata Zulkifli dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (15/3).

Impor beras sebetulnya sudah pernah dilakukan pada Desember 2022 lalu. Kemendag memberi izin kepada Perum Bulog untuk mengimpor 500 ribu ton beras sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Seluruh beras itu pun kini sudah masuk ke Indonesia.

Meski begitu, Zulkifli menyebut beras masih mahal. Padahal, data selama ini menunjukkan produksi beras dalam negeri surplus.

"Beras ini belum berhasil kita turunkan sampai hari ini bahkan cenderung bisa naik dan naiknya enggak sedikit, sudah lebih dari Rp1.000, walaupun data katanya kita surplusnya banyak," tuturnya seperti dilansir CNNIndonesia.com.

Oleh karena itu, ia mengaku khawatir dengan harga bahan pokok menjelang Ramadan. Pasalnya beberapa harga bahan pokok masih tinggi, terutama beras.

Di lain sisi, Jokowi menegaskan bakal mencari biang kerok harga beras mahal. Ia menuturkan penting untuk menjaga keseimbangan harga, terlebih saat ini sudah masuk masa panen raya.

"Kan kita lihat masih panen raya. Logikanya panen raya suplainya banyak, mestinya harga turun. Nah, ini kok ndak. Ini yang baru kita cari. Ini yang senang petaninya senang, tetapi konsumennya pasti akan berteriak. Saya kira keseimbangan itu yang ingin kita jaga," kata Jokowi di Istora Senayan, Jakarta Pusat.

Ia menegaskan sulit untuk menyeimbangkan harga gabah di tingkat petani. Pada akhirnya, harga beras di tingkat pedagang dan konsumen masih belum baik dan wajar.

"Kalau mau menurunkan harga beras sangat mudah sekali, impor sebanyak-banyaknya menuju ke pasar, pasti harga turun. Tapi yang kita lakukan sekarang menjaga keseimbangan. Kalau dilihat memang supply-nya kurang, menyebabkan harga tinggi," tandas Jokowi.

Sementara itu, harga beras terpantau mengalami kenaikan menyusul pemerintah menetapkan Harga Eceren Tertinggi (HET). Mengutip dari Informasi Pangan Jakarta, Kamis (16/3), harga beras yang mengalami kenaikan yakni beras IR.III (IR 64), beras IR 42/Pera, dan beras setra I premium.

Harga beras IR.III (IR 64) naik Rp 4.560 per kilogram menjadi Rp 15.147 per kilogram. Harga terendah beras IR.III (IR 64) ada di pasar Cempaka Putih yang dibanderol Rp 9.000 per kilogram.  Kemudian, untuk beras IR 42/Pera naik Rp 57 menjadi Rp 14.547 per kilogram. Pasar Palmerah merupakan pasar di Jakarta yang harga beras IR 42/Pera-nya paling mahal, yaitu Rp 18.000 per kilogram dan yang paling murah ada di Pasar Senen yakni Rp 11.000 per kilogram.

Sementara itu, beras setra I premium naik Rp 4.677 menjadi Rp 17.990 per kilogram. Adapun diberitakan sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) resmi menetapkan Harga Eceren Tertinggi (HET) untuk komoditas beras.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi membeberkan penetapan HET dibagi berdasarkan pembagian wilayah, yakni zonasi wilayah yakni zona 1 untuk Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi.

Kemudian, untuk zona 2 untuk Sumatera selain Lampung, Sumsel, NTT, dan Kalimantan. Sementara zona 3 untuk Maluku dan Papua.

"Untuk HET beras medium zona 1 Rp 10.900, untuk zona 2 Rp 11.500, zona 3 Rp 11.800. Kemudian untuk beras premium zona 1 Rp 13.900, zona 2 Rp 14.400, dan zona 3 Rp 14.800 per kilogram," ujarnya di istana presiden, Jakarta, Rabu (15/3). *

Komentar