nusabali

Wimbakara Bulan Bahasa Bali di Badung Libatkan 280 Pelajar hingga Bendesa

  • www.nusabali.com-wimbakara-bulan-bahasa-bali-di-badung-libatkan-280-pelajar-hingga-bendesa
  • www.nusabali.com-wimbakara-bulan-bahasa-bali-di-badung-libatkan-280-pelajar-hingga-bendesa
  • www.nusabali.com-wimbakara-bulan-bahasa-bali-di-badung-libatkan-280-pelajar-hingga-bendesa
  • www.nusabali.com-wimbakara-bulan-bahasa-bali-di-badung-libatkan-280-pelajar-hingga-bendesa
  • www.nusabali.com-wimbakara-bulan-bahasa-bali-di-badung-libatkan-280-pelajar-hingga-bendesa

MANGUPURA, NusaBali.com – Wimbakara atau lomba serangkaian Bulan Bahasa Bali (BBB) V di Kabupaten Badung melibatkan berbagai kalangan dari pelajar, mahasiswa, krama istri, hingga bendesa.

Setelah dibuka di tingkat provinsi pada Rabu (1/2/2023) di Taman Budaya Bali Denpasar, setiap kabupaten di Provinsi Bali mulai membuka perayaan BBB V pada Kamis (2/2/2023). Tidak terkecuali di Kabupaten Badung, salah satu kabupaten ‘langganan’ juara dalam ajang ini di tingkat provinsi.

Perayaan dengan kemasan festival yang bertujuan untuk memasyarakatkan kembali bahasa, aksara, dan sastra Bali ini digelar selama tiga hari di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung hingga Sabtu (4/2/2023).

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung I Gde Eka Sudarwitha menuturkan ada tiga jenis kegiatan yang diselenggarakan untuk mengisi perayaan Bulan Bahasa Bali ini. Di antaranya ada wimbakara (lomba), sasolahan (panggung apresiasi sastra), dan reka aksara (pameran).

“Kalau ditotalkan selama tiga hari penyelenggaraan, ada 280 orang yang terdiri dari pelajar mulai SD hingga SMA sederajat. Kemudian ada mahasiswa atau masyarakat umum usia 19 sampai 28 tahun. Ada juga krama istri dan bendesa adat,” tutur Eka di sela-sela acara.

Dalam tiga jenis kegiatan tersebut, untuk wimbakara sendiri terdapat enam kegiatan. Keenam kegiatan tersebut terdiri dari nyurat aksara Bali untuk tingkat SD, nyurat lontar untuk tingkat SMP, debat mabasa Bali untuk SMA sederajat, ngwacen lontar untuk peserta usia 19-28 tahun, masatua Bali untuk krama istri, dan pidarta Bali untuk bendesa.

Dari segi sasolahan, ada dua pertunjukan apresiasi sastra yang tampil di pembukaan dan penghujung acara. Untuk pembukaan, Komunitas Seni Budang Bading Badung menampilkan karya musikalisasi puisi. Sedangkan untuk penutup, ada bondres inovatif dari Sanggar Seni STI Bali.

“Yang memeroleh jayanti (juara pertama) dalam setiap wimbakara itu sudah dipastikan akan menjadi wakil Badung di tingkat provinsi,” jelas Eka yang juga mantan Camat Petang.

Selain acara utama yang terdiri dari wimbakara dan sasolahan di dalam balai budaya, juga ada stand pameran di luar gedung. Pameran tersebut diramaikan dengan stand berisi buku-buku berbahasa Bali, kerajinan, dan jajanan daerah.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa yang membuka BBB V di Puspem Badung berharap ajang ini bisa menjadi konsolidasi insan sastra di Badung. Sebab, kata birokrat asal Kuta Selatan itu, Badung punya ‘segalanya’ di ranah seni budaya dan sastra ini.

Yen nak ngorang ring Badung puniki harus dapat juara. Dana ada, jurinya hebat-hebat, bupati hebat, nah sekda hebat mase bedik-bedik. Masak orang dari Badung nanti tidak bisa dapat juara,” tandas mantan Camat Kuta Utara dengan nada jenaka. *rat

Komentar