nusabali

Keren! Mahasiswa Politeknik Negeri Bali Juara II Jambore Fotografi Mahasiswa Indonesia 2023, Kalahkan 200 Peserta

  • www.nusabali.com-keren-mahasiswa-politeknik-negeri-bali-juara-ii-jambore-fotografi-mahasiswa-indonesia-2023-kalahkan-200-peserta

SEMARANG, NusaBali.com – Untuk ketiga kali berturut-turut,  mahasiswa Politeknik Negeri Bali (PNB), I Komang Agus Purnayasa berhasil menyabet juara II pada ajang Jambore Fotografi Mahasiswa Indonesia XIII yang diselenggarakan di Semarang, Jumat (10/2/2023).

Prestasi level nasional ini bukan kali pertama diraih Agus Purnayasa. Sebelumnya ia juga menjadi juara 1 Fotografi on The Spot dan Cetak dalam ajang Porseni Politeknik XIII se-Indonesia di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada bulan Juli 2022.

Kemudian September 2022 juga menduduki posisi juara III Fotografi Warna di Pekan Seni Mahasiswa di Universitas Brawijaya. 

Gelaran yang dilangsungkan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi Universitas Semarang (UKM FOKUS USM) itu melibatkan 200 peserta dari mahasiswa se-Indonesia. Sementara, juara pertama diraih mahasiswa Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi tengah, sedangkan juara III diraih mahasiswa Universitas Negeri Surabaya.

 “Astungkara tidak ada kendala, jadi kami di sana lomba sekaligus senang-senang bareng sama peserta lainnya. Aku pribadi puas dengan hasilnya karena aku akui yang juara satu itu fotonya bagus dan kreatif. Tetapi kalau dari tingkat tertinggi siapapun ingin menjadi juara satu. Jadi mungkin di lomba selanjutnya atau di lain kesempatan aku harus lebih bersemangat dan semaksimal mungkin agar bisa juara satu,” ujar Agus, Selasa (14/2/2023) siang.

Pada lomba tersebut, kata Agus mekanisme lomba dilakukan secara On The Spot atau memotret langsung di lokasi yang telah ditentukan oleh panitia yakni di Kota Lama Semarang pada Kamis (9/2/2023) lalu. 

Mengusung tema ‘Nuansa Kota Lama’ seluruh peserta mengumpulkan hasil jepretannya langsung saat itu juga tanpa edit dan juga tidak ada manipulasi. 
Diberikan waktu kurang lebih 3 jam untuk memotret, menurutnya tema yang diberikan panitia sangatlah luas. Hingga membuatnya harus berpikir lebih dalam untuk mengulik hal menarik dari Kota Lama Semarang. 

Sehingga, ia mantap menekankan kegiatan masyarakat di sana dengan background dan suasana kota lama dengan judul Menggantungkan Hidup di Kota Lama.

“Makna foto aku terdapat bapak tukang becak yang sedang menunggu pelanggan. Jadi ekspresinya santai sembari membaca koran dengan kondisi yang sudah tua dan lusuh. Di belakangnya terdapat bapak-bapak pengais sampah rongsokan yang sedang menjemur baju,” jelasnya.

Lebih lanjut, soal pencarian foto, kata Agus, sedari turun dari bus dirinya langsung memisahkan diri dari lawannya yang lain, untuk menyusuri gang kecil yang ada di Kota Lama Semarang. 

Strategi itu ia gunakan untuk menghindari 200 peserta lawannya agar tidak menghalangi atau mengganggu foto-fotonya. 

Saat ia melihat seorang tukang becak dan seorang lelaki pengais rongsokan sedang menjemur baju, tak berpikir panjang, dirinya pun tertarik dan langsung melakukan pendekatan sesuai kode etik foto jurnalistik. 

“Di saat itu juga aku langsung mengambil foto keadaannya itu tetap dengan pendekatan jurnalistik, jadi aku izin terlebih dahulu,” tutur mahasiswa Semester 8 Jurusan Pariwisata itu.

Menjadi ajang keempatnya berlaga secara On The Spot di tingkat nasional, ia pun tidak menganggap seluruh peserta adalah lawannya dan tak pernah meremahkan lawannya. Bahkan, lawan terberat baginya saat itu adalah mahasiswa asal Sulawesi Tengah, Jakarta, hingga Bandung. 

“Hanya saja mungkin tantangannya kita mengirim foto yang tidak diedit. Tetapi yang aku ingat, aku lihat dari Instagram mereka lawan-lawan yang berat dari Sulawesi Tengah, Jakarta, hingga Bandung,” tuturnya.

Agus yang belajar fotografi sejak tahun 2019 berkat bergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Photonity PNB membuatnya dapat berproses dengan matang. Ilmu yang ia dapatkan pun tak hanya diperoleh dari hal itu saja, namun ia tak sungkan untuk belajar dari mana saja melalui internet, rekan sesama fotografer hingga belajar secara otodidak (mandiri, Red). 

“Kemungkinan lomba ini menjadi lomba terakhirku mewakili kampus karena saat ini aku juga sudah semester 8 fokusnya sudah menyusun skripsi. Tetapi di lomba lainnya tidak menutup kemungkinan kalau ada kesempatan dan waktu yang tepat, aku bakal terus ikut perlombaan lainnya baik itu regional ataupun nasional,” harapnya. 

Dikonfirmasi secara terpisah, Wakil Direktur III, I Gusti Ngurah Bagus Catur Bawa mengatakan Agus Purnayasa adalah salah satu mahasiswanya yang berprestasi di bidang fotografi dan sudah sering kali memenangkan berbagai kompetisi fotografi di tingkat lokal maupun nasional.

“PNB selalu memberikan bonus dan penghargaan kepada mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi, dalam bentuk dana pembinaan dan juga dalam bentuk penurunan UKT. Harapan ke depan tentunya dengan peningkatan kualitas pembinaan akan dapat meningkatkan prestasi nasional dan internasional,” pungkasnya. *ris




Komentar