nusabali

Warga Badung Utara Diminta Berdikari Olah Sampah Organik

  • www.nusabali.com-warga-badung-utara-diminta-berdikari-olah-sampah-organik

MANGUPURA, NusaBali.com – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung menyarankan warga untuk kreatif dan mandiri mengolah sampah organik.

Saran ini utamanya diarahkan kepada warga Badung utara seperti Kecamatan Abiansemal dan Kecamatan Petang. Sebab, Kepala DLHK Badung I Wayan Puja menilai daerah ini lebih dominan menghasilkan sampah organik dibandingkan non organik.

Meskipun tidak merinci data timbulan sampah di Badung utara, Puja menyebut dua kecamatan ini tidak berkontribusi besar dalam produksi sampah. Di mana untuk saat ini timbulan sampah kolektif di Badung mencapai sedikitnya 400 ton per hari.

“Sebenarnya yang diperlukan daerah Badung utara ini adalah giat memilah sampah terutama sampah organik,” ujar Puja ketika dijumpai NusaBali.com dalam sebuah kesempatan di Puspem Badung pada Kamis (23/2/2023).

Birokrat berkumis ini menuturkan bahwa area tegalan di Badung utara masih banyak dan luas. Dengan menggiatkan pemilahan sampah organik, sampah penghasil gas metana ini bisa dikubur atau diolah menjadi pupuk kompos.

Pupuk kompos dari sampah organik ini tentu bermanfaat bagi warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Oleh karena itu, upaya penanganan sampah lebih dapat difokuskan untuk sampah non organik terutama sampah plastik yang membahayakan lingkungan.

“Selama ini prioritas penanganan sampah berada di Badung selatan karena menjadi daerah pariwisata sedangkan Badung utara timbulan sampahnya masih kecil dan sebagian besar sampah organik,” papar mantan Kepala Bagian Perlengkapan dan Perawatan Setda Badung.

Di lain sisi, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta meminta tim kebersihan di masing-masing desa menerapkan jadwal pembuangan sampah berdasarkan jenis. Melalui mekanisme ini, Giri Prasta berharap proses pemilahan lebih cepat begitu pula dengan pengolahannya.

“Nanti bisa dibuatkan jadwal. Misalnya hari Senin itu sampah organik bisa ditaruh di depan rumah, Selasanya non organik, Rabunya bisa sampah residu, dan seterusnya,” ungkap Bupati Badung asal Desa Pelaga, Petang ketika dijumpai dalam kesempatan yang sama.

Selain meminta ada penjadwalan, Giri Prasta juga berharap warga bisa memiliki tangki dekomposer di masing-masing rumah. Jelasnya, tangki ini bisa diisi dengan sampah organik dan turunannya setiap hari entah itu berupa bekas memasak maupun sisa makanan.

Kata ayah tiga anak ini, tangki dekomposer itu bisa dimanfaatkan produknya menjadi fertilizer tanaman di pekarangan rumah maupun di tegalan. Dengan metode ini, pada satu sisi, timbunan sampah organik yang masih produktif bisa dikurangi. Di lain sisi, masyarakat bisa berdikari mengolah sampahnya sendiri. *rat

Komentar