nusabali

Dewan Temukan Kelas Bocor dan Tembok Retak di SDN 1 Pemecutan

Ketua Komite Minta Ada Pansus CSR Inisiatif

  • www.nusabali.com-dewan-temukan-kelas-bocor-dan-tembok-retak-di-sdn-1-pemecutan

DENPASAR, NusaBali
Komisi III dan Komisi IV DPRD Kota Denpasar melakukan kunjungan lapangan ke SDN 1 Pemecutan, Denpasar Barat, Senin (6/2).

Dalam kunjungan tersebut, Dewan melihat beberapa ruang kelas bocor dan tembok retak. Kunjungan tersebut dipimpin oleh Ketua Komisi III Eko Supriadi dan Ketua Komisi IV I Wayan Duaja didampingi Kabid Pendidikan SD Dinas Dikpora Denpasar Nyoman Suryawan dan Lurah Pemecutan Ida Bagus Agung Upawana Manuaba. Rombongan diterima Ketua Komite I Made Aryanta Ananda dan Kasek SDN 1 Pemecutan Ni Gusti Nyoman Puspawati.

Dalam kunjungan tersebut, didapati beberapa kebocoran pada ruang kelas. Bahkan ada salah satu kelas yang terdapat ember untuk menampung air hujan akibat atap bocor. Beberapa plafon di ruang kelas yang terbuat dari tripleks juga sudah lepas.

Selain itu, kondisi tembok sekolah yang berada di Jalan Gunung Batur Gang Nangka II, Pemecutan, tersebut juga retak-retak hingga besi cor yang sudah karatan terlihat.

Terkait kondisi tersebut, Aryanta meminta agar DPRD Kota Denpasar bisa mengawal usulan untuk perbaikan sekolah. Apalagi sejak berdiri, sekolah tersebut belum pernah tersentuh perbaikan pada gedung, dan hanya direhab pada atapnya saja.

“Sejak saya sekolah di sini, sekolahnya memang seperti ini, hanya pintu keluarnya saja yang berubah, dulu di selatan sekarang di barat,” Aryanta.

Dia juga meminta agar DPRD Kota Denpasar bisa membuat Panitia Khusus (Pansus) CSR Inisiatif sehingga perbaikan bisa lebih cepat dilaksanakan. “Di sekolah ini hujan sedikit, bocor, jadi kami sebagai perwakilan siswa membutuhkan bantuan cepat. Karenanya, kami minta agar DPR bisa membuat Pansus CSR Inisiatif agar bisa segera ditindaklanjuti hal-hal yang urgent ini,” ucap Aryanta.

Selain kondisi sekolah yang bocor dan retak, Aryanta menyebut, sarana dan prasarana penunjang di sekolah masih belum memadai termasuk tidak memiliki guru Bahasa Inggris.

Ni Gusti Nyoman Puspawati menambahkan, sekolah ini mencakup 8 zonasi lingkungan meliputi Banjar Kerandan, Banjar Penyaitan, Banjar Pemedilan, Banjar Tegallinggah, Banjar Kerta Darma, Banjar Kerta Pura, Banjar Merta Yoga, dan Banjar Merta Jaya.

Dengan jumlah lingkungan yang banyak, tak semua calon murid bisa tertampung di sekolah tersebut. Sehingga dari 100 lebih pendaftar, yang diterima hanya 64 siswa. Sehingga sisanya harus bersekolah di sekolah lain yang jaraknya jauh.

Selain itu, dari jumlah tersebut perlu 12 rombongan belajar (rombel atau kelas), namun yang ada saat ini baru 10 rombongan belajar sehingga dua kelas harus masuk siang. “Dengan kondisi ini, kami berharap rehab di sekolah kami bisa segera direalisasikan. Kami sudah sampaikan usulan ke Dinas Pendidikan,” imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Komisi III maupun Komisi IV menyatakan akan mengawal usulan dari SDN 1 Pemecutan. Eko Supriadi meminta agar Dinas Pendidikan membuat master plan terkait pembangunan gedung di sekolah ini.

“Agar pembangunan tidak tumpang tindih, perlu ada master plan. Pembangunannya pasti akan bertahap dan tidak bisa sekaligus,” ucap Eko Supriadi, politisi PDIP.

Sedangkan Komisi IV DPRD Kota Denpasar juga mengaku siap mendukung usulan Ketua Komite untuk membuat Pansus CSR Inisiatif. “Kami akan mengawal rehab sekolah ini, karena jumlah zonasi yang banyak sehingga bisa menampung lebih banyak siswa,” kata Wayan Duaja, politisi Golkar. *mis

Komentar