nusabali

Protein Hewani Cegah Stunting

  • www.nusabali.com-protein-hewani-cegah-stunting

DENPASAR, NusaBali
Hari Gizi Nasional 2023 menjadi momentum mengingatkan peran asupan protein hewani yang cukup dalam mencegah stunting.

Ada bukti kuat hubungan antara stunting dan kecukupan konsumsi pangan hewani pada balita usia 6-23 bulan.  Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Bali Dr I Putu Suiraoka SST MKes, menjelaskan protein hewani dinilai efektif dalam mencegah anak mengalami stunting. Pangan hewani mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein dan vitamin yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan.

Protein hewani memiliki keunikan dan manfaat yang sebagian besar sulit didapatkan oleh bahan pangan lain, misalnya asam amino, jenis vitamin dan mineral tertentu, dan asam lemak. Keunikan pangan hewani lainnya adalah membentuk hormon dan tulang, tulang keras (rawan), karena kaya akan kolagen dari asam amino, lemak, dan energi.

“Harus memperhatikan dan wajib memenuhi porsi protein hewani pada masa tumbuh kembang balita. Namun prinsipnya harus tetap dengan gizi seimbang,” ujar Suiraoka kepada NusaBali, Rabu (25/1).

Dia mengatakan, penyebab utama permasalahan gizi adalah asupan gizi yang tidak optimal dan infeksi berulang. Studi menyatakan bahwa ada bukti kuat hubungan antara stunting dan konsumsi pangan hewani pada balita 6-23 bulan, seperti susu/produk olahannya, daging/ikan, dan telur.

Akademisi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Denpasar ini menambahkan, penelitian juga menunjukkan konsumsi pangan berasal dari protein hewani lebih dari satu jenis lebih menguntungkan daripada konsumsi satu jenis pangan hewani.

Menurutnya pangan mengandung protein hewani tidak harus selalu mahal. Salah satunya dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk memelihara ayam untuk mendapatkan telur dan dagingnya.

“Atau membuat kolam lele dengan ember atau yang lainnya sebagai sumber protein hewani rumah tangga,” imbuhnya.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali Ni Luh Gede Sukardiasih, mengatakan sumber protein hewani yang tidak mahal adalah telur dan ikan. Dia berharap masyarakat membudayakan makan ikan atau minimal ada telur dalam konsumsi sehari-harinya.

“Kenyataan anak-anak sekarang tidak suka telur atau ikan karena tidak dibiasakan pemberiannya mulai dari MPASI usia bayi di atas 6 bulan. Anak-anak dan remaja sekarang lebih suka makan makanan fast food yang notabene lebih banyak lemaknya daripada proteinnya,” ucap mantan Wakil Direktur RSUD Tabanan ini.

Dia menyebut BKKBN telah berusaha memberikan edukasi dan promosi kepada masyarakat terkait pentingnya konsumsi protein hewani. Pihaknya juga melakukan advokasi kepada multipihak (pentaheliks) agar dalam memberikan bantuan sembako/pangan lebih mengutamakan unsur protein hewani yang akan berperan penting dalam pencegahan stunting. Komunikasi informasi edukasi (KIE) secara terus menerus dilakukan melalui semua media dan secara langsung oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).

“Perlu penyuluhan lebih intensif di semua kelompok kegiatan seperti Bina Keluarga Balita, BKR, Posyandu, dan juga di sekolah-sekolah dalam promkes (promosi kesehatan) pola hidup sehat termasuk tentang gizi seimbang,” ujar Sukardiasih.

Hari Gizi Nasional 2023 mengambil tema ‘Protein Hewani Cegah Stunting’. Protein hewani, seperti susu, daging-dagingan, aneka ikan, dan telur, jadi pembahasan utama di tahun ini karena telah terbukti mempunyai korelasi positif untuk menurunkan risiko stunting atau kekurangan gizi kronis. *cr78

Komentar