nusabali

Sambut Hari Raya Nyepi, ST Jeladi Suta Gelar Lomba Ogoh-Ogoh Mini se-Bali

  • www.nusabali.com-sambut-hari-raya-nyepi-st-jeladi-suta-gelar-lomba-ogoh-ogoh-mini-se-bali
  • www.nusabali.com-sambut-hari-raya-nyepi-st-jeladi-suta-gelar-lomba-ogoh-ogoh-mini-se-bali
  • www.nusabali.com-sambut-hari-raya-nyepi-st-jeladi-suta-gelar-lomba-ogoh-ogoh-mini-se-bali
  • www.nusabali.com-sambut-hari-raya-nyepi-st-jeladi-suta-gelar-lomba-ogoh-ogoh-mini-se-bali

MANGUPURA, NusaBali.com – Sekaa Teruna (ST) Jeladi Suta, Banjar Segara Kuta, Desa Adat Kuta, Badung menggelar lomba ogoh-ogoh mini se-Bali, Sabtu (4/3/2023),  jelang Hari Raya Nyepi  Tahun Baru Saka 1945.

Lomba itu diikuti oleh sebanyak 21 ogoh-ogoh kategori Non-Mesin dan 6 ogoh-ogoh kategori Mesin. Mekanisme kedua lomba tersebut dimulai dari pendaftaran para peserta pada 16 Januari 2023 hingga 28 Februari 2023 silam. Para peserta dapat mengajukan diri atas nama kelompok pemuda banjar atau lembaga dan juga perorangan.


Foto: Kelian Sekaa Teruna Jeladi Suta, I Kadek Adi Diantara alias Dodo. -RIKHA SETYA

Kelian Sekaa Teruna Jeladi Suta, I Kadek Adi Diantara menyampaikan gelaran yang merupakan kali kedua dilaksanakan oleh pihaknya, tahun ini para peserta tidak dipungut biaya pendaftaran alias gratis. Sebab kata dia, program kerja inovasi tersebut dilakukan untuk memberi ruang kreatifitas bagi yowana atau kelompok pemuda yang berkaitan dengan ogoh-ogoh.

“Saya berterima kasih kepada seluruh peserta yang hadir dalam lomba ini. Pesan dan harapan saya para peserta bisa lebih kreatif lagi khususnya di desa adat Kuta dan juga di Provinsi Bali. Tahun depan kami akan membuat gelaran yang lebih lagi dan harapan saya ingin menambah kategori lomba seperti lomba tapel (topeng, Red) dan sketsa ogoh-ogoh,” ujar pria yang memiliki nama beken Dodo saat ditemui di sela-sela kegiatan.

Foto: Ketua Panitia, I Wayan Dedy Bud. -RIKHA SETYA

Sementara, Ketua Panitia, I Wayan Dedy Buda Arsana menjelaskan kriteria umum para peserta yakni mulai dari anak-anak hingga dewasa. Antusias mereka pun sebut Dedy sangatlah baik. Sebab, peserta tahun ini kata dia meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

“Tahun sebelumnya total peserta 23 orang dan sekarang total peserta 27 orang,” tuturnya.

Ditanya soal ketentuan bahan ogoh-ogoh, Dedy dengan mantap menerangkan bahan yang digunakan oleh para peserta harus bahan yang terbuat dari bahan ramah lingkungan (bambu, ulat-ulatan, kayu, kertas, rotan dan bedeg tanpa memakai styrofoam, spons, dan plastik). 

Ketentuan lainnya kata Dedy seperti ogoh-ogoh yang dilombakan bertemakan Bhuta Kala, Pewayanan, Pemurtian, dan tokoh sakti. Lalu, ogoh-ogoh dilarang mengandung unsur politik, SARA, dan pornografi.  Sedangkan ketentuan tinggi maksimal ogoh-ogoh yakni 1 meter di luar konstruksi panggung dan lebar 60 cm.

“Tidak diperbolehkan menggunakan gabus, penilaiannya lebih ke kreativitas anak muda agar tidak ketergantungan dengan bahan styrofoam serta agar ramah lingkungan,” tandasnya.


Foto: Wakil Ketua I Sabha Yowana Desa Adat Kuta, I Wayan Andika Mandala Putra. -RIKHA SETYA

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua I Sabha Yowana Desa Adat Kuta, I Wayan Andika Mandala Putra menerangkan dirinya sangat puas ketika melihat hasil ogoh-ogoh mini buatan para peserta. Ia pun menyatakan, besar harapannya kepada pemuda Desa Adat Kuta untuk semakin kreatif dalam mengembangkan potensi dan kreativitas.

“Acaranya sangat bagus untuk memaksimalkan potensi kreativitas para yowana. Apalagi sebelumnya kami semua diterpa pandemc Covid-19. Besar harapan kami semua dengan kegiatan ini akan berdampak positif dan semoga gelaran ini bisa dilanjutkan serta dimaksimalkan kembali,” harap pria yang akrab disapa Wayan Tesa itu.

Sementara itu juri lainnya, I Wayan Gede Kabar Indah, mengapresiasi peserta yang baru muncul bersaing dengan peserta senior. 

Ia pun menyebut dari sisi kualitas  sebagian masih pada taraf  pembelajaran,  dan sebagian lainnya sudah profesional.

"Penilaian dilakukan pada aspek anatomi, bahan, ide dan inovasi," kata Kabar Indah. 

Sorotan juga diberikan Kabar Indah terhadap pembuatan sinopsis dari ogoh-ogoh. Banyak peserta yang tidak menceritakan apa yang menjadi visual dalam karya ogoh-ogohnya.

“Mereka masih banyak copy paste (meniru), tidak mencari tahu sumbernya dari mana. Karena ini adalah hal yang sangat penting agar tidak melenceng dari sisi sinopsis dengan sisi visual yang ada. Ini perlu ditingkatkan lagi, karena bukan hanya bisa berkarya, tetapi juga memahami apa yang dikerjakan,” pesannya.

Ia pun berharap gelaran seperti ini lebih sering diadakan agar banyak generasi muda yang memiliki keterampilan yang sama untuk saling berkolaborasi dengan para seniornya.

“Ini suatu ajang awal untuk mempresentasikan karya ogoh-ogoh, yang mana pada sisi ogoh-ogoh mini ini bisa dijadikan sebuah konsep untuk penggarapan karya yang lebih besar lagi,” pungkas Kabar Indah. *ris

Hasil Lomba Kategori Ogoh-Ogoh Mini Non-Mesin
  • Juara I:  Yamadipati  (total nilai 263.5)
  • Juara II:  Semeton Lagas (262.5)
  • Juara III:  I Gede Gana Palguna Winayaka (251.5)
  • Juara Harapan I: Lokalan Art (242)
  • Juara Harapan II: Seniman Musiman (232.5)
  • Juara Harapan III: I Wayan Kevin Adnyana (223)

Hasil Lomba Kategori Ogoh-Ogoh Mini Mesin
  • Juara I: ST Sanggraha Yasa (total nilai 260)
  • Juara II: Bukan Teman Musiman (249) 
  • Juara III: Tude Birendra (245.5) 

Juara Favorit:  ST Sanggraha Yasa (total nilai 150)

Komentar