nusabali

Fasilitas di Pura Besakih Siap Dioperasionalkan

Penataan Kawasan Pura Agung Besakih Ditarget Tuntas Awal Februari 2023

  • www.nusabali.com-fasilitas-di-pura-besakih-siap-dioperasionalkan
  • www.nusabali.com-fasilitas-di-pura-besakih-siap-dioperasionalkan

Fasilitas yang siap dioperasionalkan adalah tempat parkir, toilet, kios-kios, wantilan, sekolah dasar, kantor desa, puskesmas, bangunan UMKM, serta ruang audio visual dengan 115 unit kursi.

DENPASAR, NusaBali

Proyek Penataan Kawasan Pura Agung Besakih di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, ditarget tuntas paling lambat awal Februari 2023. Saat ini terdapat sembilan fasilitas baru penunjang operasional yang siap beroperasi.

Hal itu terungkap saat Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) melaksanakan kunjungan kerja meninjau Proyek Penataan Kawasan Pura Agung Besakih serta pembangunan Pusat Kebudayaan Bali (PKB) di Gunaksa, Klungkung pada Jumat (13/1) siang.

Saat menerima kunjungan kerja Wagub Cok Ace, Pimpinan Proyek Penataan Kawasan Pura Agung Besakih Fajar Titiono, mengatakan proyek tersebut ditarget tuntas setidaknya awal Februari 2023.

“Pekerjaan yang belum selesai akan tuntas akhir Januari atau paling lambat awal Februari 2023. Kami harap pembangunan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang ingin bersembahyang dan sekitar khususnya,” kata Fajar.
Saat ini, proyek penataannya tinggal tahap akhir pada pembuatan hiasan relief.

“Sekarang semuanya sudah bisa difungsikan dengan baik, hanya beberapa yang masih dikerjakan, yakni Pergola, Taman Padma Bhuana, dan beberapa titik relief di area Bencingah, yang dikerjakan oleh rekan seniman yang tentu membutuhkan ketelitian tersendiri,” kata Fajar.

Fajar berharap dengan adanya penataan ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang umumnya muncul saat upacara peribadatan, atau pada masa puncak kedatangan wisatawan.

Adapun fasilitas yang dibangun dalam proses penataan Pura Agung Besakih di antaranya fasilitas gedung parkir dan fasilitas pendukung seperti 80 unit toilet di gedung parkir dan 26 toilet di kawasan kios.

Untuk mengatasi kemacetan ketika masyarakat melakukan persembahyangan dan turis datang untuk berwisata, Fajar menata gedung parkir hingga bertingkat terdiri dari empat lantai.

“Gedung parkir yang ada di dua area akan menampung 3.288 unit sepeda motor, 5.738 mobil, serta 187 unit bus ukuran sedang. Proses ini juga untuk melancarkan sirkulasi kendaraan, kepadatan, dan menambah kenyamanan,” ucap Fajar.

Fasilitas lainnya juga dibangun, seperti kios-kios, wantilan, sekolah dasar, kantor desa, puskesmas, bangunan UMKM, serta ruang audio visual untuk memutar sejarah kawasan Besakih dengan kapasitas 115 unit kursi.

Mendengar hal tersebut, Wagub Cok Ace menyambut gembira lantaran penataan Pura Agung Besakih akan segera rampung.

”Saya lihat dan meninjau langsung progres dan kualitas pekerjaan, nyaris sudah selesai semua. Hanya menggarisbawahi beberapa titik yang dihiasi relief masih harus mengejar target agar selesai tepat waktu,” tandas Wagub Cok Ace didampingi Kepala Dinas PUPR Provinsi Bali Nusakti Yasa Wedha.

Dalam kunjungannya bersama pelaku pariwisata dan perguruan tinggi ke Karangasem, Wagub Cok Ace menyampaikan arahan agar proses pembuatan relief dipantau terus hingga akhir, sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan berkualitas.

“Hari ini saya juga mengajak teman-teman dari kalangan perguruan tinggi dan kalangan pariwisata. Karena beliau-beliau ini yang akan jadi pengguna di sektor pariwisatanya,” ujar Wagub Cok Ace.

Selain memantau proyek pembangunan pura tersebut, orang nomor dua di Pemprov Bali itu juga mendatangi pembangunan kawasan Pusat Kebudayaan Bali (PKB) di Gunaksa, Klungkung.

Wagub Cok Ace menyebut proyek itu telah berlangsung dari proses pembebasan lahan dan pematangan lahan dengan anggaran Rp 1,5 triliun yang telah selesai Desember 2022.

“Progresnya akan dilanjutkan pembangunan fisik pada zona inti dengan anggaran sekitar Rp 1 triliun mulai tahun 2023,” ujarnya.

Nantinya, di kawasan Pusat Kebudayaan Bali akan dibangun zona inti dengan diisi 15 fasilitas pentas seni tradisi dan seni modern; 12 museum tematik; auditorium Bung Karno; desa difabel; Bali international convention center; Bali exhibition center; pusat promosi ekspor; fasilitas pariwisata; pelabuhan marina; dan taman rekreasi ekologis.

“Termasuk panggung terbuka utama dengan kapasitas 15 ribu orang. Ada pula panggung terbuka madya dengan kapasitas 4.000 orang dan panggung terbuka lain untuk kapasitas 3.000 sampai 3.500 orang,” ungkap Wagub Cok Ace.

Di zona penunjang ada areal untuk hotel, apartemen, dan fasilitas usaha pariwisata. Sedangkan zona penyangga memiliki hutan dan taman ekologis tematik seluas sekitar 70-90 hektare. *nat

Komentar