nusabali

Pesan King Kobra untuk Pentas di TPB Margarana

  • www.nusabali.com-pesan-king-kobra-untuk-pentas-di-tpb-margarana

Guru Bahasa Bali SMPN 2 Tabanan, Ni Putu Astridayanti, 31, dikenal dengan julukan Ratu Ular.

Mengenal Ni Putu Astridayanti yang Dijuluki Ratu Ular


TABANAN, NusaBali
Julukan itu dialamatkan kepadanya ketika warga Banjar Kelaci, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Tabanan ini aktif sebagai penari ular sejak tahun 2008. Teman menarinya adalah ular phyton dan ular sanca. Namun sekarang ia ingin menari bersama King Kobra.

Ratu Ular ingin pentas bersama King Kobra saat perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus di Taman Pujaan Bangsa (TPB) Margarana. “Saya sudah pesan King Kobra di Jawa Timur,” ungkap Ratu Ular, Kamis (25/5). Ibu tiga anak ini pilih King Kobra sebagai tandem di panggung bukan lantaran cari sensasi. Namun murni ingin menghibur masyarakat.

Guru Bahasa Bali di SMPN 2 Tabanan ini berharap, King Kobra sepanjang 2,5 meter pesanannya segera datang, minimal bulan Juni sudah di Bali. Sebab ia harus belajar menjinakkan ular mematikan itu. Teknik menjinakkan ular yang dilakukannya dalah dengan menatap mata ular dan menciumnya. “Dua trik ini harus saya pelajari karena. Jika ini sukses, artinya saya berhasil menjinakan hewan berbisa itu,” tutur pemeran sejumlah judul film di televisi lokal ini.

Ratu Ular mengaku punya hobi menjinakkan ular dan memelihara ular. Saat ini koleksinya dua phyton sepanjang 2,5 meter. Alumnus IHDN Denpasar tahun 2009 ini sempat vakum sebagai penari ular pada tahun 2016 saat mengandung putri ketiganya. Setelah putri ketiganya lahir, ia kembali menerima tawaran menari bersama ular di hotel di kawasan Kuta Badung.

Ratu Ular menarik tarif lebih tinggi menari dengan King Kobra karena risikonya tinggi. Jika menari bersama phyton dan sanca, ia biasa menerima bayaran Rp 1,5 juta untuk 20 menit. Saat tampil bersama King Kobra nanti, ia meminta masyarakat menonton dari jarak 10 meter. Selama menjadi penari ular, Astrid hanya pentas di Bali, belum pernah keluar daerah. Ia pun mensyukuri, pentasnya selalu berjalan lancar tanpa insiden terlilit atau tergigit ular.

Ia mengaku sedih karena banyak perempuan tak mau mengikuti jejaknya sebagai penari ular. Saat mencoba mengajak teman menari ular, kebanyakan mengaku takut dan geli. Kalau penari laki-laki sudah banyak mau belajar jinakkan ular. Bahkan Astrid yang berjuluk Ratu Ular lagi buat base camp di Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, untuk belajar menjinakkan dan menari bersama ular. *d

Komentar