nusabali

GP Ansor Buleleng Tolak Politik Identitas

Kirab Panji 100 Tahun NU

  • www.nusabali.com-gp-ansor-buleleng-tolak-politik-identitas

SINGARAJA, NusaBali
Ratusan umat muslim di Kabupaten Buleleng semarakkan Kirab Panji 100 Tahun Nahdlatul Ulama (NU).

Kirab panji dilakukan sejauh 100 kilometer selama dua hari, Sabtu (28/1) sampai Minggu (29/1). Pawai dan parade budaya dimulai dari Kecamatan Gerokgak menuju Kota Singaraja dan finish di Masjid Nurul Huda Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng.

Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Buleleng Abdul Karim Abraham di sela-sela kirab dan pawai budaya Sabtu (28/1) kemarin mengatakan peringatan 100 tahun NU merupakan wujud syukur kepada Tuhan karena sudah memasuki usia yang sangat tua. Rangkaian kegiatan juga mengkampanyekan keberadaan Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar sangat moderat karena campur tangan NU.  

"Di Buleleng juga NU berdiri sejak 1954, tentu sudah terlibat banyak dalam situasi menjaga kondusifitas dan berkontribusi melawan perpecahan. Seperti situasi sulit zaman PKI yabg pada intinya kami ikut menjaga kesatuan bangsa, " Jelas Abdul Karim.

Semangat itu pun disebutnya masih tetap diyakini pada Pemilu 2024 mendatang. Secara tegas NU Buleleng akan meneruskan amanah NU pusat untuk tidak menolak politik identitas. "Siapapun dia kalaupun agama lain, kelompok lain, kalau memang berkualitas silakan didukung. Sebenarnya isu SARA tidak hanya soal agama tetapi suku, kelompok dan yang lainnya. Kami menginginkan politik ke depannya tidak gunakan isu identitas. Karena itu tidak bagus bisa memecah bangsa, " ungkap dia.

Sementara itu dalam Kirab Panji 100 Tahun NU,  hari kedua dilanjutkan dengan tahlil akbar dan pengibaran bendera NU berukuran jumbo di Masjid Nurul Huda Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng.

Kirab Panji 100 Tahun NU dilepas langsung Kepala Kantor Agama Buleleng Made Subawa. Dia mengatakan keberadaan NU di Buleleng sangat mendukung program moderasi beragama,  toleransi beragama, menjaga NKRI sebagai cikal kerukunan antar umat.

Bertambahnya usia NU disebutnya memiliki perjalanan dan sejarah yang bisa diteladani generasi muda. "Perayaan tidak hanya menyehatkan fisik tetapi nilai yang terkandung di dalamnya harus dimaknai, " kata Subawa. *k23

Komentar