nusabali

Desa Carangsari Tanding Lagi ke ADWI 2023, Targetkan Naik Status Jadi Desa Wisata Maju

  • www.nusabali.com-desa-carangsari-tanding-lagi-ke-adwi-2023-targetkan-naik-status-jadi-desa-wisata-maju
  • www.nusabali.com-desa-carangsari-tanding-lagi-ke-adwi-2023-targetkan-naik-status-jadi-desa-wisata-maju

MANGUPURA, NusaBali.com – Desa Carangsari di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung maju kembali dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2023.

Keputusan ini diambil setelah ada perintah dari Pemerintah Kabupaten Badung. Desa di ujung selatan Kecamatan Petang itu diminta untuk tanding kembali dalam ajang tahunan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI tersebut.

I Made Sudana, 51, Perbekel Carangsari menuturkan bahwa pihaknya sebenarnya baru akan benar-benar siap untuk ajang perlombaan apa pun pada tahun 2024 mendatang. Sebab, sepanjang tahun 2023 ini, Desa Carangsari tengah berfokus pada penataan dan pembenahan infrastruktur pendukung.

“Tetapi bagaimana pun kami tetap siap karena yang namanya sudah bertarung harus dilakukan dengan baik,” tutur Sudana ketika dijumpai di Kantor Perbekel Carangsari, tidak jauh dari Puri Agung Carangsari pada Selasa (7/3/2023) pagi.

Pada tahun 2021 silam, desa dengan 10 banjar dinas dan tiga desa adat ini berhasil menyabet peringkat pertama nasional dalam kategori Desa Wisata Konten Kreatif. Namun status desa wisatanya pada saat itu masih berkembang.

Pada tahun ini, masih dalam kategori yang sama, Desa Carangsari menargetkan naik status menjadi desa wisata maju. Sebab, selama dua tahun perjalanan memegang predikat yang diterima sebelumnya, sudah beberapa langkah dilakukan untuk strategi promosi dan penambahan destinasi.

Langkah-langkah promosi dan penambahan destinasi itu di antaranya pergelaran Carangsari Heritage Run dan Carangsari Festival pada 2022 lalu. Sementara itu, ada penggodokan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Bali untuk membentuk atraksi wisata wellness journey.

“Desa Carangsari ini dirintis sebagai agrowisata didukung dengan keberagamaan juga akulturasi adat dan budayanya, serta sejarah karena merupakan kampung halaman pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai,” jelas Sudana.

Foto: Perbekel Carangsari, I Made Sudana sedang memegang piala ADWI Tahun 2021. -NGURAH RATNADI

Kata Perbekel Carangsari asal Banjar Senapan ini, desa wisata maju adalah desa yang mampu memanfaatkan potensi desanya untuk mendatangkan wisatawan. Dari kegiatan wisata yang sudah maju ini, dampaknya adalah peningkatan taraf hidup masyarakat dilihat dari pendapat per kapitanya.

Berdasarkan data yang diperoleh pemerintah desa, jumlah wisatawan yang melancong ke Desa Carangsari selama tahun 2022 adalah 9.308 orang. Sejumlah wisatawan ini terdistribusi ke dalam beberapa destinasi dan atraksi wisata di desa yang berpenduduk 6.011 jiwa.

Gede Wira Astawa, 27, Sekretaris Pengelola Desa Wisata Carangsari menjelaskan sejumlah wisatawan domestik dan asing tersebut tersebar ke dalam sekitar 8 destinasi dan atraksi wisata. Dari beberapa penawaran wisata tersebut ada sekitar tiga destinasi yang menjadi daya tarik utama.

“Yang menjadi destinasi favorit bagi wisatawan adalah Puri Agung Carangsari, Taman Beji Samuan, dan Triyana Resort yang menjadi lokasi glamping,” papar Wira ketika dijumpai dalam kesempatan yang sama.

Jelas pemuda asal Banjar Anggungan, Carangsari ini, desa wisata di desanya bersifat akomodatif untuk kalangan menengah ke bawah hingga menengah ke atas. Selain bersifat rekreatif, ada pula destinasi yang bersifat spiritual, edukatif, dan wisata sejarah.

“Dari segi pendapatan BUMDes yang bersumber dari destinasi wisata ini memang belum signifikan karena kami masih berfokus pada tahap promosi. Mungkin ke depannya akan dirancang tata kelola keuangan yang lebih spesifik,” ujar Wira.

Untuk diketahui, jumlah desa wisata di Bali menurut Kemenparekraf RI adalah 137 desa. Dari ratusan desa wisata tersebut, 91 desa berstatus rintisan, 29 desa berstatus berkembang, 15 desa berstatus maju, dan dua desa berstatus mandiri yakni Penglipuran dan Pemuteran.

Kategori yang dilombakan pun dipadatkan dari tujuh kategori menjadi lima kategori. Kelima kategori tersebut adalah Daya Tarik Pengunjung, Homestay dan Toilet, Digital dan Kreatif, Suvenir, serta Kelembagaan Desa Wisata dan CHSE. *rat

Komentar