nusabali

Bali Catat 820 Kasus DBD Selama Februari

  • www.nusabali.com-bali-catat-820-kasus-dbd-selama-februari

Pada Februari 2022 kasus DBD di Bali tercatat 316 kasus.

DENPASAR, NusaBali

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Bali selama Februari 2023 masih tinggi. Angkanya mencapai 820 kasus, turun sedikit dibanding Januari 2023 sebanyak 939 kasus. Curah hujan yang masih tinggi sebulan terakhir jadi tantangan terbesar menekan angka kasus DBD di Pulau Dewata.

Angka kasus DBD bulan Februari 2023 juga jauh lebih tinggi dibanding bulan yang sama tahun lalu. Pada Februari 2022 kasus DBD di Bali tercatat 316 kasus. Kasus DBD selama Februari masih didominasi tiga wilayah yakni Kota Denpasar, Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Badung. Satu korban meninggal dilaporkan Diskes Kota Denpasar.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Wayan Widia, menyatakan curah hujan yang masih tinggi selama Februari jadi salah satu penyebab angka kasus DBD di Bali masih cukup tinggi. Jika dibanding tahun lalu curah hujan tahun ini juga lebih tinggi.

“Di samping juga tahun 2022 masyarakat masih banyak tinggal di rumah karena pandemi Covid-19, jadi masih sempat melakukan bersih-bersih rumah. Kalau sekarang sudah mulai sibuk kerja,” ucap Widia, Senin (6/3).

Widia mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir kasus DBD biasanya meningkat setiap Oktober sampai Mei. Sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sudah dilakukan Diskes kabupaten/kota selain melakukan fogging terfokus (pengasapan pestisida) di sekitaran lokasi yang terdapat kasus DBD.

Menurut Widia kebijakan fogging massal sudah tidak bisa dilakukan lagi, karena fogging punya dampak berbahaya buat kesehatan jika terlalu banyak dihirup manusia. Untuk itu, Widia menyinggung soal penerapan metode nyamuk mengandung bakteri wolbachia untuk menekan populasi nyamuk lokal yang membawa virus dengue.

Dikatakannya, dua wilayah yakni Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng, akan jadi tempat pertama penerapan metode yang dikembangkan World Mosquito Program (WMP), Monash University, Australia.
“Mereka (WMP) sudah sosialisasi ke desa-desa di Denpasar dan Buleleng,” ungkap Widia.

Sembari menunggu efektivitas metode wolbachia dalam menekan kasus DBD di Bali, Widia mengajak masyarakat untuk terus melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M plus (menguras, menutup, memanfaatkan) selama curah hujan masih cukup tinggi. “Tandon-tandon air, kap rumah, kita lupa kadang-kadang nyamuk di sana berkembangbiak,” ucapnya. *cr78

Komentar