nusabali

Anggota Koramil Blahbatuh Kenalkan Ulatan Khas Bali Saat BKO di Papua Barat

  • www.nusabali.com-anggota-koramil-blahbatuh-kenalkan-ulatan-khas-bali-saat-bko-di-papua-barat

GIANYAR, NusaBali
Anggota Koramil 1616/04 Blahbatuh, Gianyar, Sertu I Wayan Sumerta, mendapat tugas BKO di Distrik Kwoor, Kabupaten Tembrauw, Provinsi Papua Barat.

Saat tugas di Papua Barat, prajurit asal Banjar Roban, Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar ini mengenalkan ulatan (anyaman) khas Bali berbahan daun kelapa atau janur. Sertu Wayan Sumerta juga mengajak masyarakat setempat belajar menganyam hiasan gapura. Selain gapura, Sertu Wayan Sumerta juga membuat karangan bunga ucapan bela sungkawa berbahan alami.

Sertu Wayan Sumerta menceritakan tugas di Papua Barat selama 13 bulan dari Desember 2022 hingga Januari 2023. "Dibantutugaskan atas perintah atasan," ungkap Sertu Wayan Sumerta, Senin (6/1). Penugasannya di Distrik Kwoor, relatif jauh dari konflik. "Saya bersama 23 personel lain dari seluruh Indonesia. Ditugaskan di Pos Ramil Kwoor. Geografisnya cukup jauh dari kota, bahkah kalau ke kota harus melewati 10 sungai," ujarnya.

Mengenalkan anyaman kelabang bermula ketika para tokoh dan ketua adat setempat meminta bantuan TNI untuk menghias gapura dengan bahan seadanya. "Awal mulanya saat ada peresmian Gereja di distrik setempat. Para tokoh dan ketua adat minta TNI membuatkan gapura dengan bahan seadaanya, dari kayu dan cat. Kami lihat tidak begitu bagus. Sehingga ketika lihat ada banyak pohon kelapa dan bunga, saya inisiatif membuat ulatan," ungkap Sertu Wayan Sumerta.

Akhirnya dia pun membicarakannya dengan tokoh adat. Setelah disetujui, kemudian gapura digarap. "Hasilnya banyak yang takjub, apalagi dalam peresmian gereja itu dihadiri Bupati setempat. Meski tidak sebagus ulatan di Bali, tapi banyak warga lokal yang senang melihatnya," jelasnya.

Selain membuat gapura, juga membuat karangan bunga. "Awalnya ada tokoh adat yang meninggal. Karena untuk membeli karangan bunga ke kota sangat jauh dan berbiaya mahal. Kami juga buatkan dari ulatan," ujar Sertu Wayan Sumerta.

Semenjak saat itu, setiap ada tokoh yang meninggal selalu minta dibuatkan karangan bunga dari ulatan. "Saya hitung sudah cukup banyak, selama 13 bulan sekitar 10 lebih karangan bunga saya buat," ujarnya.

Warga lokal tertarik dengan anyaman janur. Sertu Wayan Sumerta diminta mengajari anak-anak SD dan SMP. "Saat ada kunjungan bapak Bupati dan kepala distrik, hadir kepala sekolah serta tokoh masyarakat. Karena kekurangan guru prakarya, kepala sekolah meminta saya mengisi prakarya," ujar Sertu Wayan Sumerta.

Khusus prakarya, Sertu Wayan Sumerta mengajari buat karangan bunga berupa ulatan klabang mantri. "Anak SD sampai SMP bahkan warga lokal juga ikut belajar membuat ulatan itu. Akhirnya semua ikut belajar. Jadinya setiap ada acara di gereja, masyarakat sudah bisa membuat sendiri ," tutur bapak 3 anak ini. Berkat kreativitasnya itu, Sertu Wayan Sumerta mendapat penghargaan dari Danrem 181/Praja Vira Tama yang mewilayahi Provinsi Papua Barat. *nvi

Komentar