nusabali

Disnaker Bali Koordinasi dengan BP3MI dan KBRI soal Pemulangan

PMI Bali di Polandia Sebulan Belum Sadarkan Diri Usai Operasi Amandel

  • www.nusabali.com-disnaker-bali-koordinasi-dengan-bp3mi-dan-kbri-soal-pemulangan

DENPASAR, NusaBali
Kondisi Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali Agus Listianingsih, 48, yang koma pasca operasi amandel di salah satu rumah sakit di Polandia belum kunjung membaik.

Sejak menjalani operasi amandel 1 Februari 2023, hingga kini dia belum sadarkan diri.  Sang anak, Octa Serra Wulandari, 29, berharap bantuan pemerintah agar ibunya bisa segera dipulangkan ke Tanah Air. Dia mengungkapkan bahwa ibunya saat ini belum sadarkan diri, meski kondisinya cukup stabil. Listianingsih diketahui berdomisili di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, terbaring menggunakan alat bantu napas (trakeostomi) di lehernya dan alat bantu makan (gastrocanul) di lambungnya.

“Kata dokter mama akan seperti bayi, hidupnya akan bergantung sama orang lain. Dokter masih belum tahu apakah mama bisa sadar atau akan tetap seperti sekarang menggunakan alat bantu napas untuk bertahan hidup. Sekarang kita tunggu mujizat dari Tuhan,” ujar Octa Serra dikonfirmasi NusaBali, Sabtu (4/3).

Octa Serra menambahkan, jika kondisi ibunya tetap stabil seperti saat ini, dokter menyarankan agar Listianingsih dirawat dekat dengan keluarga. Adanya orang terdekat di sisi Listianingsih diharapkan bisa menstimulasinya untuk segera sadar.

“Karena bisa jadi dekat dengan anak atau orangtuanya bisa menstimulasi mama supaya bisa sadar. Makanya saya berharap sekali bisa mama pulang, supaya bisa saya rawat dan dekat dengan saya,” ucap Octa Serra.

Dikatakannya, setelah pekan lalu memohon bantuan pemulangan kepada pihak pemerintah, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Warsawa, Polandia, pada Jumat (3/3) akhirnya mengabari bahwa KBRI telah berkoordinasi dengan BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) dan BP3MI (Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) Bali serta pihak Pemerintah Provinsi Bali untuk mempersiapkan perawatan ibunya di rumah sakit di Bali.

Octa Serra mengatakan pada Senin (6/3) besok akan mendatangi kantor BP3MI untuk mengkoordinasikan kemungkinan ibunya dirawat di rumah sakit di Bali. Dia juga akan segera melakukan komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Badung untuk meminta bantuan proses pemulangan ibunya.

“Tinggal komunikasi dengan Pemkab Badung, karena mama KTP dan domisili Badung,” kata Octa Serra sembari menyebut kampung halamannya di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Buleleng.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali Ida Bagus Setiawan, menyampaikan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak BP3MI dan KBRI di Warsawa. Saat ini Disnaker ESDM Bali masih menunggu informasi resmi terbaru dari KBRI di Warsawa mengenai hasil medical check up yang akan ditetapkan melalui persidangan.

“Apakah yang bersangkutan dapat dirawat jalan di rumah dengan fasilitas rawat jalan didampingi perawat, atau tetap melanjutkan perawatan di ICU,” ujar Setiawan.

Dia mengungkapkan, KBRI di Warsawa juga telah berkomunikasi dengan pihak keluarga, (adik kandung Listianingsih yang selama ini mendampingi di ICU di Polandia) bahwa kepulangan Listianingsih setidaknya harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti kondisi Listianingsih sendiri, mengingat perjalanan ke Indonesia cukup lama dan harus mendapatkan dan menggunakan peralatan kesehatan. Selain itu biaya proses kepulangan akan mencakup pemesanan 6 kursi pesawat, karena adanya kebutuhan tempat tandu.

Kemudian juga perlu dipastikan fasilitas rumah sakit rujukan di Bali memiliki standar minimal sama dengan rumah sakit tempat perawatan di Polandia. “Memastikan dan berkoordinasi dengan rujukan rumah sakit di Bali perihal standar perawatan dan peralatan kesehatan yang sama dengan rumah sakit di Polandia,” tutur Setiawan.  

Diberitakan sebelumnya Agus Listianingsih bekerja di Polandia sejak Desember 2021. Octa Serra mengatakan ibunya memang memiliki riwayat sakit tenggorokan, demam hingga telinganya ikut sakit, sejak sebelum keberangkatan ke Polandia. Setelah diperiksakan ibunya didiagnosis mengalami penyakit amandel. Sempat ingin dioperasi sebelum bekerja di Polandia, namun hal itu terhalang pandemi Covid-19. Hingga akhirnya Listianingsih diterima bekerja sebagai terapis spa di Polandia. Dia berangkat bersama adiknya yang juga menjadi pekerja migran di Polandia.

Setelah setahun bekerja, sakit di tenggorokan Listianingsih kambuh. Diperiksakan ke dokter, hingga akhirnya dilakukan operasi amandel di salah satu rumah sakit universitas di Polandia pada 1 Februari 2023. Naas, pasca operasi amandel Listianingsih belum sadarkan diri hingga sekarang. *cr78

Komentar