nusabali

Bali Terancam Krisis Guide Bahasa Mandarin

  • www.nusabali.com-bali-terancam-krisis-guide-bahasa-mandarin

Dari 1.381 anggotanya sebanyak 1.053 belum terkonfirmasi perpanjangan lisensi

DENPASAR, NusaBali
Industri pariwisata Bali yang terpaksa ‘mati suri’ selama dua tahun akibat pandemi Covid-19 berdampak pada kelangsungan profesi guide bahasa Mandarin di Bali. Profesi pramuwisata yang satu ini banyak ditinggalkan para guide yang beralih ke pekerjaan lain demi menghidupi keluarganya. Kini, setelah dunia pariwisata bergairah lagi, Bali terancam krisis guide bahasa Mandarin, karena sebagian besar belum terkonfirmasi melakukan perpanjangan lisensi.

Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pramuwisata Indonesia (DPD HPI) Bali sendiri sudah melakukan pendataan ulang pramuwisata,  terutama pramuwisata atau tour guide berbahasa Mandarin. Hal tersebut mengantisipasi aktivitas kepramuwisataan, menyusul rencana akan kedatangan wisatawan Tiongkok, pada Maret depan.

Data sementara dari DPD HPI Bali, jumlah tercatat  guide Bahasa Mandarin di HPI Bali, sebanyak 1.381 orang. Guide berbahasa Mandarin ini merupakan bagian dari keseluruhan jumlah pramuwisata  6.166. Jumlah tersebut berasal dari data sebelum pandemi Covid-19.

Terkait pendataan ulang tersebut, Divisi  Bahasa Mandarin melakukan polling. Hasil sementara  328 pramuwisata Bahasa Mandarin sudah memberi konfirmasi. Dari jumlah itu

hanya 167 orang lisensinya masih berlaku, 161 orang yang lisensinya sudah lewat. Sisanya 1.053 belum  ada konfirmasi.

Kepala Sekretariat HPI Bali, I Gusti  Agus Surya Kusyanta menjelaskan, nomor telepon maupun alamat yang berubah, menjadi kendala dalam pendataan.

“Ada nomor teleponnya yang sudah berganti, sehingga sulit dihubungi. Atau pulang kampung akibat pandemi dulu,” ujar  Agus Kusyanta.

Menambah, imbauan Ketua DPD HPI  I Nyoman Nuarta, para guide, terutama guide Mandarin agar memperpanjang lisensi. Diharapkan  mereka, para  guide  pro aktif menghubungi sekretariat HPI atau divisinya.

Jumlah seluruh anggota HPI Bali tercatat 6.166 berasal dari 11 divisi/bahasa. Termasuk divisi Bahasa Mandarin. Untuk sementara, di luar Bahasa Mandarin, relatif belum ada kendala.

Untuk diketahui pramuwisata Bahasa Mandarin  tidak sedikit yang berasal dari luar daerah. Contohnya dari 167  jumlah yang yang terkonfirmasi lisensinya  aktif, 83 orang beralamat di luar. Demikian juga yang mengkonfirmasi lisensinya masa berlakunya lewat 161 orang, sebanyak 107 beralamat di luar daerah Bali. Diantaranya dari Medan, Sumatera Utara.

Kini menyusul rencana akan ramainya kedatangan wisman Tiongkok itulah, DPD HPI Bali melakukan pendataan ulang para pramuwisata berbahasa Mandarin.

Ketua DPD HPI Bali I Nyoman Nuarta mengatakan tujuan pendataan antara lain memastikan jumlah pramuwisata yang aktif berikut status lisensi atau surat izin, yang disebut Kartu Tanda Pengenal Pramuwisata(KTPP).

Lisensi  diberikan oleh Gubernur Bali, melalui Dinas Pariwisata, sebagai legalitas dan kompetensi seseorang melakukan profesi kepemanduan. Lisensi atau KTPP berbeda dengan Kartu Tanda Anggota(KTA) yang dikeluarkan oleh HPI selaku induk asosiasi.

“Jadi pramuwisata HPI, mengantongi punya dua kartu, yang satu lisensi dan yang satu lagi KTA,” jelasnya. Untuk itu, Nuarta meminta pramuwisata yang lisensinya sudah berakhir masa berlakunya, agar cepat memperpanjangnya. Dengan perpanjangan lisensi tersebut, maka pramuwisata terjamin legalitasnya melakukan profesi mengguiding. Sebaliknya, bila tanpa lisensi atau lisensinya sudah lewat, tentu statusnya ilegal.

Lebih lanjut disampaikan biro perjalanan wisata (BPW) wajib  mempekerjakan pramuwisata yang mengantongi lisensi. Karena itulah, sehubungan dengan  rencana  kedatangan wisman Tiongkok, pramuwisata Bahasa Mandarin yang  masa berlakunya sudah habis, agar segera memperpanjang.

"Sehingga, ketika wisman Tiongkok ramai nanti datang, tidak ada kendala dalam melakukan  kepemanduan," kata Nuarta yang  juga pengacara tersebut. *K17

Komentar