nusabali

KRG Incar 4 Tokoh Puri Agung Gianyar

  • www.nusabali.com-krg-incar-4-tokoh-puri-agung-gianyar

Gerindra dan PKPI akan menyatukan kekuatan dengan Golkar-Demokrat-Hanura-NasDem untuk bangun Koalisi Rakyat Gianyar

Gerindra-PKPI Bentuk Embrio Koalisi Besar untuk Menghadapi PDIP


GIANYAR, NusaBali
Gerindra-PKPI tandatangani kesepakatan untuk berkoalisi usung paket calon ke Pilkada Gianyar 2018. Kesepakatan Gerindra-PKPI ini merupakan embrio Koalisi Rakyat Gianyar (KRG) untuk tarung head to head lawan PDIP. Mereka incar empat tokoh Puri Agung Ubud sebagai Calon Bupati (Cabup) Gianyar: Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah (Golkar), Tjokorda Gede Asmara Putra Sukawati alias Cok Asmara (Demokrat), Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah (Golkar), dan Tjokorda Gede Raka Sukawati alias Cok De (seniman-akademisi).

Surat pernyataan koalisi Gerindra-PKPI sudah ditandatangani di atas materai Rp 6.000, tanggal 2 Juni 2017. Kesepakatan koalisi ditandatangani Ketua DPC Gerindra Gianyar I Made Artha Rimbawa dan Ketua DPK PKPI Gianyar, Ngakan Ketut Putra. Mereka juga mengikutkan sekretaris masing-maisng untuk menandatangani surat kesepakatan koalisi.

Ketua DPC Gerindra Gianyar, Made Artha Rimbawa, mengakui surat kesepakatan koalisi yang ditandatangani bersama PKPI tersebut sebagai cikal bakal koalisi lebih besar. “Kami akan membangun koalisi besar dengan sejumlah partai politisi untuk tarung Pilkada Gianyar 2018,” ungkap Artha Rimbawa kepada NusaBali di Gianyar, Minggu (4/6).

Meski telah sepakat berkoalisi, Gerindra-PKPI memang tidak bisa mengusung pasangan Cabup-Cawagub secara mandiri ke Pilkada Gianyar 2017. Pasalnya, koalisi dua parpol ini batu memiliki 7 kursi DPRD Gianyar hasil Pileg 2014 atau kekuatan 17,5 persen suara parlemen. Rinciannya, 5 kursi DPRD (12,5 suara parlemen) milik Gerindra dan 2 kursi DPRD (5,0 persen suara parlemen) milik PKPI. Mereka masih kekuarangan 1 kursi DPRD Gianyar atau 2,5 persen suara parlemen sebaqgai syarat minimal usung paket calon.

kesepakatan koalisi Gerindra-PKPI ini menjadi pintu masuk terbentuknya koalisi besar bertajuk KRG untuk tarung head to head melawan PDIP di Pilkada Gianyar 2018. Arah KRG itu sendiri sudah menyeruak pasca parpol-parpol parlemen non PDIP bersatu singkirkan PDIP dalam perebutan kursi pimpinan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) DPRD Gianyar, dua bulan lalu.

Parpol-parpol non PDIP yang potensial bersatu dengan Gerindra-PKPI membangun KRG untuk Pilkada Gianyar 2018 masing-masing Golkar (punya 7 kursi DPRD Gianyar), Demokrat (punya 5 kursi DPRD Gianyar), Hanura (punya 3 kursi DPRD Gianyar), dan NasDem (punya 2 kursi DPRD Gianyar). Sedangkan PDIP yang kuasai 16 kursi DPRD Gianyar dipastikan akan usung pasangan Made Agus Mahayastra-AA Gde Mayun (Paket Aman) ke Pilkada Gianyar 2018.

Artha Rimbawa mengakui, kesepakatan koalisi Gerindra-PKPI tersebut merupakan cikal bakal koalisi lebih besar dengan sejumlah partai untuk tarung Pilkada Gianyar 2018. Pihaknya akan mengkonsolidasikan koalisi ini dengan parpol lain, termasuk Golkar-Demokrat-Hanura-NasDem. “Kami jajaki parpol lain yang sepaham. Harapan kami, koalisi ini bersama parpol lain bisa mengusung paket calon,” tandas  politisi Gerindra asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar ini.

Menurut Artha Rimbawa, koalisi Gerindra-PKPI cenderung mengarahkan dukungan kepada tokoh Puri Agung Ubud untuk diusung sebagai Cabup Gianyar ke Pilkada 2018. Saat ini, ada empat tokoh Puri Agung Ubud yang diincar sebagai kandidat Cabup Gianyar 2018.

Pertama, Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, politisi senior Golkar yang anggota DPRD Bali Dapil Gianyar dua kali periode dan kini sekaligus menjadi Bendesa Adat Ubud. Kedua, Tjokorda Gede Asmara Putra Sukawati alias Cok Asmara, politisi muda Demokrat yang anggota DPRD Bali Dapil Gianyar dua kali periode dan kini menjabat Ketua DPC Demokrat Gianyar.

Ketiga, Tjokorda Gede Raka Sukawati alias Cok De, akademisi-seniman yang kini dosen Fakultas Ekonomi Unud. Cok De yang merupakan adik kandung mantan Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace, dikenal sebagai arsitek bade dan pratima, sekaligus seniman pendiri Museum Marketing 3.0 Ubud. Keempat, Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah, tokoh muda pengusaha hotel yang mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Gianyar 2004-2009 dan kini menjadi Ketuia Pecalang Desa Adat Ubud. “Figur dari Puri Agung Ubud sangat potensial diusung untuk memenangkan Pilkada Gianyar 2018,’ tegas Artha Rimbawa.

Sedangkan Ketua DPK PKPI Gianyar, Ngakan Ketut Putra, mengatakan Gerindra-PKPI akan bersambung dengan parpol-parpol lain, dengan diperkuat persetujuan dari masing-masing pimpinan parti tingkat Provinsi Bali. Harapannya, Gerindra-PKPI menjadi embrio koalisi besar untuk melawan PDIP di Pilkada Gianyar 2018. “Kita harapkan Golkar-Demokrat-Hanura-NasDem bisa bersatu padu dengan kami,” jelas Ngakan Putra saat dikonfirmasi terpisah, Minggu kemarin.

Di sisi lain, salah satu figur Puri Agung Ubud yang dibidik jadi Cabup Gianyar, Cok De, menyatakan terima kasih kepada parpol dan masyarakat yang menyatakan dukungannya. Cok De meyakini panglingsir dan sameton Puri Agung Ubud nantinya akan membahas aspirasi ini melalui paruman resmi. “Sebelumnya, kami hanya bisa mengucapkan terimakasih atas dukungannya selama ini,” jelas Cok De, Minggu kemarin.

Sementara itu, Ketua DPC Demokrat Gianyar Tjokorda Gede Asmara Putra Sukawati alias Cok Anom mengatakan penjajakan koalisi lintas parpol untuk tarung Pilkada 2018 sudah terjalin. Bahkan, jalinan koalisi besar untuk head to head melawan PDIP di Gianyar sudah makin mendekati final.

“Tinggal mematangkan koalisi saja. Kami sudah bicara dengan Gerindra, PKPI, Golkar, Hanura, dan NasDem untuk koalisi besar. Intinya, kita dari parpol non PDIP sudah menggalang komunikasi untuk melahirkan pemimpin Gianyar 2018,” ujar Acon Asmara saat dihubungi NusaBali secara terpisah, tadi malam.

Tjok Asmara menegaskan, Demokrat bersama Golkar-Gerindra-Hanura-PKPI-NasDem berencana mengeluarkan dulu kandidat di masing-masing partai. Setelah itu, baru dibawa ke koalisi. “Nanti kan dilakukan survei dan kajian. Kemudian, disepakati. Nanti koalisinya dibuat permanen, barulah bicara kandidat calon,” tegas salah satu dari empat tokoh Pri Agung Ubud yang diinar jadi Cabup Gianyar ini.

Khusus di internal Demokrat, kata Tjok Asmara, ada sejumlah kandidat dari unsur partai, unsur birokrat, dan tokoh masyarakat yang sudah diinventarisasi. “Nanti pasti akan kami buka ke media. Demokrat sendiri sudah pasti berkoalisi dengan parpol lain, karena tidak bisa mengusung sendiri Cabup-Cawabup Gianyar,” ujar politisi yang duduk di Komisi IV DPRD Bali ini. *Isa,nat

Komentar