nusabali

Hindari Tertabrak Kapal LCT, Nelayan Karangasem Terjun ke Laut

Jukung Hancur, Alat Tangkap dan Mesin Tenggelam

  • www.nusabali.com-hindari-tertabrak-kapal-lct-nelayan-karangasem-terjun-ke-laut

AMLAPURA, NusaBali
Nelayan Abdillah, 51, dari Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan/Kabupaten Karangasem terpaksa terjun dan menyelam demi menghindari tertabrak kapal LCT (landing craft tank) yang mengangkut pasir, Sabtu (4/2) pagi.

Nyawa Abdillah selamat, namun jukungnya hancur, sedangkan mesin tempel dan alat tangkap ikan miliknya tenggelam.

Abdillah mengalami peristiwa naas itu saat sedang menangkap ikan di perairan yang berjarak sekitar 500 meter dari Pantai Banjar Ujung Pesisi, di perairan Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem, Sabtu (4/2) pukul 05.00 Wita.

Abdillah menuturkan, dirinya melaut pada Jumat (3/2) pukul 18.00 Wita, bersama beberapa nelayan setempat dengan posisi terpencar. Abdillah, melaut dengan jukung panjang sekitar 6 meter, dengan mesin tempel 5,5 PK lengkap membawa 5 set pancing dan 7 set jaring.

Setelah semalam melaut dan baru dapat 6 ekor ikan kerapu, saat itu Abdillah memancing ikan dasar dengan posisi mesin tempel dimatikan. Dalam suasana masih gelap, dari arah selatan bergerak kapal menuju arah perairan Bali Utara.

Saat itu Abdillah mengeluarkan kode untuk memberitahukan keberadaan dirinya, dengan mengacungkan dua lampu, tetapi kapal LCT terus mendekat. Guna menghindari tertabrak kapal LCT, Abdillah refleks menceburkan diri ke laut. Setelah dirinya muncul ke permukaan, posisinya telah ada di belakang kapal. Saat itu dia menemukan jukungnya telah hancur, mesin tempel, alat pancing, dan jaring tenggelam.

Selanjutnya Abdillah berenang menuju pesisir dengan berpegangan jukung yang telah patah di bagian katir, hingga sampai di Pantai Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, pukul 06.00 Wita. Setiba di pantai, baru dapat pertolongan dari nelayan Makmun Amar dan nelayan Mahmud, serta nelayan yang membantu mengangkat jukung rusak itu ke daratan.

“Baru kali ini ada kapal angkut pasir itu mendekat. Biasanya melintas agak jauh di laut lepas. Saya susah menghindar. Dari pada tertabrak, lebih baik menghindar dengan cara menyelam,” ucap Abdillah.

Abdillah mengaku sering melihat kapal tersebut lalu lalang, tetapi berlayar lebih di laut lepas. Saat kejadian, dia sempat melihat ada salah seorang ABK (anak buah kapal) menengok dari pintu kapal, tetapi masuk lagi.

Padahal, kata Abdillah, sebelum jukungnya tertabrak kapal LCT, dia berteriak minta tolong, namun tidak ada ABK yang mempedulikannya. Kerugian yang dia alami, jukung senilai Rp 5 juta, mesin tempel Rp 5 juta, jaring per set Rp 750.000 sebanyak 7 set, dan 5 set pancing Rp 1,5 juta, total Rp 16.750.000.

Salah seorang nelayan, Jumakyah, kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Pol Airud Polres Karangasem.

Menindaklanjuti laporan tersebut, Kanit Gakum (penegakan hukum) Satpol Airud Polres Karangasem Aiptu I Gusti Ngurah Santosa bersama anggotanya melakukan penyelidikan ke Pantai Ujung Pesisi. “Berdasarkan keterangan korban, dan setelah saya cek di jalur lintasan kejadian, diduga kapal LCT yang biasa angkut pasir pelakunya. Masih melakukan penyelidikan, nanti saya mau tanya kepada pemilik kapal,” kata Aiptu I Gusti Ngurah Santosa, seizin Kapolres AKBP Ricko AA Taruna. *k16

Komentar