nusabali

Sesolahan Sandhya Githa 'Nawa Ruci' akan Buka Bulan Bahasa Bali ke-5 Tahun 2023

Digelar Sebulan, Padukan Kemasan Masa Lalu dan Kekinian

  • www.nusabali.com-sesolahan-sandhya-githa-nawa-ruci-akan-buka-bulan-bahasa-bali-ke-5-tahun-2023
  • www.nusabali.com-sesolahan-sandhya-githa-nawa-ruci-akan-buka-bulan-bahasa-bali-ke-5-tahun-2023
  • www.nusabali.com-sesolahan-sandhya-githa-nawa-ruci-akan-buka-bulan-bahasa-bali-ke-5-tahun-2023

Dalam sesolahan Sandya Githa ini, Kokar mengangkat kehidupan sarwa prani, semua kehidupan di laut karena di sana tempat peleburan juga penyucian.

DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster akan membuka Bulan Bahasa Bali (BBB) ke-5 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center) Denpasar, Rabu (1/2) pagi pukul 09.00 Wita. Pembukaan hajatan sastra dan budaya Bali ini dikemas melalui prosesi Sesolahan (pergelaran) Sandhya Githa 'Nawa Ruci' oleh Sanggar Seni Kokar Bali.

Bulan Bahasa Bali tahun 2023 mengusung tema 'Segara Kerthi: Campuhan Urip Sarwa Prani' yang dimaknai sebagai altar pemuliaan bahasa, aksara, dan sastra Bali untuk memaknai laut sebagai awal dan akhir kehidupan segenap makhluk.

Prosesi sesolahan sandhya githa yang mengangkat judul 'Nawa Ruci' juga berangkat dari tema BBB ke-5 tersebut. Sesolahan sandya githa ini dikemas lebih atraktif dan menarik. Konsepnya sandya githa, tetapi dalam pengemasannya mirip dengan sendratari. Meski demikian, porsi gerak tari lebih sedikit, karena harus menggunakan vokal atau suara dan menonjolkan sastra. Pola gerak dikembangkan pada posisi diam, lalu diikuti dengan bernyanyi.

“Sandya githa ini lebih banyak dikreasikan, namun tetap berpedoman pada tema ‘Segara Kerthi’,” ucap Ketua Sanggar Seni Kokar Bali, Ketut Darya di sela-sela gladi pembukaan BBB ke-5, Selasa (31/1). Dalam garapan ini, Kokar mengangkat kehidupan sarwa prani, semua kehidupan di laut karena di sana tempat peleburan juga penyucian. Terbentuknya alam dan manusia dari unsur panca maha bhuta, sehingga pesan yang disampaikan manusia hendaknya menyayangi laut, karena berkontribusi besar pada manusia.  “Laut, tempat pemarisuda dan amerta itu ada di laut, maka sayangi laut,” sebut Darya.

Selama sebulan penuh BBB ke-5 menyajikan enam kegiatan pokok, yaitu Krialoka (Workshop), Widya Tula (Seminar), Wimbakara (Lomba), Sesolahan (Pergelaran), Reka Aksara (Pameran), dan Penganugerahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada dua tokoh khususnya di bidang sastra Bali.

“Ikon yang paling menarik dalam ajang BBB kali ini adalah penyajian masa lalu dan kekinian,” kata Kepala Bidang Sejarah dan Dokumentasi Kebudayaan Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali, Anak Agung Ngurah Bagawinata. Ngurah Bagawinata menjelaskan, topik yang menarik itu, yakni masa lalu yang menghadirkan nyurat lontar dengan pengrupak di atas lontar. Sedangkan yang baru, yakni lompatan teknologi dengan keyboard aksara Bali. Masa lalu dan masa kini ini akan digelar secara berdampingan.

“Bapak Gubernur akan meninjau kegiatan masa lalu yang diterapkan oleh lelangit leluhur kita berkaitan dengan penglimbakan bahasa dan aksara Bali, begitu juga dengan teknik teknologi. Ini sudah dibuat oleh anak-anak bangsa, anak-anak krama Bali berupa keyboard aksara Bali,” ujarnya. Festival nyurat lontar dan mengetik Bahasa Bali ini memang menjadi hal baru. Gubernur Bali akan menyaksikan festival nyurat lontar dengan pengrupak setelah pembukaan BBB ke-5. Kemudian meninjau pengetikan Bahasa Bali dengan keyboard, dan meninjau Reka Aksara (Pameran) BBB ke-5.

“Masyarakat Bali bisa menyaksikan perhelatan sastra dan budaya ini melalui link YouTube Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan disiarkan secara live di Bali TV, dan bisa menonton langsung ke Taman Budaya (Art Center) Provinsi Bali yang digelar sebulan penuh,” ajak Ngurah Bagawinata. *cr78

Komentar