nusabali

Vihara Dharmayana Kuta Gelar Tradisi Tolak Bala

Dilangsungkan Sehari Sebelum Tahun Baru Imlek 2574

  • www.nusabali.com-vihara-dharmayana-kuta-gelar-tradisi-tolak-bala

MANGUPURA, NusaBali.com – Sehari sebelum Tahun Baru Imlek 2574 yang jatuh pada Minggu (22/1/2023), Vihara Dharmayana Kuta menggelar persembahyangan tutup Tahun Imlek 2574, peralihan dari tahun Macan Air menjadi Kelinci Air. Kegiatan ini juga dilangsungkan ritual Tolak Bala di pertigaan dan di perempatan Jalan Raya Kuta dengan kirab Liong dan Barongsai pada Sabtu (21/1/2023) sore.

“Tolak bala ini merupakan persembahyangan untuk berbagi kebahagiaan kepada makhluk yang tidak beruntung, atau istilah Balinya seperti macaru. Yang mana besok saat Tahun Baru Imlek 2574 bisa kita laksanakan dengan penuh suka cita,” ujar Penanggung jawab Vihara Darmayana Kuta, Adi Dharmaja Kusuma ditemui di sela-sela kegiatan pada Sabtu (21/1/2023) sore.

Gelaran yang berlangsung sekitar pukul 17.00 Wita diawali dengan sejumlah umat membawa umbul-umbul dan kemudian dilakukan persembahyangan yang diikuti oleh sejumlah umat. 

Selesai melakukan persembahyangan, satu orang akan memukul alat musik tambur kemudian disusul oleh 2 liong berwarna hijau dan kuning yang dibawakan oleh sejumlah pemuda keluar dari dalam vihara. 

Tak hanya 2 liong saja, namun disusul pula dengan 5 barongsai berwarna putih 2 barongsai, dan sisanya berwarna hitam, kuning, dan merah. 

Setelah itu dilanjutkan dengan prosesi kirab Barongsai dan Liong yang diarak seputar wilayah vihara sebagai upacara tolak bala melalui Jalan Blambangan, Kalianget, Raya Kuta, dan kembali ke Vihara Dharmayana Kuta di Jalan Blambangan.

“Barongsai dan Liong di artikan oleh warga Tionghoa bisa menetralisir hal-hal yang negatif,” tambahnya.

Terlihat selama kirab Barongsai dan Liong, para Barongsai mengambil angpao yang digantung di depan rumah warga Tionghoa yang tinggal dekat dengan Vihara Dharmayana Kuta. Makna angpao-angpao tersebut, kata Adi Dharmaja disimbolkan sebagai berbagi kebahagiaan. Sementara Barongsai dan Liong diyakini bisa menetralisir hal-hal negatif.

“Hari ini merupakan persembahyangan tutup tahun. Maknanya kita mengucap syukur, berterima kasih, dan memohon maaf atas apa yang sudah berjalan selama satu tahun ini. Dan besok adalah upacara Imleknya, perubahan dari tahun 2573 ke tahun 2574 di Shio Kelinci  Air dan besok diharapkan tercapainya harapan-harapan baru,” tuturnya.   

Setelah mengitari wilayah seputar vihara, Liong dan Barongsai mengakhiri ritual tolak bala dengan melakukan tarian di depan vihara sebelum rangkaian persembahyangan selesai sekitar pukul 17.45 Wita.

Antusias warga dikatakan Adi sangat luar biasa. Pria berkumis tipis ini memperkirakan banyak umat yang datang sekitar 300 lebih umat dan ditambah oleh warga sekitar yang ikut berbaur melihat ritual tolak bala ini. Sehingga soal keamanan, pihaknya dibantu oleh pihak kelurahan, desa, Polsek Kuta dan Koramil Kuta.

Akulturasi budaya pun terlihat jelas selama gelaran ritual tolak bala. Sejumlah umat wanita sebagian besar mengenakan pakaian adat bali berwarna dominan merah dan sarana persembahyangan pun terlihat menggunakan canang. 

“Akulturasi budaya yang sudah terjadi di vihara ini sudah sejak lama saat berdirinya vihara ini di tahun 1750. Jadi akulturasinya sangat kental sekali apa lagi warga Tionghoa di sini mengambil saudara-saudara Hindu Bali hampir 80 persen. Termasuk yang melakukan persembahyangan menggunakan pakaian adat,” tambahnya.

Sementara persembahyangan Tahun Baru Imlek di Vihara Dharmayana Kuta dimulai pada Minggu (22/1/2022) tepat pukul 00.00 Wita sampai 24.00 Wita. Saat itu dilaksanakan persembahyangan kepada Para Bodhisatva – Mahasatva atau Kongco yang di puja di Vihara Dharmayana Kuta dan di malam harinya pada pukul 19.00 Wita akan dipentaskan berbagai kesenian seperti wushu, Liong, dan Barongsai di vihara.

“Persembahyangan tersebut bermakna menetralisir hal-hal yang negatif dan saat itu Vihara Dharmayana Kuta sudah buka pada pukul 00.00 Wita-24.00 Wita,” pungkasnya. *ris

Komentar