nusabali

Pasokan Janur Kembali Normal

  • www.nusabali.com-pasokan-janur-kembali-normal

Sempat langka, janur salah satu bahan utama  canang atau banten untuk upacara agama sebagian besar krama Bali, stoknya kembali normal. 

DENPASAR, NusaBali
Malah di beberapa lokasi sentra penjualan janur di Denpasar, kalangan pedagang mengaku  pasaran janur lesu.  Kondisi tersebut diprediksi akan berlangsung, selama bulan puasa atau bulan Ramadhan jelang Idul Fitri 1433 H. “Hanya beberapa hari saja sempat langka, sekarang sudah normal kembali,” ujar Gede Gunawan, seorang pedagang janur di Pasar Wangaya Denpasar, Kamis (1/6).

Keadaan tersebut rutin setiap tahun. Menurut penuturan kalangan pedagang, hanya beberapa hari memasuki masa puasa, janur sempat langka.  Setelah itu pasokan lancar. “Sekarang saja pasarannya sudah lesu. Apalagi tidak ada rerahinan (hari keagamaan),” ujar Gunawan.

Hal senada disampaikan pedagang janur lainnya. “Memang biasa begitu (sempat langka). Setelah itu justru akan melimpah stoknya,” ujarnya.

Sementara harga jual janur di pasaran berkisar antara Rp 13.000 – Rp 14.000 setiap gabung. Satu gabung terdiri dari 10 ikat. Setiap ikat terdiri dari 10 helai/lembar janur.  Jadi satu gabung, tidak kurang ada 100 helai janur.

Pasokan janur sebagian besar didatangkan di Jawa Timur, yakni dari Malang dan Banyuwangi. Ada juga pasokan dari Lombok (NTB).  Namun yang paling banyak dari Malang. Janur tersebut ditampung  pengepul,  sebelum dijual kepada para pedagang berskala besar. Kebanyakan pedagang bermobil dan pemilik toko/warung, selanjutnya kepada pedagang pengecer. Di tingkat pengecer harganya sampai Rp 17.000 hingga Rp 18.000 setiap gabung.

Dari pantauan, kelangkaan janur masih terjadi di lapangan.Kelangkaan janur dirasakan sejumlah pedagang eceran dan pedagang /pembuat canang. “Masih mahal, janurnya,” ucap Wina, seorang penjual canang dan bahan upakara lain di kawasan Tonya Denpasar Utara. Dikatakan harga janur  yang mencapai Rp 17.000 sampai Rp 20.000 untuk satu gabun, menurutnya mahal. Tentu saja, menurut pedagang keuntungan mereka berkurang. “Namun karena ini pekerjaan, tetap saya buat jual canang,” ucap Wina.

Sebelumnya Ni Luh Tut De, seorang  pedagang janur eceran, mengaku harga janur terbilang tinggi. “Mudah-mudahan pasokan segera datang,” ujar Luh Tut De, asal Blahkiuh Badung.  Dikatakan dari pengepul, Luh Tut De membeli Rp 15.000  per gabung. Kemudian menjualnya Rp 17.000 untuk setiap gabung.  “Masih cukup mahal,” kata Luh Tut De. *k17

Komentar