nusabali

Bendungan Tamblang Mulai Proses Pengisian

Bendungan Inti Aspal Pertama di Asia Tenggara

  • www.nusabali.com-bendungan-tamblang-mulai-proses-pengisian

SINGARAJA, NusaBali
Proses pengisian Bendungan Tamblang yang berlokasi di perbatasan 4 desa, yakni Desa Bebetin, Desa Sawan di Kecamatan Sawan dan Desa Bila dan Desa Bontihing di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng mulai dilakukan, Jumat (20/1) siang.

Pengisian area genangan bendungan pun dimulai bertepatan dengan Hari Suci Siwaratri pada Sukra Umanis Langkir kemarin yang diyakini sebagai hari baik. Diperkirakan untuk pengisian penuh area genangan diperlukan waktu kurang lebih 20 hari.

Pintu air yang dibangun di sisi timur bendungan ditutup penuh. Sehingga aliran Sungai Aya yang sebelumnya dialihkan ke terowongan pengelak, mengalir ke area genangan bendungan. Setiap harinya diperkirakan pengisian bendungan dengan luas genangan 358.585 meter persegi setinggi 1,5 meter. Sehingga jika area genangan dengan total tinggi bendungan 68 meter akan dapat menampung air sebanyak 5,1 juta meter kubik.

Kepala Satuan Kerja Bendungan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, I Komang Gede Putera Antara ditemui, Jumat kemarin mengatakan dalam proses pengisian bendungan juga melibatkan Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng. Mereka dilibatkan untuk melakukan pengecekan dan pengujian tekanan air pada pintu bendungan (intake) sebelum dilakukan pengisian. “Sebelum proses pengisian, kami lakukan persiapan matang, ada beberapa alat dan komponen yang harus dicek terlebih dahulu. Termasuk penyemprotan pintu bendungan dengan air bertekanan keras sebelum ditutup, sehingga kami meminta bantuan Damkar Buleleng. Karena lumayan juga pintu bendungan itu beratnya 3 ton, persiapan teknisnya harus sangat matang,” ungkap Putera Antara didampingi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan II SNVT Pembangunan Bendungan BWS Bali-Penida Wayan Andi Frederich Gunawan.

Dia pun menjamin selama pengisian bendungan tidak akan mengganggu ketersediaan aliran air untuk Daerah Irigasi (DI) Bulian dan DI Bungkulan, yang sumber airnya dari Sungai Aya. BWS Bali-Penida sudah memasang pipa bottom outlet untuk mengalirkan air 1,1 meter kubik per detik untuk mengairi 588 hektare lahan pertanian.

Putera Antara menyebut dalam proses pengisian bendungan, akan dilaksanakan pengawasan dan pemantauan ketat terkait perilaku tubuh bendungan. Sejumlah instrumen alat pemantau perilaku tubuh bendungan pun sudah ditanam di beberapa titik. “Kami sudah siapkan ruang kontrol untuk memantau perilaku tubuh bendungan apakah ada pergeseran, penurunan, rembesan atau hal lain di luar dugaan seperti gempa bumi dan bencana alam lain,” imbuh dia.

Selanjutnya hasil pencatatan instrumen itu akan dipakai sebagai kelengkapan dalam pengajuan operasional bendungan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kelayakan dan keamanan bendungan untuk dioperasikan akan ditentukan oleh Komisi Keamanan Bendungan (KKB). Jika sudah dinyatakan aman, izin operasi baru akan diterbitkan Menteri PUPR.

Untuk mendapatkan izin operasi ini diperlukan waktu paling cepat 4-5 bulan. Namun Bendungan Tamblang dipastikan sudah bisa beroperasi dan dimanfaatkan untuk irigasi dan air baku di tahun ini. Sementara itu mega proyek Bendungan Tamblang yang menelan anggaran Rp 840 miliar dan yang dimulai sejak 2019 lalu, diharapkan ke depannya menjadi bendungan percontohan yang menggunakan teknologi inti aspal. Saat ini Bendungan Tamblang merupakan bendungan inti aspal pertama di Asia Tenggara. Penyedia proyek bersama BWS Bali Penida pun melakukan banyak modifikasi dan inovasi teknologi untuk menerapkan teknologi ini. Dalam proyek ini juga sempat melibatkan tenaga ahli dari Norwegia dan China, serta Supervisor dari Filipina.

Namun dari beberapa sarana utama dan peralatan serta teknologi yang diperlukan dibuat di Indonesia. PPK Bendungan Wayan Andi mencontohkan, aspal yang digunakan sebagai bahan kedap di inti bendungan yang seharusnya menggunakan aspal dari luar negeri dipakai produk dalam negeri dari Pertamina. Alat-alat yang digunakan di luar negeri, banyak berteknologi canggih. Namun BWS dengan rekanan memutuskan membuat teknologi itu.

Seperti Asphalt Finisher yang biasa digunakan untuk pengaspalan jalan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan sesuai pedoman inti aspal. “Alat tes inti aspal yang hanya ada 1 di Norwegia juga kami buat di Indonesia, karena keterbatasan anggaran. Alat itu dibuat di Bandung, Jawa Barat. Inovasi yang dilakukan untuk bendungan ini sangat besar, sehingga harapan kami bisa berjalan lancar dan aman serta bisa menjadi percontohan bendungan dengan teknologi inti aspal,” jelas Wayan Andi.

Kelebihan teknologi inti aspal yang diterapkan di Bendungan Tamblang disebutnya lebih efisien jika dibandingkan dengan bendungan tipe urugan yang membutuhkan anggaran materi urugan cukup besar. Selain itu teknologi inti aspal memiliki kelebihan lebih kedap dan anti bocor. *k23

Komentar